Chapter 15

10.4K 620 59
                                    


Sakura memasuki kamar Sasuke dengan langkah pelan. Mengekori tuannya yang berjalan menuju sofa di kamarnya.

Sasuke mendudukkan tubuhnya pada sebuah sofa berwarna navy, dengan lambang Uchiha.

"Duduklah !" titah Sasuke.

Sakura ikut mendudukkan tubuhnya seperti apa yang diperintahkan oleh tuannya.

Lalu mengobati luka tuannya, dengan lembut, dan hati-hati. Padahal lebam-lebam yang diterimanya beberapa hari yang lalu, akibat pertengkarannya dengan Neji saja belum sembuh sempurna, dan sekarang sudah muncul lebam-lebam baru lagi.

Sakura meletakkan wadah kompresan air dingin, yang tadi dipakainya untuk mengompres lebam, diwajah Sasuke. Untung saja lukanya kali ini tidak sampai pendarahan seperti saat ia bertengkar dengan Neji saat itu. Ia dongkakkan kepalanya, bertemu pandang dengan sang tuan muda yang kala itu juga tengah menatapnya intens.

Sasuke mengangkat tangan kanannya membawa ke arah wajah Sakura. Dibelainya pelan pipi Sakura yang memerah, akibat tamparannya tadi.

"Apa ini sakit ?" tanya Sasuke.

Deg

Sakura diam membeku. Ada apa ini ? Kenapa jantungnya berdetak dengan sangat kencang.

"Ti tidak apa-apa, Sasuke sama." jawab Sakura sedikit terbata-bata.

"Aku bertanya padamu, apa ini sakit ? Kau hanya perlu menjawab iya, atau tidak." ucap Sasuke tegas.

Sakura menundukkan kepalanya. Diam bergeming di tempat. Ia bingung harus menjawab apa. Kalau dibandingkan luka tamparannya, bisa dibilang hatinya lebih sakit kala itu.

Melihat Sakura yang diam membisu. Sasuke mengambil kompresan air dingin disamping Sakura. Ditempelkannya kompresan itu, pada bekas tamparan diwajah Sakura.

Sakura mengangkat wajahnya. Kaget, dengan apa yang dilakukan oleh tuannya.

"Sasuke sama." panggil Sakura.

"Diamlah." titah Sasuke, dengan masih fokus pada bekas tamparannya pada wajah cantik Sakura.

"Maafkan aku." ucap Sasuke pelan.

Kekagetan Sakura makin bertambah, ketika Sasuke minta maaf padanya. Mimpikah ini.

"Tidak apa-apa Sasuke sama." balas Sakura pelan.

Sasuke menatap lama mata Sakura. Terbenam, dalam kilat emerald meneduhkan milik Sakura.

"Hn." ucapnya, lalu meletakkan kompresan yang tadi dipakainya.

Sakura lalu berdiri dari duduknya.

"Kalau begitu saya permisi Sasuke sama." pamit Sakura.

"Hn."

Sakura lalu melangkahkan kakinya cepat keluar dari kamar Sasuke. Berusaha mengatur debaran jantungnya yang kian menggila.

~★♥★~

Seperti pagi-pagi biasanya. Sakura telah menyiapkan berbagai masakan di atas meja makan, dan sekarang mungkin sedikit lebih banyak, dikarenakan sang tuan muda sulung yang sudah kembali dari urusan bisnisnya.

Itachi mendudukkan dirinya di atas kursi makan, lengkap dengan balutan pakaian kantornya, dan sebuah handphone yang bertengger di telingganya.

"Sasori, apa kau ada waktu ? Aku ingin bertemu denganmu hari ini." ucap Itachi pada sahabatnya.

"Ah, maaf Itachi. Aku tidak bisa. Hari ini aku akan kembali ke Suna. Ada yang harus aku kerjakan di sana."

"Oh, baiklah. Titipkan salamku untuk Jii san, dan Baa san ya."

Maid or GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang