[COMPLETED] what that you think about distant past?
Entahlah. Semuanya terjadi begitu saja. Dan aku tak tahu harus apa. Pujian-pujian itu membawa suka disekilingku, tapi malah berakhir menjadi sebuah duka kala itu. Terus seperti itu. Hingga aku ber...
Ok. Pertama perkenalkan. Nama gue Retisa Arabella. Umur masih remaja... 19 Thn. Dan yah.. Hari ini ulang tahun ku.
Tapi. Aku ini ada dimana?!!!!
"Gila! Btw.. Nih kamar kebagetan keren... Anjir!." Ini serasa kamar seorang Milyuner terkenal.
Bayangkan saja!!! Tempat gue tidur tadi besar banget!
Norak gue.. Biarin Aja. Siapa sih yang enggak Nora kalau liat tempat ini.
"Mantap banget! Pemandangannya!." Aku sekarang Dibalkon. Pintunya menuju balkon dari kaca.
Di depanku langsung disuguhkan pemandangan lautan. Keliatan banget klo bumi itu bulat.
"Aduh! Lupa gue. Ini kan ceritanya gue lagi diculik." Yah perlahan aku berjalan keluar kamar.
Ah Disana ada pintu.
Bukan-bukan ini pintu kamar mandi. "Gila! Besar banget! Ini Permandian kayaknya Deh."
Mungkin itu pintunya. "Gila-gila!! Ini Mall kali yah.. Banyak banget baju-baju bermerek. Sepatu. Ah pengen jadi pencuri gue rasanya." Tapi itu bukan gayaku.
Sebaiknya aku bergegas Deh. Ini pintu terakhir diruangan ini. Dan lumayan besar juga untuk ukuran pintu kamar.
"Wow!! Ini bukan rumah lagi. Ini istana!." Nggak habis pikir gue. Mimpi apa aku semalam. Sampe bisa tiba dirumah besar mewah ini. Masih ingat kan Filem bioskop yang cerita Princess.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti itulah bentuk rumah ini. Tapi rumah istananya ala jaman moderen.
Nah sekarang gue mungkin lagi syuting.
Tapi ini nyata!!!
"Emm... Lagi ngapain kamu disini?." Suaranya adem baget. Suara cowok. Tapi dimana yah.?
Aku mencari-cari sosok itu. Dan..
Itu dia."keren!!! Lu pangeran dari negeri mana? Kok muka lo Perfek banget?." {liat gambar cowok remaja di mulmed atas}
"Gue tanya... Lagi ngapai kamu?."
Dia mendekat.
Ternyata ada juga cowok yang lebih tinggi dari gue.
Biasanya nih. Kebanyakan dari mereka itu setara atau bahkan lebih pendek dari tinggi ku yang mencapai 176cm.
"Eh... Maaf pangeran. Aku juga nggak tau. Pas udah bangun. Tau-tuanya sudah ada disini. Kok bisa yah?."
"Cih. Mana gue tau. Lagipula apa lo nggak punya baju lain apa? Masa iya pake handuk doang. Emang nggak dingin?."
"HAH??!!." Perlahan aku menunduk.
Handuk?
Hanya pake handuk???
"B-boleh nggak lo dipinjamim. Kaos lo?." Tanyak ku. Dengan canggung.
Dia malah terus-terusan menatapku.
"Hello? Apa seindah itu badan gue Dimata lo?." Aku emang nggak punya malu.
Miris emang. Tapi yah. Gini-gini apa yang aku bilang benar kok. Tubuhku memang body goal banget. Jika seukuran anak remaja normal.
Nggak heran. Dan udah biasa gue dipandang gitu.
"Enggak. Gue cuman mastiin. Apa lo lagi sakit jiwa?."
"Maksud lo apaan?."
"Mana mau gue minjamin lo baju. Mending lo keluar Deh. Dari pada nanti gue dapat masalah."
Gila nih cowok. Dingin banget. "Yasudah". Benar juga apa katanya.
Aku pergi meninggalkannya secuek mungkin. Dia juga kan cuek gitu.
Yah sudah. Daripada gue ribut dengan cowok pengeran yang rese ini.
Aku langsung pergi. Menuruni tangga yang luar biasa besar dan panjang ini.
Untuk saat ini. Mungkin aku akan pulang. Tapi...
Saat sampai dibawah dan berhadapan dengan pintu ini.