Kepalaku sangat pusing. Entahlah. aku sudah sangat pasrah. tak ada yang aku ingat.Lalu perlahan aku menangis. Sekujur tubuhku rasanya sangat sakit. Hatiku juga.
Membayangkannya saja membuatku mati rasa.
Perkenalkan. Aku Retisa Arabella seorang pramugari keturunan Korea-Belanda. Tinggal Di Indonesia dan menetap karena suka Aja sama negara itu. Sebab banyak pulaunya. Banyak pantainya. Orang-orangnya ramah.
Dan aku tak tau sekarang ada dimana.
Ku buka mataku perlahan. Aku masih Terisak.
Yang aku takutkan adalah nasib seluruh teman-teman ku dan keluarga yang menaiki pesawat kami.
Rasanya sangat sakit sekali. Aku tak kuasa membayangkannya. Dan sekarang aku terdampar disebuah pulau. Didepan sana hanya ada lampu-lampu yang mungkin dari sebuah rumah berukuran besar. Tapi terlihat tak berpenghuni. Apa ini yang disebut rumah selebriti yang bertriliun-triliun itu.
Entahlah. Posisiku yang tengkurap ini, bukanlah posisi yang patut dibanggakan setelah kejadian tragis itu.
Mungkin istirahat sebentar dapat membuat badanku yang matirasa ini sembuh.
Ini sudah malam. Karena gelap sekali disekitarku.
Ku tutup mataku kembali.
*****
Author POV
Pagi itu. Seorang pria berwajah mulus dengan rambut basah, tubuh terekspos dibagian pinggang keatas. Siapapun kaum hawa yang melihatnya saat ini pasti akan terrangsang. Seperti hari-hari sebelumnya hari ini ia ke pantai sedang melakukan Sky Air dengan papan selancar bergambar singa besar.Dia beradu dengan ombak. Untungnya hanya dia seorang yang ada disini jadi dia bebas melakukan berbagai gayanya di atas ombak.
Sebelum ketepi karena matahari sudah mulai meninggi, artinya hobby nya harus berhenti dan mulai mengeringkan badan.
Namun... Matanya menangkap sesuatu ditepi sana.
"Mengapa banyak sekali sampah-sampah dipulauku?." Ia sedikit kesal bahwa pulau buatan miliknya ini sudah mulai tercemar.
Dia mulai keluar dari air laut itu. Menuju beberapa puing-puing yang entah apa itu.
"Kalau dilihat-lihat ini sepertinya puing-puing pesawat. Apa telah terjadi sesuatu." Ucap pria tampan ini.
Karena ia lumayan tinggi mungkin sekitar 181 cm. Jadi ia harus berjongkok, menyamai posisinya untuk mengamati apa saja yang telah dihempaskan si ombak yang membuat pulaunya jadi tempat sampah.
Dia menangkap sosok wanita dengan mata terpejam.
"Wanita??!, nggak salah liat nih?." Katanya dalam hati. Dia terbelalak.
Semakin mendekati sosok itu agar memastikan penglihatannya tidak salah.
Rambutnya berwarna coklat terang, mungkin agak bergelombang seperti ombak.
"Sangat indah." Gumam pria itu.
Alisnya tegap dan agak tebal.
Rahangnya membuat perpaduan yang sangat pas dengan bibir merekah indah itu.
"Apa dia putri duyung?." Ucap pemuda itu lagi. Menunduk dan melihat bahwa kaki wanita ini sedang tertimpa puing-puing pesawat. Dia mengangkat memindahkan beban yang menindih kaki wanita ini.
"Bahkan kakinya sangat indah..." Ucapnya memperhatikan lekuk tubuh Indah wanita didepannya, baju wanita itu dibalut oleh baju ketat yang mengekspos paha mulus wanita ini, kemudian tak lupa banyak sekali sobekan dibagian lain bajunya. Hanya satu meter kain saja yang bertahan menutup tubuhnya,"Astaga! Apa yang sedang aku lakukan!." Dengan cepat pria itu mengangkat Retisa menuju sebuah mobil yang selalu ia pakai jika sedang mengelilingi pulau bagian pantai.
Dia memangku Retisa. Tangannya memegang kemudi, lengannya di pakai sebagai penyangga kepala Retisa. Dan ia mulai menyalakan mesin mobil VW buggy berwarna merah-orange meninggalkan pantai berpasir putih itu.
Menuju kediaman rumah yang mendominasi bagian tengah pulau, rumah bak istana. Milik pribadi pria itu.
Original Story By;
Sheriligo
KAMU SEDANG MEMBACA
Retisa Arabella [Jefferson] ✔️
Sonstiges[COMPLETED] what that you think about distant past? Entahlah. Semuanya terjadi begitu saja. Dan aku tak tahu harus apa. Pujian-pujian itu membawa suka disekilingku, tapi malah berakhir menjadi sebuah duka kala itu. Terus seperti itu. Hingga aku ber...