"Mmm?" Aku rasa ada yang tidak beres.
Lembut. Wanginya menenangkan. Dan kurasa aku sudah terbuai. Bau laut yang segar.
Ini sangat nyaman. Membuatku tak ingin beranjak bangun.
"Yah.. Kurasa menikmati ini sebentar tak masalah." Mataku tak ingin terbuka.
Aku sudah sangat nyaman dimanapun ini.
Yang kutahu. Ini sudah pasti bukan kamar ku. Atau tempat tidurku.
Entahlah. Rasanya...
Tunggu dulu.
Aku membuka mataku cepat. Langsung membelalak kaget.
"Gila! Dimana gue." Jangan-jangan...
Aku membenarkan posisi tidurku yang tengkurap. Jadi terduduk.
Ku kucek perlahan mata ku yang sudah terjaga.
"Yang benar saja! Ini dimana?." Aku langsung berdiri. Bersusah payah berusaha beranjak dari tempat tidur ini.
"Ok Retisa... Tarik nafas.. Keluarkan. Tarik. Keluarkan." Ku coba setenang mungkin.
Ok. Pertama perkenalkan. Nama gue Retisa Arabella. Umur masih remaja... 19 Thn. Dan yah.. Hari ini ulang tahun ku.
Tapi. Aku ini ada dimana?!!!!
"Gila! Btw.. Nih kamar kebagetan keren... Anjir!." Ini serasa kamar seorang Milyuner terkenal.
Bayangkan saja!!! Tempat gue tidur tadi besar banget!
Norak gue.. Biarin Aja. Siapa sih yang enggak Nora kalau liat tempat ini.
"Mantap banget! Pemandangannya!." Aku sekarang Dibalkon. Pintunya menuju balkon dari kaca.
Di depanku langsung disuguhkan pemandangan lautan. Keliatan banget klo bumi itu bulat.
"Aduh! Lupa gue. Ini kan ceritanya gue lagi diculik." Yah perlahan aku berjalan keluar kamar.
Ah Disana ada pintu.
Bukan-bukan ini pintu kamar mandi.
"Gila! Besar banget! Ini Permandian kayaknya Deh."Mungkin itu pintunya.
"Gila-gila!! Ini Mall kali yah.. Banyak banget baju-baju bermerek. Sepatu. Ah pengen jadi pencuri gue rasanya."
Tapi itu bukan gayaku.Sebaiknya aku bergegas Deh. Ini pintu terakhir diruangan ini. Dan lumayan besar juga untuk ukuran pintu kamar.
"Wow!! Ini bukan rumah lagi. Ini istana!." Nggak habis pikir gue. Mimpi apa aku semalam. Sampe bisa tiba dirumah besar mewah ini. Masih ingat kan Filem bioskop yang cerita Princess.
Seperti itulah bentuk rumah ini. Tapi rumah istananya ala jaman moderen.
Nah sekarang gue mungkin lagi syuting.
Tapi ini nyata!!!
"Emm... Lagi ngapain kamu disini?." Suaranya adem baget. Suara cowok. Tapi dimana yah.?
Aku mencari-cari sosok itu. Dan..
Itu dia."keren!!! Lu pangeran dari negeri mana? Kok muka lo Perfek banget?." {liat gambar cowok remaja di mulmed atas}
"Gue tanya... Lagi ngapai kamu?."
Dia mendekat.
Ternyata ada juga cowok yang lebih tinggi dari gue.
Biasanya nih. Kebanyakan dari mereka itu setara atau bahkan lebih pendek dari tinggi ku yang mencapai 176cm.
"Eh... Maaf pangeran. Aku juga nggak tau. Pas udah bangun. Tau-tuanya sudah ada disini. Kok bisa yah?."
"Cih. Mana gue tau. Lagipula apa lo nggak punya baju lain apa? Masa iya pake handuk doang. Emang nggak dingin?."
"HAH??!!." Perlahan aku menunduk.
Handuk?
Hanya pake handuk???
"B-boleh nggak lo dipinjamim. Kaos lo?." Tanyak ku. Dengan canggung.
Dia malah terus-terusan menatapku.
"Hello? Apa seindah itu badan gue Dimata lo?." Aku emang nggak punya malu.
Miris emang. Tapi yah. Gini-gini apa yang aku bilang benar kok. Tubuhku memang body goal banget. Jika seukuran anak remaja normal.
Nggak heran. Dan udah biasa gue dipandang gitu.
"Enggak. Gue cuman mastiin. Apa lo lagi sakit jiwa?."
"Maksud lo apaan?."
"Mana mau gue minjamin lo baju. Mending lo keluar Deh. Dari pada nanti gue dapat masalah."
Gila nih cowok. Dingin banget. "Yasudah". Benar juga apa katanya.
Aku pergi meninggalkannya secuek mungkin. Dia juga kan cuek gitu.
Yah sudah. Daripada gue ribut dengan cowok pengeran yang rese ini.
Aku langsung pergi. Menuruni tangga yang luar biasa besar dan panjang ini.
Untuk saat ini. Mungkin aku akan pulang. Tapi...
Saat sampai dibawah dan berhadapan dengan pintu ini.
Lalu pintunya terbuka otomatis.
Yang gue liat.
Ini bukan Di Indonesiakan yah?
Kok pemandangannya. Rada-rada beda banget.
Dan kenapa banyak banget orang disini.
Semua menatapku bingung. Kalau dilihat-lihat, semuanya. Pakai baju pesta megah gitu.
Tapi. "Sebenarnya apa yang terjadi?"
Aku bertanya dan sedetik kemudian orang-orang yang tampak kaya di depanku berbisik-bisik. Dan entah apa yang mereka bicarakan.
Aku memang aneh? atau memang ada yang memeluk perutku dari belakang?
"Ah maaf. Calon istri saya belum siap, makanya dia berpenampilan gini."
"Hah? Calo-...." Belum juga gue komentar. Dia Udah main tutup tutup mulut gue segala. si tampan cuek. Bermuka Pangeran busuk.
"Selamat datang di kediaman Kami. Sambil menunggu tamu-tamu yang lain, silahkan masuk dulu." Kata cowok yang masih setia meluk gue.
Saat semua orang-yang mungkin tamunya masuk. Gue langsung injak kakinya.
"Calon dari mana?! Sebenarnya ini dimana sih!!!." Aku berteriak mengabaikan dia yang meringis kesakitan
"Sorry.. Untuk sementara. Bantu gue dulu. Soalnya ini juga salah lo. Yang tiba-tiba nyambut para tamu dengan hanya Makai handuk." Ucapnya cuek bebek.
Gila. Apasih yang sebenarnya terjadi.
"Akhhhh!!!! Tau Deh. Pusing gue!!!.""Mau Kemana kamu?."kata pemuda seperti pangeran itu.
"Ke laut."kataku cuek.
"Ya sudah. Aku ikut."katanya mengekoriku dari belakang.
"Terserah."kataku beranjak meninggalkan rumah bak istana itu, menuju pantai.
Original Story By;
Sheriligo
KAMU SEDANG MEMBACA
Retisa Arabella [Jefferson] ✔️
Sonstiges[COMPLETED] what that you think about distant past? Entahlah. Semuanya terjadi begitu saja. Dan aku tak tahu harus apa. Pujian-pujian itu membawa suka disekilingku, tapi malah berakhir menjadi sebuah duka kala itu. Terus seperti itu. Hingga aku ber...