15. LIMA BELAS

104 19 6
                                    

Reyner pulang lebih awal karena memang tidak begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukannya di kantor hari ini.

Reyner memang sudah lama tinggal sendiri di sebuah penthouse miliknya yang terbilang sangat mewah dan elegant untuk seorang lelaki sepertinya.

"Mama?"
Ucap Reyner kaget karena mamanya berada di penthousenya.

"Oh sayang. Kau sudah pulang? Ini masih jam 6 sore."

"Hari ini aku memang pulang lebih awal. Aku ingin istirahat sebentar. Mama tumben kesini. Ada apa?"
Tanya Reyner heran karena mamanya datang tanpa memberi kabar.

"Mama ingin mengajakmu makan malam bersama keluarga Colten. Ada Dolcey juga disana. Kamu tidak kemana-mana, kan, Rey?"

"Tidak, ma. Tapi aku sangat lelah, dan aku ingin istirahat saja disini. Aku bisa ikut lain waktu. "
Ucap Reyner membuka kancing atasnya dan melipat kemejanya hingga ke lengan.

"Tapi Dolcey ingin bertemu denganmu juga, sayang."
Jawab Elena sambil menbersihkan sampah di meja anaknya yang berserakan.

"Bilang saja kepadanya, jika ingin bertemu denganku, datang saja ke sini. Aku tidak kemana-mana."
Ucap Reyner mengambil remote tvnya dan menggantinya dengan siaran berita.

"Okay. Nanti mama akan sampaikan ke Cey."

"Reyn..."
Panggil Elena Linford.

"Ya, ma?"

"Kamu masih menyimpan foto Arrana di sini?"
Ucap Elena yang melihat foto perempuan itu terpampang di meja besar ruang tamunya.

"..."

"Sayang, mama..."

"Ma. Aku ingin tidur. Bisa kasih aku waktu sebentar? Aku sangat lelah."
Potong Reyner segera mematikan tvnya dan beranjak dari sofa ruang tamunya.

"Ya, nak. Istirahatlah. Kamu tampak begitu lelah."

***

"Reyner , honey, kenapa kulkasmu tidak ada isi apa-apa? Aku lapar."

"Apa perutmu terbuat dari karet, Cey? Kamu selalu saja lapar."
Ucap Reyner yang sudah bangun dan sekarang sedang mengutak-ngatik layar laptopnya di meja kerjanya.

"Bring me some food, Reyner. I'm hungry. Aku belum makan sejak tadi."
Rengek Dolcey.

"Sejak 1 jam lalu maksudmu? Aku tidak peduli. Kau bisa pergi beli sendiri."

"Kau jahat. Aku membencimu, Reyner."
Gerutu Cey dengan raut wajahnya yang cemberut.

"Berhentilah bicara. Kau menggangguku."

"Aku tidak akan berhenti mengganggumu sampai kau pergi membelikanku makanan. Come on, Reyner!"

"Tidak. Kau bisa delivery saja."
Ucap Reyner yang tengah sibuk dengan aktivitasnya.

"Uang tax-nya sangat mahal, Reyn! Daripada membayar tax, kau bisa menggantinya dengan 1 cone es-krim."

"Aku tetap tidak mau."
Tegas Reyner.

"Kalau begitu, masak untuk aku?"

"Jangan gila, Cey. Kau tau dari dulu aku tidak bisa memasak. Dan kau seharusnya yang memasak untukku. Bukannya kau dari jurusan Tataboga?"

"Ya. But can't you see? Kulkasmu kosong. Setidaknya kalau kau tidak ingin membelikanku makanan, kau bisa pergi membeli bahan."
Jelas Cey berusaha membujuk pria itu.

"Kenapa tidak kau saja yang membeli? Bukannya kau yang lapar?"
Ujar Reyner sambil melepas kacamata bacanya.

"Aku akan melapor ke tante Elena jika kau menolakku sekali lagi, Reyner."
Ancam Dolcey.

Rooted in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang