9 - Ombak

340 25 0
                                    

Pagi ini aku kepantai, karena Ben ingin aku ada saat ia sedang melakukan hoby rutinnya.

Dress dengan motif bunga-bunga berwarna pink. dengan beberapa gelombang-gelombang dibagian bahu melekat dibadanku. Topi piknik juga menghiasi kepalaku. {liat di mulmed}

Sedangkan Ben, dia hanya memakai celana renang pendek olahraganya. Yang bermerek itu.

Yah... Awalnya ia sempat memarahi ku karena memaksa aku harus memakai pakaian renang. pakaian seperti itu pasti akan membuat sebagian tubuhku terekspos dan aku tak suka itu.

Jadi aku marah-marah. Dan dia pun setuju.

Angin disini sangat kencang, tapi sejuk.

Ben ada ditengah air, bermain bersama ombak.

Dan aku hanya memandanginya dari jauh. Dengan mataku yang tak lepas dari badan Ben.

"Wow... Wajah dan tubuh Ben sama-sama memikat hati. Aku heran mengapa aku yang jadi istrinya. Padahal masih banyak wanita cantik diluar sana."gumamku. Bicara sendiri.

Aku duduk diatas pasir putih. Menikmati pemandangan alam dan juga Ben dengan papan seluncur nya.

Lalu entah mengapa sebuah ide terlintas dalam otakku.

"Ben!!," aku berdiri, lalu memanggil Ben untuk mendekat.

"Ben!! Cepatlah!."kataku dengan tidak sabaran.

Ben yang baru saja 10 menit melakukan Sky air, dengan terpaksa menuju ke arahku.

"Ada apa? Apa secepat itu kau merindukanku."kata Ben menggoda ku.

"Bukan begitu. Aku juga ingin mencoba seperti yang kau lakukan tadi."

"Kau ingin melakukan Sky air?."

"Iya! Ajari aku."kataku antusias.

Ide ku ini bagus kan. Dari pada hanya memandanginya. Akan lebih seru jika aku mencobanya.

"Hmm.. Apakau yakin bisa?."katanya tak yakin pada ku.

Aku marah."tentu saja, jika tidak dicoba mana tau. Jika aku tidak berusaha mana bisa. Lagipula kan ada kau yang akan memastikan aku baik-baik saja."kataku berusaha membuat Ben luluh.

Ben tersenyum lebar, ternyata jebakan ku termakan olehnya.

"Baiklah! Tapi kau harus dengarkan apa yang aku katakan. Ok?."tanyanya.

"Ok."kataku lalu ikut bersamanya turun ke air.

Papan selancar bergambar singa itu mengapung di air. Ben menyuruh ku tengkurap diatas papan. Lalu menyuruh ku mendayung maju.

Katanya saat sudah didekat ombak, aku harus menyeimbangkan tubuhku diatas papan. Lalu menikmati goyangan ombak dan angin laut.

Baru juga 4 detik aku menyeimbangkan tubuh. Tiba-tiba ada ombak yang lebih besar.

Aku syok. Dan bingung harus bagai mana. Samar-samar suara Ben terdengar di telingaku. Kemudian ombak Menggelamkan tubuh dan papan seluncur nya.

Aku panik didalam air. Lalu sekeping ingatan menyelusup masuk........

.........."Pangeran lo lihat gue kan! Gue sudah bisa lakuin seperti lo! hebat kan gue!." Kataku.

"Wah kau hebat! Hati-hati dan tetap jaga keseimbangan mu!, ombak lainnya akan datang lagi ke arah mu."kata pangeran ditepi pantai sana.

"Baiklah-baiklah, bisa kok gue! tenang Aja. Mendingan lo diam deh Disana dasar pangeran bebek!." Kataku.

Aku mencoba menyeimbangkan tubuhku dipapan seluncur bergambar singa ini.

Dan aku berhasil! Ternyata ombaknya bersahabat dengan ku.

"Lihat keren kan gue! memang cocok Deh kalau gue itu seorang ratu. Liat Aja nih!."kataku antusias

"Ya!! Kau memang ratu. Kau ratu ku! Kemarilah my Queen, ini sudah siang!."kata pengeran itu berteriak.

"Tunggu bentar. Masih ada ombak lagi nih."kataku.

"Tidak-tidak!! Itu terlalu besar untuk mu! My Queen kemarilah. Awas!!!!."kata pangeran berlari kearah ku.

Dan benar saja. Ombak besar itu membuatku jatuh dari papan seluncur.

Lalu aku diselamatkan oleh pangeran bebek.

"Kau baik-baik saja kan? Apa kau terluka?."kata pengeran bebek sambil menggendong ku menuju tepi pantai.

"Uhuk!uhuk! Pangeran...."aku memuntahkan air, lalu memeluknya.

Aku menagis dipelukan pria yang kusebut pangeran. Dengan jam orange yang selalu ia kenakan...............

Original Story By;
Sheriligo

Retisa Arabella [Jefferson] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang