"Jangan kelamaan ngebiarin dia sendiri. Nanti direbut orang aja nyesel. Hatinya juga bisa kadaluarsa."
- Agnesthia****
Kini Bagas ditatap dengan tatapan super tajam oleh Bima dan Rehan. Bagas telah mengakui yang sebenarnya pada Bima dan juga Rehan tapi malah dapat tatapan menyeramkan dari mereka berdua.
Bagas baru saja bilang kalau sudah lama dirinya berdiam diri dengan perasaannya pada Cindai, dan rasanya Rehan dan Bima ingin menonjok Bagas saat ini juga.
"Lupain, Cindai udah mau moveon dari lo." titah Bima dengan nada ketus.
"Cindai capek disakitin, kalo lo suka kenapa gak dari dulu bilang? Bego," timpal Rehan yang juga sangat kesal dengan Bagas. "Kalo kayak gini lo sama aja mainin dia tanpa lo sadar." lanjutnya.
"Apa gue telat?" tanya Bagas lirih.
"Hati seseorang juga bisa kadaluarsa. Gue yakin Cindai juga udah males nungguin lo yang ambigu," jelas Bima.
Bagas mengacak-acak rambutnya frustasi, ia telat mendapat pencerahan, seharusnya dari dulu-dulu ia melakukan ini, tapi sekarang? Semuanya telat.
"Jangan gangguin perasaan Cindai lagi, kalian lebih cocok jadi sahabat," titah Bima dengan nada datar. "Gue akan bantu kalian untuk saling melupakan perasaan kalian masing-masing."
Salah Bagas. Ini semua salah Bagas. Tak bilang dari dulu kalau Bagas mencintai Cindai. Bagas sudah jahat pada Cindai yang membiarkan perempuan itu menunggunya, yang menginginkan perempuan itu untuk mengutarakan perasaannya terlebih dulu. Hanya rasa penyesalan yang sekarang singgah dihati Bagas, ingin rasanya ia memutar waktu kembali ke waktu disaat ia menyakiti Cindai, ia ingin mengubahnya menjadi membahagiakan Cindai, namun sayang semua itu hanyalah ekspetasi belaka.
****
Jam istirahat berlangsung, Cindai sangat tidak berselera untuk kekantin hari ini, ia membiarkan Mela kekantin sendirian kali ini karena Cindai juga ingin sendirian dikelas.
Ucapan Agnes masih teriang-iang dikepalanya. Masih tak menyangka jika Bagas mencintainya sejak SMP dan menguji gadis itu dengan Bagas pacaran dengan cewek lain dan menginginkan Cindai mengutarakan perasaannya terlebih dulu pada Bagas.
Bukankah Bagas jahat? Brengsek? Untuk apa melakukan semua itu? Cindai masih belum bisa mempercayainya, hatinya sangat sesak mengetahui itu semua.
"Cindai?" panggil Bagas, kepala Cindai mengadah.
DegDeg
"Mau ngomong sebentar bisa?"
Apa secepet ini?
Cindai menganggukan kepalanya, "Apaan emang? Kayak serius,"
"Ayo kekantin. Gue tau lo laper," ajak Bagas dan Cindai melongos.
Dikirain mau ngomong lo mau gak jadi pacar gue? Haha ngarep.
"Traktir ya?" pinta Cindai dengan puppy eyesnya.
"Iya ayok."
Bagas menggenggam tangan Cindai yang sukses membuat gadis itu dagdigdug serr dibuatnya, walaupun hanya dipegang tangannya tapi tetap saja perasaannya tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...