Chapter 16

9.9K 599 33
                                    


Jam istirahat telah berdenting sejak beberapa menit yang lalu, dan seperti sekolah-sekolah lainnya. Kantin sekolah adalah tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para siswa siswi dalam waktu istirahat, maupun jam kosong. Tak terkecuali Sakura dan teman-temannya.

"Kalau dulu, aku belum tahu. Aku sudah pasti kagum padamu Sakura. Kau berangkat dengan pangeran es sekolah. Astaga kau beruntung sekali." ucap Ino bersemangat, yang lalu diangguki oleh Tenten, dan Temari.

Sakura hanya diam, menatap Ino yang semangat berceloteh tentang dirinya, dan Sasuke. Beruntung ? Kurasa aku akan lebih dapat banyak masalah, karena itu !!

Namun Sakura hanya tersenyum kecil untuk menanggapinya.

"Hei, kenapa reaksimu hanya seperti itu. Kalau aku, sudah pasti aku akan berteriak histeris karena aku menjadi satu-satunya gadis yang pernah berangkat bareng Sasuke. Kau tahu kan, Sasuke tak pernah berangkat dengan seorang gadis sekalipun."

Sakura mengangkat alisnya sebelah. Benarkah ?

"Itu karena Sakura bukan dirimu Ino." ucap Tenten, mengubah raut wajah Ino yang menggebu-gebu jadi murung.

"Terserah kau sajalah. Sakura ayo kembali ke Kelas, setelah ini istirahat akan selesai."

Sakura membuka mulutnya, hendak menjawab ajakan Ino. Namun belum sempat ia berkata, Ino sudah lebih dulu menyeretnya pergi meninggalkan Kantin.

Tenten menatap kepergian dua orang temannya dengan pandangan innocent nya. Ia lalu menolehkan kepalanya, menghadap teman disebelahnya.
Seolah mengatakan 'apa aku salah?'

Mengerti akan tatapan Tenten, Temari hanya mengendikkan bahunya tak acuh.

Tenten menghela nafasnya 'mereka sama saja'

~★♥★~


"Ino, kau duluan saja. Aku akan ke Toilet sebentar." ucap Sakura

"Oh, baiklah. Aku tunggu kau di Kelas ya, jangan lama-lama setelah ini pelajaran Anko Sensei." ingat Ino pada Sakura

"Iya, aku mengerti." ucap Sakura sambil menganggukkan kepalanya.

Mereka berpisah. Ino melangkahkan kakinya menuju ke Kelas, dan Sakura yang melangkahkan kakinya menuju ke Toilet. Tak sadar jika sedari tadi, telah ada seseorang yang tengah mengawasinya. Perlahan seringgaian itu telah terbit di sudut bibirnya.

"Ini balasan untukmu."

.

.

Sakura merapihkan seragam yang dikenakannya seperti semula. Ia harus segera cepat kembali sebelum jam tanda masuk kembali berdenting.

Namun apa yang tak disangkanya terjadi. Pintu bilik Toilet yang ditempati, tak bisa terbuka.

Raut panik tergambar jelas diwajah Sakura. Ia kembali berusaha membuka pintu itu, dengan kembali memutar kenop pintu Toilet, tapi tak bisa.

Dengan raut panik yang semakin menjadi. Sakura menggedor-gedor pintu Toilet itu.

"TOLONG. APA ADA ORANG DILUAR. TOLONG AKU." Teriak Sakura dengan suara nyaring yang penuh ketakutan.

"TOLONG AKU. BUKA PINTUNYA. SIAPAPUN TOLONG AKU." Sakura masih berteriak, berusaha memanfaatkan tenaganya untuk berteriak lebih keras lagi. Namun kenyataannya sama. Tak ada seseorang yang datang membukakan pintu membantunya.

Sakura jatuh terduduk, ketika telingganya menangkap bunyi jam berakhirnya istirahat telah berdenting. Perlahan namun pasti air mata jatuh dari pelupuk mata emeraldnya, berubah menjadi isakan-isakan kecil yang makin mengeras setiap detiknya.

Maid or GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang