"Jantungku menggila ketika mendengar kabar jika kau putus dengannya. Entah aku senang atau harus sedih, intinya jantungku menggila!"
- Cindai****
Semua terdiam ketika mendengar ucapan Bagas barusan, lalu tak lama bel Upacara pun berbunyi. Cindai mengemasi paperbagnya dan menitipkannya sebentar pada bi Usnah, lalu pergi bersama teman-temannya menuju lapangan menggubris ucapan Bagas yang membuat jantung Cindai berkerja 2x lebih cepat.
"Gue suka sama lo tau, Cin. Nyadar ga sih?" gumam Bagas pelan lalu beranjak menuju lapangan.
Sementara itu, Rehan tengah asyik bermain kartu UNO dengan mang Tarjo diwarung bi Eeng diluar sekolah. Ini permintaan mang Tarjo yang katanya ingin sekali mengalahkan sang master UNO ini, karena minggu kemarin dirinya kalah terus ketika bermain UNO dengan Rehan.
"UNO GAME!" sorak Rehan melemparkan kartu UNO terakhirnya dimeja, mang Tarjo menghela nafasnya karena kalah lagi dengan Rehan. "Sampai kapanpun mamang gak bisa ngalahin sang master hahah"
"Ayo kita main lagi!" pinta mang Tarjo seraya membereskan kartunya.
"Oalah Jo, itu si 'nak Rehan mau sekolah 'kok ditahan-tahan gitu 'sih" ucap bi Eeng dengan sedikit logat Jawanya.
"Biasanya juga ini anak madol mulu, Eng." sahut mang Tarjo lalu membagikan kartunya pada Rehan.
"Yaa 'ndak gitu juga toh. Nak Rehan kan sudah kelas 12, bentar lagi mau UN lho" jelas bi Eeng yang tak mau Rehan ketinggalan pelajaran karena sering bolos.
Rehan menyengir, "Bi Eeng mirip Mama Rehan deh,"
"Bibi iki Mama dari segala anak yang sering mampir kesini. Yo 'kan kamu sering kesini, yo Bibi anggep anak," jelas Bi Eeng seraya menggoreng gorengannya.
Rehan terkekeh lalu melanjutkan kembali bermain UNO-nya. Mang Tarjo memang tak pantang menyerah sebelum tujuannya terwujud, yaitu mengalahkan Rehan dalam bermain UNO.
Bagas berhasil loncat dari pagar pembatas sekolah dan berlari menuju warung bi Eeng untuk mencari keberadaan Rehan, namun yang ia lihat anak itu sedang bermain UNO dengan mang Tarjo.
"Ikutan dong!" seru Bagas yang datang secara tiba-tiba.
"Lo madol?" tanya Rehan memicingkan mata pada Bagas.
"Ho'oh"
Geplak!
"Goblok! Ngapain lo ikutan madol hah?!" omel Rehan seraya memukul tengkuk Bagas.
"Ayo kerumah Bima," ajak Bagas mengalihkan pembicaraan.
"Ngapain? Lo gak liat gue lagi main UNO?"
"Bentar lagi Pak Jaya otw! Ayo cepetan!"
"Yaudah," ucap Rehan akhirnya nurut dengan Bagas. "Mang, nanti main lagi, ada si Jaya ntar kesini. Oke?"
"Siplah, Han."
Rehan pun mengambil motornya lalu Bagas ikut naik keatas motor, Rehan menghela nafasnya jengkel lalu melajukan motornya menuju rumah Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...