Chapter 11

9.1K 637 44
                                    

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Perlahan-lahan lapangan yang masih sepi mulai terisi dengan gerombolan siswa dan siswi yang penasaran akan apa yang terjadi di lapangan.

"Ahh. Sasuke Kun."

"Oh. Neji Kun."

"Awas Sasuke Kun."

"Hiksss Sasuke Kun."

"Hikkss Neji Senpai."

Teriakan histeris para siswi pun tak terelakkan lagi, terutama para fansgirl Sasuke dan Neji. Sampai-sampai beberapa dari mereka ada yang hingga tak sadarkan diri. Sangat berbeda sekali dengan teriakan para siswa yang lebih tepat bersorak bukan melerai.

"Pukul terus Sasuke !"

"Jangan kalah Neji."

"Habisi dia saja Neji."

"Jangan biarkan dia hidup Sasuke."

Peristiwa ini jelas sangat menggemparkan KHS pagi ini. Bagaimana mereka yang dikenal sebagai seorang sahabat, tiba-tiba berkelahi tanpa sebab yang jelas.

"Brengsek kau Sasuke." ucap Neji masih sambil berusaha menyerang Sasuke.

"Hentikan omong kosongmu itu." sahut Sasuke, sambil melayangkan pukulannya ke Neji.

Wajah tampan yang dulu sampai sekarang dipuja-puja kini tak berbentuk sudah. Dengan darah yang sudah menghiasi. Mulai dari pelipis, hidung, pipi, mulut, bahkan tangan pun sudah berlumuran darah.

"Sudah ku bilang untuk tak mempermainkannya bodoh." Neji kembali bersuara

"Dan sudah ku bilang, aku tak mencintainya. Cuih." Namun tanpa gentar, Sasuke membalasnya.

"Kau...."

Emosi yang sudah menyulut pun tak bisa dihindarkan lagi. Dengan penuh luapan emosi, Neji mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melayangkan tinjuannya pada Sasuke.

Buaghh

Tinjuan Neji berhasil tepat mengenai perut Sasuke, menyebabkan tubuh Sasuke yang tak kuat menerima pukulan Neji terhuyung ke belakang.

Namun bukan Sasuke. Jika ia hanya diam saja. Dan dengan emosi yang sama Sasuke melayangkan tinjuan balasan ke perut lalu pipi Neji.

Neji tersungkur pelan ke belakang. Bahkan beberapa fansgirl nya berteriak histeris lalu pingsan.

Meski begitu. Neji tetap bangun lagi, dan menuruti ego nya untuk membalas pukulan Sasuke.

Dengan tangan yang sudah terkepal kuat, Neji sudah berniat untuk melayangkan tinjuannya, namun sebelum itu terjadi, sebuah tangan sudah lebih dulu menahannya, menghentikan semua kegilaan ini.

"Kalian ini sudah dewasa, bukan lagi anak-anak, jadi jangan bersikap seolah kalian ini masih remaja labil." teriak Naruto yang seketika membuat suasana berubah menjadi sepi.

Sebagian besar dari mereka terkagum-kagum dengan perilaku Naruto. Cowok yang biasanya bersikap kelewat bodoh ini, seketika bisa bersikap bijak bahkan dewasa.

"Mereka memang masih remaja labil, Naruto." ucap Sai mengoreksi.

"Menyebalkan." timpal Shikamaru.

Inilah mereka. Lima pangeran KHS, yang biasa disebut-sebut sempurna. Bukan hanya modal wajah tampan, namun prestasi yang sudah tak bisa diragukan lagi.

"Diamlah, ttebayo !!! Biarkan aku menyelesaikan ucapanku dulu." ucap Naruto lagi.

Tanpa di duga. Bukannya mereda, namun pancaran emosi makin memuncak diantara keduanya.

Dan dengan luapan emosi yang masih menjadi, Sasuke pergi meninggalkan kejadihan dengan menghempaskan tangan Sai yang semula memeganginya.

"Eh Teme. Jangan pergi !!!" teriak Naruto.

Tanpa menghiraukan ucapan Naruto, yang meneriakinya. Sasuke terus melangkahkan kakinya cepat dengan raut wajah menahan emosi.

Seketika pandangan disekitarnya langsung tertuju kearah Sasuke berjalan.

Sasuke tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu menolehkan kepalanya ke samping kiri. Terlihat seorang gadis bersurai pink yang kini tengah menatapnya dengan pandangan takut.

"Ikut aku !!!"

Dengan kasar. Sasuke langsung mencengkram tangan Sakura, lalu menyeretnya pergi entah kemana.

Tak lama kemudian. Mereka telah berada di parkiran sekolah. Sasuke membuka pintu mobilnya, mendorong pelan Sakura masuk dan menutup pintunya. Lalu dengan cepat ia berlari ke sisi lainnya dan mulai menjalankan mobilnya.

Tin, Tin, Tin.....

Sasuke mengklakson mobilnya dengan cepat, seketika gerbang sekolah yang semula tertutup rapat, telah terbuka. Semua ini sudah jangan ditanyakan lagi, kekuasaan Uchiha ?

Dengan kecepatan penuh, Sasuke mengendarai mobilnya entah kemana.

Sakura berniat bertanya, namun saat dia menoleh dan menatap wajah tuannya, seketika niatnya langsung surut. Dan alhasil, Sakura memilih diam saja.

Mengingat Sasuke yang mengendarai kecepatan di luar batas. Sekarang mereka telah sampai di sebuah danau.

Sasuke membuka pintu mobilnya, lalu keluar mobil sendiri meninggalkan Sakura yang masih berada di dalam.

Melihat tuannya keluar, Sakura putuskan untuk ikut keluar juga. Ia dibuat terkagum-kagum, dengan pemandangan yang dilihatnya kini. Ia akui danau ini sangat indah, bahkan ia pun tak percaya dapat melihat danau seindah ini. Ia berpikir bagaimana tuannya bisa tahu tempat seindah ini ?

Namun seketika pandangan kagumnya hilang, saat melihat tuannya sedang memukulkan tangannya pada sebuah pohon Sakura di tepi danau.

Bahkan darah yang baru mengucur pun sudah tak kentara lagi, karena dari tadi luka di tangan Sasuke belum di obati maupun di bersihkan sama sekali.

Tanpa berniat melihat pemandangan mengerikan seperti itu. Sakura langsung pergi entah kemana meninggalkan danau.

~★♥★~


Sasuke menghentikan pukulannya. Matanya memincing ke segala arah.

'Dimana dia ?' batin Sasuke bertanya.

"Arrghh." Sasuke kembali memukulkan tangannya lebih keras. Namun hanya sekali, kemudian ia jatuh terduduk.

Ia pandangi danau di depannya. Tangannya terjulur mengambil kerikil-kerikil di sampingnya.

"Brengsek." ucapnya lantang, sambil melemparkan kerikil-kerikil itu kedalam danau.

Sasuke menundukkan kepalanya dalam. Berusaha mengatur emosinya.

"Sasuke Sama." panggil Sakura sambil menyentuh pundak Sasuke.

Sasuke mengangkat kepalanya menatap Sakura.

Melihat respon Sasuke. Sakura akhirnya ikut mendudukkan dirinya tepat disamping Sasuke.

Sakura menolehkan kepalanya menghadap Sasuke. Matanya menelusuri wajah hingga tangan Sasuke.

"Boleh ku obati Sasuke Sama ?" tanya Sakura sambil menatap Sasuke.

Sasuke diam. Lama tatapannya tak beralih dari Sakura.

"Hn." Sakura tersenyum. Ia anggap kata 'hn' ambigu tuannya itu sebagai 'iya'.

Sakura lalu mengambil tangan Sasuke. Ia membersihkan darah di tangan tuannya dengan hati-hati.

Berbeda dengan Sasuke yang masih bergeming, melihat senyuman Sakura. Namun sedetik kemudian, ia ikut menyunggingkan senyum tipisnya juga.

TBC

Maid or GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang