Dia lembut.
Berukuran mungil.
Halus. Dan harum.
Dia adalah perwujudan antara diriku dan Ben.
Bayi mungil kami.
Kecil. Tapi mampu membuat aku dan Ben kualahan.
Usianya sudah memasuki satu tahun.
Setelah melewati begitu banyak duka.
Malaikat kecil telah hadir diantara kami.
Adrianna Bennett Jefferson.
Anak dan putri dari kerajaan kecil Jefferson.
Penerus tahta raja Johnson Bennett Jefferson.
"Sampaikapan kau akan mengabaikan suamimu?," kata Ben didaun pintu kamar.
Aku dan Anna bermain-main diatas karpet bulu putih.
Ini sudah lewat jam makan siang tapi waktu terasa begitu cepat jika bersama Anna.
"Aku sangat senang anak perempuan lah yang lahir. Tapi aku juga kecewa jika tau kau akan mengacuhkan ku seperti ini."kata Ben mendekat.
"Pergilah, jika kau benar-benar kecewa," Ben membeku ditempat. Aku memberinya tatapan tajam.
Dia benar-benar membuatku marah. Bagaimana mungkin Ben berkata kecewa kepada malaikat Annaku!
"Oh, Ayolah. My Queen aku hanya bercanda. Mana mungkin aku serius mengatakan itu, lihat dia begitu cantiknya. Seperti titisan Dewi." Katanya mendekat kearah aku dan Anna.
Aku hanya diam lalu kembali menikmati waktuku dengan Anna.
Ben bahkan sudah ada dibelakang Anna.. Memangku nya, aku sangat bersyukur dengan keluarga kecil kami.
"Ben... Kemana nenekku?,"kataku.
Ben berhenti sejenak," Di dapur. Dia menyiapkan makan siang untuk Anna.."kata Ben lalu kembali bermain-main dengan Anna.
Aku mendekat. Memposisikan kepalaku kebahu Ben.
Sesekali ku usap tangan mungil Anna.
"Ben kau tau. Aku sangat bahagia dengan waktu yang kita habiskan bersama. Sampai aku juga merasa takut, apakah suatu hari nanti kebahagiaan ini akan diregut lagi dariku." Kataku sambil tersenyum.
Kurasakan usapan dipipi ku.
"Aku tau. Tapi kau tak perlu khawatir. Selagi kita semua bersama, semuanya akan baik-baik saja. Lagipula kita punya seorang malaikat disisi kita. Benarkan Anna?," Ben mengusap pipiku. Lalu bertanya ke Anna seakan Anna mengerti apa yang ia katakan.
Selama beberapa menit aku dan Ben serta Anna menikmati pemandangan laut didepan sana.
"Aku penasaran, Anna akan secantik apa saat sudah dewasa. Aku tidak sabar menantinya." Kata Ben."Tentu saja dia akan menjadi seorang putri yang cantik. Seperti ibunya." Kataku.
Ben hanya tertawa kecil.
"Ayo kita kebawah. Kau belum makan siang kan? Anna juga kan?," kata Ben bertanya pada ku dan Anna.
Dia menggendong Anna. Kami keluar dari kamar.
Rasanya sangat bahagia. Walaupun begitu banyak duka yang telah kami lewati, tapi aku juga bersyukur bahwa akhir cerita diriku yang awalnya hanya Retisa Arabella.
Menjadi Retisa Arabella Jefferson.
Aku bahagia. Dan sangat bahagia.
💎The End💎
_________3 Juni 2017__________Author POV
👏🐤Hay! Terima kasih dan sampai jumpa.
cerita ini adalah upload pertama, setelah begitu banyak percobaan dan keberanian.
Hanya cerita ini saja yang untuk sementara saya persembahkan kepada seluruh pembaca.
Tanpa banyak bicara lagi, ada suatu hal yang ingin saya sampaikan ✌🐤,
Berikut beberapa pesan penting dari penulis sheriligo:1. Saya meminta maaf kepada seluruh pembaca yang mungkin merasa ada banyak kekurangan dalam penulisan cerita ini baik dari tutur bahasa ataupun EYD yang tidak sesuai. Tapi...
2. Saya akan sangat berteri makasi jika dapat diberi kan komentar di kolom komentar dengan cara yang sesuai, agar kesalahan itu bisa saya atasi. Kemudian...
3. Akan menjadi suatu kehormatan bagi saya selaku penulis/pengarang jika pembaca sekalian mau share, vote dan commat. Terakhir...
4. Saya sangat tidak senang jika ada yang menCopy-Paste cerita karya dan kerja keras saya. Mohon dimaklumi.
Oke Deh!!! Sampai jumpa lain waktu 👋🐤
Next time
⏬⏬⏬⏬⏬⏬Story of:
Secretary Wife IDEAL
KAMU SEDANG MEMBACA
Retisa Arabella [Jefferson] ✔️
Random[COMPLETED] what that you think about distant past? Entahlah. Semuanya terjadi begitu saja. Dan aku tak tahu harus apa. Pujian-pujian itu membawa suka disekilingku, tapi malah berakhir menjadi sebuah duka kala itu. Terus seperti itu. Hingga aku ber...