Lima (CVA's Story)

265 20 0
                                    

"Seorang sahabat akan selalu menemanimu disaat suka maupun duka. Bukan yang hanya menemanimu saat suka, itu bukan sahabat."

****

Pagi ini, Cindai berangkat sekolah bersama Bagas. Bukan kali pertama namun mampu membuat Cindai jadi gugup. Entah setan apa yang memasuki tubuh Bagas hingga membuat anak itu mau menjemput Cindai.

"Tumben, Gas"

"Napa?"

"Jemput gue lah."

"Gue galau tau, Cin. Kemaren lo kemana coba, main kabur aja."

Cindai bergeming. Jawabannya karena gue cemburu ngeliat lo sama Agnes.

"Ada janji sama bokap. Sorry." alibi Cindai.

Bagas mengacak-acak rambut Cindai gemas. "Terus ada disamping gue disaat kondisi apapun. Oke?"

"Oke."

Selalu. Karena gue sayang sama lo.

****

Hari ini jam pelajaran Bu Widi, ya pelajaran Kimia. Sebenarnya Cindai selalu tidak fokus dengan pelajaran yang satu ini. Entah pelajarannya merumitkan atau gurunya yang sangar seantreo sekolah. Pokoknya Cindai berharap dikeluarkan dari kelas oleh Bu Widi.

Sebenernya lo jago Kimia. Tapi kenapa lo gak fokus mulu sih? Butuh Aq*a?

Itu tulisan tangan Mela. Ya dia memberikan secarik kertas pada Cindai karena melihat Cindai yang selalu melamun.

Gue mau keluar dari kelas.

Saat Cindai memberikan surat itu pada Mela, Bu Widi datang dan langsung mengambil kertas surat-suratan mereka sebelum Mela baca isinya. Setelah dibaca ekspresi Bu Widi berubah menjadi sangat menakutkan, Cindai takut namun menanggapinya dengan santai.

"Kamu keluar dari kelas saya!" bentak Bu Widi.

Cindai tersenyum. "Makasih, Bu"

Bu Widi geram, Cindai langsung bangkit dari kursinya dan keluar dari kelas. Tujuannya sekarang rooftop digedung Bahasa.

Cindai sudah berada di rooftop. Dugaannya benar kalau Rehan tengah membolos pelajaran Biologi dikelasnya.

"Rehan." panggil Cindai.

Rehan menoleh. "Ci-cindai?"

Mata Cindai membulat saat melihat botol alkohol ditangan Rehan, lalu Cindai berlari mengambil botol minuman haram itu dan membuangnya hingga botol itu pecah.

Keadaan Rehan sangat kacau, Cindai tak tau apa rahasia yang Rehan sembunyikan darinya, tapi saat ini Cindai benar-benar sangat khawatir dengan Rehan.

"Lo ngapain?!" teriak Cindai seraya memegang bahu Rehan.

"Biarin gue pergi, Cin. Jangan pernah cape buat berjuang ya." lirih Rehan, alis Cindai bertaut.

"Lo mau mati? Cuma karena masalah ini aja? Lo gila?!" teriak Cindai, dirinya sangat kesal dengan tingkah bodoh Rehan.

Rehan terduduk lemas lalu menangis terisak, Cindai ikut terduduk dan memeluk Rehan erat. Rehan menangis dipelukan Cindai.

FRIENDZONE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang