6. ENAM

240 105 52
                                    

"Coba saja pikir, aku tidak melakukan apa-apa pada wanita itu, apalagi menabraknya, tapi dia menuduhku dengan gampangnya. Sinting kali ya tuh orang?" ucap Reyner di kursi kerajaannya sambil memejamkan mata abu-abunya.

"Mungkin saja dia tertarik padamu, Reyner, "
Goda Hendrix sambil menyantap cemilan biskuit yang ada di meja kerja Reyn.

"Seriously, aku sudah sangat bosan mendengar yang seperti itu,"
ucap Reyner tetap pada posisinya yang malas.

"Jadi, kau mengganti ponselnya yang rusak? tanya Hendrix.

"Tidak ada yang bisa kulakukan selain itu."

"Dan hari ini kau bertemu dengannya lagi? Lalu membayar semua kopinya? Mungkin dia memang sudah gila, Reyner," ucap Hendrix yang kali ini berjalan menuju kulkas kecil milik Reyner untuk mengambil beberapa minuman dingin.

"Ya, semua wanita yang pernah bersamaku juga memiliki sifat yang serupa sepertinya," balas Reyner.

"Tapi kalau dia memang menginginkan uangmu saja, tidak mungkin dia akan memberi sisa uang kembalianmu itu, kan? balas Hendrix yang kini tengah membuka minuman kalengnya.

"Sudahlah, lupakan. Dia mungkin memang saja gila," ucap Reyner lalu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi games di handphonenya.

"Gila gila tapi cantik juga, benar? Hahaha," balas Hendrix tetap berusaha menggoda sahabatnya itu.

"Biasa saja"

"Palingan juga bentar lagi masuk nominasi 'cewe paling memikat hati seorang Reyner Linford'. Hahaha," ejek Hendrix kepada sahabatnya itu.

"Don't talk too much, bisa?"

"By the way, kau sudah mengajaknya berkenalan?"
Tanya hendrix penasaran.

"Dia hanya menanyakan nama depanku. Alasannya karena memanggil nama belakangku terlalu kaku untuknya," jawab Reyner.

"Dan wanita itu sama sekali tidak mengetahui kalau kau siapa?" tanya Hendrix bingung.

"Dia hanya melihat nama yang tertera di kartu namaku, dan itu hanya nama belakangku saja," jelas Reyner.

"Dan dia tidak mengetahui kalau pria yang ia temui adalah seorang anak dari pasangan terkaya nomir 7 dunia perusahaan Arsitektur, is that weird ?" ucap Hendrix tak percaya.

"Sangat tidak penting bagiku untuk tahu apakah wanita itu mengenalku atau tidak," ucap Reyner tak acuh.

"Ternyata sahabatku ini sangat jual mahal, ya? Dan kamu belum tahu namanya? Wanita itu terlihat berbeda dibandingkan dengan wanita lain yang begitu antusias mengejarmu," ucap Hendrix.

"Stop asking about her, Hen. Sebelum aku memecatmu sendiri," balas Reyner.

"Come on Reyn. Kau tidak tahu nama wanita itu?" tanya Hendrix yang sangat penasaran.

"Kyandra. Itu namanya. Aku membaca itu di coffee cupnya," jawab Reyner.

"Kyandra? Terdengar tidak asing."

"Ehm. Permisi Tuan Reyner, bisa minta waktunya sebentar?"
Ucap manager perusahaannya yang kini tengah berdiri di akses pintu ruangan Reyn.

"Ada apa Palmer?"
Tanya Reyner.

"Saya telah menghubungi Lucianne, Pak. Dia bilang dia akan kembali bekerja jika ruangannya diganti menjadi ruangan pribadi dan dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas bagus."
Jawab Palmer sesuai dengan permintaan Ky tadi.

"Lucianne? Saya baru kali ini mendengar nama orang itu pernah bekerja disini. Apa dia orang baru?"
Tanya Reyner bingung

"Tidak pak. Dia sudah bekerja di perusahaan ini selama 5 tahun. Dulu memang saya yang mewawancarai tes masuk kerja dia di perusahaan ini. Pada saat itu anda sedang menjalani proyek di Roma, jadi saya yang menggantikan anda. Dan dia memang dikenal dengan orang yang cuek dan tidak perduli. Tapi kemampuan otaknya yang sangat cerdas membuat dia bisa bertahan di perusahaan ini, pak."
Jelas Palmer

"Jadi, orang itu yang selama ini membantu perusahaan kita pada saat imaginary site perusahaan ini dihacked ?"
Tanya Reyner

"Iya pak. Dia yang selama ini mengeluarkan akses jalur berbeda untuk tetap mempertahankan perusahaan ini dengan cara mengeluarkan ide yang lebih kreatif dibanding sebelumnya. Jadi kalau dia tidak bekerja lagi disini, kita akan kehabisan ide untuk proyek selanjutnya."
Jawab Palmer

Terdengar agak janggal, tapi Reyner berusaha untuk mencerna kata-kata Palmer tadi.

"Lalu bagaimana dengan pendeteksi jaringan komunikasi? Apakah ada yang memakai sinyal palsu disini?"

"Kalau itu, saya masih sedang menyelidikinya, pak."

"Baiklah, sekarang kamu suruh staff decorating untuk segera menyiapkan ruangan sesuai permintaan wanita itu. Mau tidak mau kita harus mempertahankan wanita itu disini. "
Ucap Reyner yang kini sedang menyeruput teh hangatnya.

"Baik Mr.Reyner. I'll do it soon."
Jawab Palmer lalu segera keluar meninggalkan ruangan Reyner.

"Aku akui wanita itu sangat hebat bisa memerintah managernya sendiri dan CEO perusahaan ini sekalipun," ucap Hendrix dengan tertawanya yang tak kalah memesona.

"Wanita jaman sekarang memang berbeda, kau tahu itu kan?" ucapnya.

Dibalik alam pikirannya, ia masih sangat penasaran dengan wanita yang bernama Lucianne itu.
Sungguh membingungkan bagi dirinya untuk memahami jalan pikiran wanita tersebut.

"Kau ingin bermain-main ya, denganku, hm, Lucianne?"

Rooted in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang