13. TIGA BELAS

141 30 17
                                    

"Reyner Linford?"

"Mr.Thenon? Silahkan masuk."

"Apa kabar, Reyner? Sudah sangat lama kita tidak meet up."
Ucap pria itu sambil berjabat tangan dengan Reyner lalu duduk.

"Hahaha. As you see, Ed. I'm quite busy. Kita bisa membicarakan itu di lain waktu. Aku dengar, kau ingin ajukan investasi di programku tahun 2018 nanti?"
Ucap Reyner langsung to the point.

"Yap. Aku rasa itu akan sangat mutual bagi perusahaan kita masing-masing."

"Aku akan membangun sebuah bar soft machine yang tentunya akan digemari orang-orang di LA saat ini. Apa kau yakin akan ikut dalam bagian ini? Ini butuh jumlah yang sangat besar."

"Sure. Aku akan ajukan sebanyak 50%kalau kau mau."

"Good. Ini semua akan tetap berlaku sampai 6 bulan pertama. Jika salah satu dari kita membatalkannya sebelum waktu yang ditentukan, dia yang akan menyerahkan 80% the payment dan hanya mendapat 20%  all the results."
Jelas Reyner.

"Agree. Dimana aku harus menandatanganinya? "
Jawab pria itu dengan senyum miringnya.

*****

Cuaca hujan terus menerus membasahi seluruh perkotaan Los Angeles sore ini.

Ky terjebak macet panjang dan kini ia terus merutuki dirinya tersebut.

"Kenapa kamu harus lewat jalan ini sih, Ky? Sial. Bisa gawat..."
Ucap Ky pada dirinya sendiri.

Ponsel Ky terus menerus berbunyi sehingga membuat Ky dengan terpaksa mengangkatnya.

"Lucy! Mengapa kau daritadi tidak mengangkat teleponku? Kau dimana? Sudah jam berapa ini? Sebentar lagi rapat dimulai, Lucy!"

Dengan wajah yang sedikit panik, Ky terus berusaha mencari celah untuk keluar dari area kemacetan tersebut.

"Aku sedang terjebak macet, Palmer. Disini ada perbaikan jalan. Bersabarlah sedikit. Aku akan segera tiba."

"Jangan telat, Lucy. Kau tau bos mu tidak akan suka dengan itu."
Ujar atasannya tersebut.

Ky terus menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 17.50 dan 10 menit lagi rapat penting perusahaan akan dimulai.

"Kau sedang berada di daerah mana? Apa sudah dekat dengan kantor?"
Tanya Palmer kembali.

"Palmer, aku akan segera tiba. Tunggu aku sebentar lagi. Kututup teleponnya."
Ucap Ky dengan cepat lalu memutuskan sambungan teleponnya.

Ky memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan bersigap untuk memulai aksinya.
"Tidak ada cara lain. Aku harus segera pergi dari tempat ini."

Dengan cepat Ky turun dari mobilnya dan menghadang kepalanya menggunakan clutch merahnya untuk melindunginya dari guyuran hujan deras.

Ky menyebrangi jalan dengan tergesa-gesa dan mau tidak mau itu membuat tubuh tingginya juga ikut kebasahan akibat percikan hujan lebat.

"2 more minutes. Damn it! Aku harus lebih cepat!"

Dengan kecepatan yang sudah ditambah, Ky terus berlari dengan cepat di sepinggir jalan yang sudah mulai dekat dengan daerah menuju perusahaan Dillons.

Rooted in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang