Tujuh (CVA's Story)

247 15 0
                                    

"Moveon itu banyak godaannya. Ya termasuk godaan untuk kembali sayang lagi sama kamu."

****

Hukuman telah dilaksanakan 4 jam yang lalu, kini saatnya mereka pulang kerumah masing-masing. Cindai, Mela, dan Nabila tengah menunggu dihalte sekolah, Mela menunggu Papanya untuk menjemputnya sedangkan Nabila menunggu Azka yang tengah mengambil motornya. Destya? Pulang duluan.

Cindai merenung, apa Bagas benar-benar kecewa padanya soal kejadian tadi? Hatinya sangat gelisah. Namun ia teringat lagi, inilah saat pas untuk melupakan perasaannya pada Bagas. Benarkan? Bagas kecewa pada Cindai dan berarti cowok itu takkan pernah peduli lagi padanya.

Papa Mela sudah datang membawa motor, Mela berpamitan pada Cindai dan Nabila lalu pulang bersama Papanya. Tak lama berselang perginya Mela, Azka datang dengan motor sportnya.

"Cin, lo pulang bener-bener dijemput Cio kan?" tanya Nabila sekali lagi, dirinya khawatir dengan sahabatnya ini.

"Iya, Nabila. Udah sana pulang. Eh lo junior rese, anterin temen gue sampe rumahnya! Jangan turunin dia dipinggir jalan, Nabila bukan--" ucapan Cindai terpotong.

"..Cabe-cabean. Lo udah ngomong ini setiap gue nganter kak Nabila balik, kak." sambung Azka.

"Gue cuma khawatir, bego." ucap Cindai kesal.

Nabila naik keatas motor Azka, "Gue balik ya, Cin. Kalo ada apa-apa calling gue!"

"Bawel lo."

"Duluan, Kak Cindai."

Motor Azka pergi dengan membawa Nabila menjauh dari halte. Kini Cindai sendirian dihalte, anak-anak tak ada yang menunggu jemputan lagi dihalte mereka sudah pulang kecuali Cindai. Sebenarnya ia tak menyuruh Cio untuk menjemput dirinya, karena Cio sore ini ada jadwal futsal. Kalau minta jemput Cindy sih, yang ada pasti jatuh karena Cindy tak mahir membawa kendaraan.

Cindai merogoh kantongnya, sisa uangnya hanya 5 ribu. Disekolahannya memang tidak ada kendaraan umum ataupun ojek, entah kenapa Cindai pun aneh. Cindai menghela nafasnya lalu berjalan menjauhi halte, hari ini ia akan pulang jalan. Jarak dari sekolah menuju rumahnya lumayan jauh, sekarang juga sudah jam setengah 5 mungkin akan sampai jam 5 lewat.

Cindai bersenandung ria seraya berjalan dengan santainya, Cindai suka disaat-saat sendirian seperti ini, rasanya nyaman dan damai.

"Sendirian aja neng, abang temenin ya?"

Cindai terkejut dengan suara tersebut, ia menoleh kesamping terlihat Bagas dengan motor sportnya yang berwarna hitam dengan memakai helm fullfacenya menatap Cindai seraya tersenyum manis.

DegDeg

Matanya terlalu indah untuk dipandang. Dialah karya Tuhan yang ingin sekali aku perjuangkan.

"Cin?" panggil Bagas.

Lamunan Cindai buyar, "Eh, iya?"

"Ayo naik, kenapa tadi lo gak bilang kalo mau bareng." ajak Bagas.

Cindai bergeming.

FRIENDZONE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang