"Ketika kamu jatuh cinta, kamu seharusnya sudah siap akan akibat dari jatuh cinta itu sendiri. Termasuk melihat orang yang kamu cintai mencintai orang lain."
- To Cindy From Cindai****
Cindai memasuki kamarnya dengan mata yang bengkak dan suasana hati yang sangat kacau. Rehan dan Bima yang mengantarnya pulang bersamaan, entah kenapa mereka berdua masih betah menatap pintu kamar Cindai. Berharap Cindai keluar dengan senyuman terbaik yang Cindai biasa keluarkan untuk orang-orang disekitarnya.
Cindy datang mengikuti gaya mereka yang menatap pintu kamar kakaknya. Hari ini Cindy libur sekolah makanya sedang ada dirumah.
"Gue pamit ya, Ndy." pamit Rehan yang setia menatap pintu kamar Cindai dari bawah.
Cindai mengangguk, "Makasih banyak, Bang."
Rehan pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah berlantai dua sederhana itu. Pandangan Bima pun beralih pada Cindy yang kini menatap dirinya sendu.
"Maafin, abang yang gagal buat kakak kamu bahagia." lirih Bima menundukan wajahnya.
"Bang, liat Cindy."
Bima menatap Cindy dengan tatapan sedihnya, Cindy menangkup kedua pipi Bima dengan tangannya seraya tersenyum manis semanis gula.
"Bukan salah Abang kok."
Bima memegang tangan Cindai, "Ketika kamu nanti jatuh cinta, jatuhlah kepada cinta yang dapat membuat kamu bahagia."
"Pasti. Dan Cindy harap abang pun begitu.
"Anak pandai." Bima melepas pegangan tangan dan mengacak-acak rambut Cindy. "Abang pulang. Temenin kakak kamu ya."
"Siap, bos!"
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alakumsalam, bang hati-hati." peringat Cindy, Bima mengacungkan jempolnya lalu pergi keluar rumah Cindy dan akhirnya hilang dari penglihatan Cindy.
****
"Masa lo gak bisa manjat sih!" omel Haris pada Destya.
Destya terkekeh, "Heheh kagak. Gimana dong?"
Haris berjongkok didepan Destya, "Ayo naik. Cepet dari pada ketauan nantinya."
"Gu-gue berat loh."
"Banyak bacot deh udah naik aja."
Destya pun naik dipunggung Haris mengalungi tangannya dileher jenjang Haris. Namun bukannya manjat Haris malah berjalan menuju gerbang sekolah yang membuat Destya panik dan memukul-mukul bahu Haris minta diturunkan namun pria itu cuek dengan pukulan yang Destya berikan padanya.
"Haris turunin gue!" titah Destya memukul bahu Haris.
Ketika sudah sampai digerbang, Haris menyuruh Destya untuk diam dan melihat pos penjagaan gerbang, melihat mang Tatang tidur dengan pulasnya membuat Haris bisa leluasa kabur dari sekolahan. Ia membuka gerbangnya dan menutupnya kembali secara perlahan lalu berjalan santai menuju warung mang Jajang yang berada disebrang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...