Delapanbelas (CVA's Story)

217 15 0
                                    

"Maaf aku yang membuatmu menunggu terlalu lama. Aku baru sadar kalau hati bisa kadaluarsa."
- Bagas

****

Tubuh Bagas menegang seketika. Bukan ini yang ia inginkan dari mulut Cindai. Bagas ingin Cindai menjadi pacarnya, namun kenyataannya Cindai malah menyuruhnya untuk melupakan perasaan sayang melebihi seorang sahabat pada Cindai.

"Dari dulu, kita lebih cocok jadi sahabat. Iya, kan?" jelas Cindai lalu bertanya. "Gue udah capek jatuh cinta diam-diam, inilah saatnya gue berhenti."

Please Cin, still stay with me!

Kalau boleh dibilang, Bagas itu egois. Tak ingin Cindai pergi dan membiarkan gadis itu tetap mengejarnya dan Bagas akan mulai mengejarnya juga. Tapi, hati Cindai berkata lain, ia ingin berhenti. Berhenti mencintai Bagas dan menjadikan cowok itu sahabat baiknya.

"Cari cewek yang bisa ngertiin lo. Jangan jatuh cinta sendirian. Gue tau rasanya dan itu sakit banget."

Ucapan Cindai barusan membuat Bagas merasa bersalah, membiarkan perempuan itu mencintainya sendirian. Rasa sesalnya itu membuatnya sangat frustasi, ia tak mau Cindai berhenti mencintainya! Sudah terlalu lama baginya, dan juga bagi Cindai menunggu. Mereka berdua sama-sama ingin mengakhiri, Bagas mengakhiri rasa gengsinya dan Cindai mengakhiri penantiannya.

"Maafin cowok brengsek ini," lirih Bagas menundukkan kepalanya.

Cindai tersenyum ramah memegang bahu Bagas erat, "Lo brengsek emang, pas lo punya rasa sama gue tapi lo ngebiarin gue buat berjuang diantara banyak cewek buat dapetin hati lo. Tapi itu dulu, dan sekarang mari kita saling melupakan perasaan kita masing-masing dan memulai hidup baru sebagai seorang sahabat." jelas Cindai yang membuat Bagas semakin menyesal, "Mari kita bahagia. Melabelkan nama sahabat. Jadikan ini semua pelajaran buat lo untuk lebih bisa menghargai orang dan waktu."

Bagas memeluk Cindai erat, "Jangan pernah pergi."

Cindai membalas pelukan Bagas, "Gak akan. Lo sahabat gue"

Bagas dan Cindai pun berpelukan dengan senyuman tulus diwajah mereka berdua. Walaupun Cindai dan Bagas tak tau apakah ini ending untuk kisahnya, tapi mereka yakin ini bukanlah ending dari kisah cinta mereka.

Kalau berjodoh pasti akan dipersatukan. Tuhan tak akan salah memberikan jodoh pada umat-Nya.

****

Hari terus berganti, dan juga pohon Mangga-nya SMA Angkasa yang berbuah lebat dimusim kali ini. Namun perasaan Cindai belum berganti, rasanya sangat sulit untuk melupakan perasaan yang sudah lama ia simpan baik-baik berharap akan terbalaskan, namun siapa sangka akhirnya menjadi seperti ini?

Besok adalah Try Out ke 2, yang pertama sudah dilaksanakan dan hasilnya nilai Bagas, Cindai dan Rehan memuaskan. Cindai masih berkutat dengan buku-buku pelajarannya, kan besok TO dan Cindai harus belajar segiat-giatnya.

Ponselnya berdering beberapa kali yang membuat konsentrasi Cindai buyar seketika dan akhirnya melihat ponselnya.

Bagas's Calling

Nama Bagas tertera disana, jantung Cindai berdebar dibuatnya. Dengan menghela nafasnya panjang, Cindai mengangkat telepon dari Bagas.

"Hallo?"

FRIENDZONE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang