"Aku hanya ingin kamu. Itu saja." - Cindai
****
Keesokan harinya, Cindai sudah siap dengan seragam sekolahnya dengan rambut yang dikuncir kuda sambil menggendong tas ransel dipunggungnya, Cindai pun turun dari kamarnya menuju dapur untuk acara sarapan pagi. Sudah ada Papa, Mama, Cindy dan juga Cio dimeja makan, Cindai pun duduk disamping Mamanya.
Sebenarnya hari ini Cindai sangat malas untuk pergi kesekolah, malas bertemu dengan Bagas dan juga Rehan, untung saja Bima pesantren dan tak bersekolah ditempatnya sekolah. Rasanya Cindai mau bolos sekolah untuk hari ini saja.
"Kak, kenapa mukanya kusut gitu?" tanya Cindy lalu menyeruput susu putihnya.
"Gara-gara lo, Cin. Masa lo gak inget semalem berbuat apa?" sambar Cio mengambil sandwich buatan Mamanya.
"Maaf ya kak, semalem Cindy yang panggil bang Rehan kerumah, soalnya seru sih semalem." ucap Cindy meminta maaf pada kakak tertuanya.
Cindai menghela nafasnya, "Cindai berangkat."
"Itu sandwichnya makan dulu, kak." pinta Mamanya, Cindai mengambil sandwichnya lalu pergi dari meja makan.
Cindy merengut, "Dicuekin itu sakit ya."
"Makanya jangan cari masalah sama kak Cindai, Cin. Kakak kamu yang satu itu kan moodyan banget." ucap sang Mama.
"Kamu lagian jahil banget, Cin." timpal sang Papa membuat Cindy semakin merasa bersalah.
"Abang, bantuin Cindy plisss." pinta Cindy dengan puppy eyesnya. Cio paling tidak suka kalau Cindy sudah memasang mata seperti itu.
"Iya, sans." ucap Cio.
"Abang doang emang iihhh." Cindy mencubit pipi kembarannya ini gemas.
Mama dan Papanya hanya terkekeh kecil melihat kelakuan anak kembarnya yang memang selalu bikin mereka bahagia.
****
Cindai berjalan kaki menuju gerbang perumahannya untuk mencari angkutan umum dan pergi kesekolah. Sebenarnya Cindai benar-benar ingin bolos sekolah hari ini, tapi mau kemana? Yang hanya Cindai tau hanyalah kafe biasa tempat nongkrong santainya dengan Bagas, rumah Bima, rumah Rehan, rumah Destya, rumah Nabila dan juga rumah Mela. Selebihnya? Cindai tak tau.
Gue harap ada siapa gitu yang ngajak gue bolos buat hari ini aja.
"Cindai!"
Cindah menoleh kesumber suara, Bima dengan mobilnya yang entah kapan berada disampingnya. Alis Cindai bertaut.
Baru gue ngomong eh udah dikirimin nih? Tuhan baik banget.
"Iya, kenapa?" tanya Cindai.
"Naik. Gue anter kesekolah."
Asw kirain ngajak bolos.
"Gak usah." tolak Cindai ketus.
"Lah kenapa?"
"Gak mau sekolah."
"Ayo naik. Gue ajak lo kesuatu tempat yang asoy." ucap Bima yang membuat mata indah Cindai berbinar-binar lalu masuk kedalam mobil Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...