"Siapa sih yang bego disini? Aku yang tetap mencintai kamu walaupun kamu sakitin terus atau kamu yang nyia-nyiain cinta aku ini?"
****
Cindai, Bagas, dan Bima saat ini duduk diruang keluarga. Cindai saat ini sangat canggung karena suasananya yang sangat tidak mengenakan ini. Sementara Cindy dan Cio mengintip dari lantai 2, Bagas yang menyuruh mereka naik kekamar mereka masing-masing, padahal disaat seperti ini Cindai sangat butuh si kembar.
"Katanya lo gak jadi jalan sama Bima, kok Bima kerumah sih? Lo rapih pula." kata Bagas.
Lidah Cindai sudah kaku untuk menjawab ucapan Bagas barusan. Sejujurnya Cindai memang berbohong pada Bagas supaya dirinya bisa cepat pulang, namun tak ia sangka kalau Bagas akan kerumahnya dan bertemu dengan Bima. Ini menjadi hari tersial baginya.
"Lah emang kenapa? Masalah banget buat lo." ucap Bima sewot.
"Gue gak suka lo deket-deket Cindai." jelas Bagas sarkas.
"Gue juga gak suka lo deket-deket sama Cindai." balas Bima lebih sarkas.
"Lo siapa emangnya ngelarang gue buat deket sama Cindai?" tanya Bagas ketus.
"Sahabatnya lah. Lo juga siapa kali."
"Sahabatnya! Gue pokonya gak suka lo deket-deket Cindai apalagi jalan sama Cindai. Inget itu."
"Assalamu'alaikum, Cindai"
Rehan masuk kedalam ruang keluarga dengan senyuman manis diwajahnya, kini Cindai menepuk jidatnya dan Bagas Bima pun menatap Rehan secara tajam, Rehan juga menatap mereka berdua tajam.
"Dan akhirnya kak Cindai bingung harus milih siapa. Dramanya seru." bisik Cindy.
"Kok ada bang Rehan?!" pekik Cio pelan.
"Cindy yang nyuruh, biar nambah asoy." jelas Cindy dengan watadosnya.
"Cindy bego emang. Demen banget buat kakaknya sengsara kayak gitu. Liat aja nanti mereka bertiga bakalan debat kek didebat Cagub beberapa bulan silam. Cape gue mending ngegame lah." ucap Cio panjang lebar lalu final dan memutuskan untuk pergi kekamarnya untuk bermain game.
Cindai menyuruh Rehan untuk duduk. Sekarang posisinya Cindai di sofa panjang, Bagas disebelah kanan sofa yang Cindai duduki lalu Bima sebelah kirinya dan Rehan duduk disamping Cindai tentunya, itu yang Cindai minta.
"Kok si bandel ini malah duduk disamping lo sih, Cin?" protes Bagas tak terima.
"Karna gue lebih pantes dibanding lo, manusia kampret." sahut Rehan lalu memeletkan lidahnya.
"Lah ini siapa lagi?" ucap Bima seraya menunjuk Rehan.
"Oh ini Rehan, sahabat gue juga, Bim." jelas Cindai memperkenalkan Rehan pada Bima.
"Sahabat lo cuma gue aja, Cin! Gue gak mau digeser-geser kayak gini!" Bagas kembali protes.
"Apaan sih lo lebay amat." cibir Bima.
"Berisik lo upil kuda nil." ketus Bagas.
Cindai menghela nafasnya, sudah ia duga pasti mereka bertiga akan berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [Complete]
Teen Fiction[Judul sebelumnya CVA's Story] Tentang pengakhiran hati, Cindai memilih mengakhiri penantiannya dan Bagas mengakhiri rasa gengsinya yang justru membuatnya terlambat untuk menggapai perempuan itu. ㅡㅡㅡㅡㅡ Don't Judge Story or Title it's a Cover Vomment...