"Hargai. Nanti kalau kehilangan kau akan tau sakitnya seperti apa."
- Abimana (Bima)****
"Kak?" panggil Cindy, kakaknya mengangguk.
"Iya?"
"Tau gak sekarang tangal berapa?" tanya Cindy.
"1 April."
"Ucapan semua aku tadi itu.. April Mop!"
Cindai menatap datar wajah adiknya yang mulai menertawakan dirinya, lalu datanglah Cio sembari tertawa juga. Cio dan Cindy berhasil mengerjai kakak perempuannya ini, tentu saja Cindai geram karena taunya semua hanyalah tipuan belaka.
"April Mop, kak! Cindy gak deket sama siapa-siapa kok kak, tanya aja bang Cio" ucap Cindy lalu menunjuk kembarannya.
"Cuma karena kejadian Arga salah pukul dan malah kena Cindy aja akhirnya semua heboh dan ngejodoh-jodohin Arga sama Cindy, semenjak itu mereka jadi orang yang bener-bener asing. Ya gak, Ndy?" jelas Cio pada kakaknya, lalu Cindy menganggukan kepalanya.
"Kamu tau? Kakak khawatir! Kalian emang gak bisa bedain mana becanda mana serius? Pergi kalian!" bentak Cindai mendorong badan mereka berdua keluar dari kamar Cindai.
Brak!
Wajah Cio dan Cindy berubah menjadi pias. April Mop mereka berujung kumatnya moody Cindai.
****
Senin pagi. Cindai ingat itu adalah hari dimana semua murid diseluruh Nusantara melaksanakan Upacara Bendera disetiap sekolah. Tapi rasanya Cindai malas bangun, sudah terlalu betah dengan kasurnya tersayang. Tapi gedoran pintu dari sang Mama membuatnya frustasi dan akhirnya bangun untuk melaksanakan ritual mandi paginya.
"Cindai udah bangun, Ma!" teriak Cindai dari dalam lalu tak ada lagi gedoran.
Selang beberapa menit kemudian, Cindai turun kebawah dan pergi kedapur, hanya ada Mama dan Papanya sedangkan Cio dan Cindy tak ada. Oh iya, SMA Angkasa dan SMA Semesta kan lebih keras SMA Semesta, jam masuk kalau dihari senin saja jam 6 pagi sedangkan sekolah Cindai yaitu SMA Angkasa masuk jam 7 pagi, hanya selisih satu jam.
Cindai duduk dan meminum susu yang dibuatkan Aini lalu mengunyah sandwich yang Aini buat juga pastinya.
"Mau bareng Papa gak, kak?" tanya Rega dengan suara yang khas. Cindai mengangguk.
"Mau, Pa. Kangen dianterin Papa hehe," jawab Cindai sembari terkekeh, Rega pun ikutan terkekeh juga.
"Ini Mama buatin sandwich buat temen-temen kamu, bawa nih kasih mereka. Mama tau banget mereka gak pernah sarapan pagi." ucap Aini memberikan paperbag pada Cindai lalu gadis itu mengambilnya.
"Iya lah, karna anak Mama sekarang bukan kakak sama si kembar lagi. Tapi si Mela, Nabila, Destya, dan si tiga onta itu sekarang anak Mama juga hahaha," kata Cindai dengan tawa yang terselip disana.
"Kamu rajin-rajin ajak mereka nginep biar rumah makin rame, kak." pinta Aini, Cindai mengangguk seraya mengacungkan jempolnya.
"Yaudah ayo kak berangkat," ucap Rega bangkit dari kursinya lalu mengambil jas kantornya.
"Cindai berangkat ya, Ma" pamit Cindai mencium punggung tangan sang Mama.
"Sekolah yang bener. Kamu kelas 12 sekarang" titah Aini seraya mengelus-elus puncak kepala Cindai.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...