21. DUA PULUH SATU

68 10 0
                                    

"Pa, apa kau bisa jelaskan padaku? Kenapa mereka mengenalmu sebagai Max Heaton? Siapa Max Heaton?" tanya Ky yang begitu heran.

"Hahaha. Max Heaton? Itu adalah nama samaran papa saat dulu, Ky," jawab Max bohong.

"Nama samaran? Pa, kenapa papa tidak bilang padaku kalau mereka mengenalmu? Dolcey, dia masih mengenalmu," ucap Ky.

"Dolcey? Anak brengsek itu? Anak yang telah menuduh papa sebagai orang yang telah membunuh ibunya," ujar Max begitu geram.

"Tenang Ky. Kau akan aman. Mereka tidak akan menyakitimu," kata Max.

"Pa, bisa kita hentikan semua ini? Semua skenario papa. Pertunangan, pekerjaan, bisa kita mulai dari awal dengan cara yang benar?" jelas Ky.

"Tidak ada yang berubah walaupun kita memulainya dengan cara yang benar, Ky. Mengetahui cara yang benar akan kita mulai dengan cara yang salah," ucap Max sambil menonton acara berita di televisinya itu.

"Aku akan tidur, besok pagi aku segera kembali ke Los-Angeles. Selamat malam," ucap Ky cepat dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Kau tidak akan mengerti, Ky. Kau tidak akan pernah tahu betapa kejamnya dunia di luar sana. And i won't let you know. Never."

***

Gelap. Itu yang Ky rasakan saat ini. Kepalanya benar-benar terasa berat dan pusing.

"Kau sudah sadar?" tanya seorang pria dengan suara beratnya.

"Kau? Dimana aku?" ucap Ky yang sudah setengah sadar dengan keberadaannya saat ini.

"Di rumah sakit, Los Angeles."

"Kenapa dengan dirimu? Kau tidak perlu bingung, karena akan ku jelaskan. Kau pingsan saat tiba di terminal, dan kebetulan aku melihatmu saat terjatuh. So, aku yang membawamu ke sini," jelas Reyner.

"Kau tidak perlu menolongku."

"Sorry, but i already did."

"Wanita-mu tidak akan senang jika mengetahui prianya telah menolong wanita yang ia sangat benci saat ini," ucap Ky begitu malas.

"Ah, Dolcey? Dia sudah kembali ke Prancis saat jam 4 subuh tadi. Dia Melanjutkan kuliah tataboga nya," kata Reyner.

"Tata-boga? Kupikir dia memang akan memaksa dirinya untuk masuk ke perkuliahan Theater."

"Tidak semenjak kau merebut tiket audisinya, kupikir?" ucap Reyner sengaja menyinggung wanita itu.

"Pergilah. Aku bisa mengurusi diriku sendiri," ucap Ky ketus.

"Dimana calon-tunanganmu itu? Apa dia tidak tahu kondisi yang menimpa calon istrinya sekarang? Calon suami macam apa dia?" ucap Reyner sambil melipat kedua tangannya.

"Keberadaanmu disini hanya membuatku tambah pusing. Pergilah sebelum aku yang mengusirmu," tegas Ky yang merasa kesal dengan ucapan-ucapan pria tersebut.

"Sebentar lagi aku akan kembali. Kau memang sangat merepotkanku pagi ini," ucap Reyner menatap ke arah wanita yang terbaring lemas itu.
"Kau bisa sakit juga rupanya."

"Terserah," jawab Ky sambil memejamkan matanya tidak berniat untuk melihat pria yang berdiri di hadapannya sekarang.

"Kau menderita penyakit sleep-apnesy saat ini. Apa kau sebegitu kagetnya mendengar pernyataanku semalam hingga kau terjatuh sakit seperti ini? " tanya Reyner yang berhasil membuat pipi Ky merah mengingat kejadian semalam.
Kejadian dimana pria itu menyatakan kalau ia menyukai Ky. Dalam actingnya.

"Ini obatmu, minumlah secara teratur. Kau bisa pulang saat kau sudah merasa baikan," ucap Reyner berusaha menunjukkan sisi perhatiannya.
"Kau bisa menghubungiku nanti."

"Never," gumam Ky.

"Aku akan pulang. See you," ucap pria tersebut.

"Benar-benar bodoh," tutur Ky.

***

"Aku tidak percaya kalau aku akan menemui dua anak itu saat berada dalam acara yang keluargamu gelarkan. Mengapa kau tidak katakan padaku?" ucap Max begitu frustasi.

"Aku juga tidak mengetahui hal itu, Max. Ayahku sendiri yang mengundangnya tanpa se-pengetahuanku," balas pria itu.

"Ini hanya akan membuat rencana kita semakin rumit ketika dua anak itu sudah mengetahui keberadaanku."

"Tenanglah. Mereka tidak tahu apa-apa, Max. Aku yakin itu," ucap pria tersebut.

"Kau harus menikahi Ky secepatnya, Freddy. Kita tidak bisa mengulur-ngulur waktu lagi," tegas Max.

"Apa menurutmu Reyner dan Dolcey akan bertindak juga? Setelah mereka tahu kalau kau ternyata berada di California semalam dan ternyata kau memiliki anak perempuan yang bernama Kyandra?" ucap pria tersebut, Freddy Thenon.

"Tenang, Ed. Anak itu tidak sepintar yang kau bayangkan. Menurutmu apa yang akan mereka lakukan padaku? Mereka tidak tahu apa-apa tentang semua ini," ucap Max begitu yakin.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan semua ini pada Ky?"

"Sampai ini semua berakhir, Ed. Kau tetap ingat kan dengan rencana awal kita?"

"Aku ingat, sir," jawab Ed di sambungan teleponnya tersebut.

"Kalau begitu, aku sudah menyerahkan Ky padamu. Tinggal tentukan saja kapan waktunya," balas Max.

"And it's your turn, Freddy. Kau yang harus membantuku meluruskan semua rencanaku, rencana kita. Mengerti?" jelas pria tersebut.

"Tapi, Max, kau tahu sekarang Ky sedang menipu kita kalau dia sudah tidak lagi bekerja di Dillons. Ky sama sekali tidak berpihak padamu, Max," jelas Ed.

"Biarlah dia memainkan perannya sendiri, Freddy. Aku yakin dia tidak akan bertahan dengan skenarionya sendiri," ucap pria tua itu sambil menyalakan api rokoknya.

"Baiklah, aku mengerti," jawab Ed.

"Ini akan berakhir secepatnya."

"Drama ini akan berakhir. Aku sudah tidak sabar untuk kembali ke dalam kehidupan mereka. Mereka tidak akan lupa kan dengan Max Heaton?"

"Monster yang telah lama tidur dan kini telah bangun."

Rooted in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang