Tak terduga

168 24 100
                                    

Sudah tiga hari Verra terjebak dalam situasi 'takut bertemu Verrel'. Semakin dia berniat untuk menghindari Verrel, justru semakin mudah Verra dipertemukan dengannya. Seakan hukum alam ikut andil dalam masalahnya kali ini.

Kemarin saat Verra hendak naik angkutan umum karena lagi-lagi Amanda dijemput oleh Genta, Verra kembali bertemu Verrel. Dan yang membuatnya cukup terkejut Verrel memanggil namanya. Dan dia masih bisa terselamatkan karena untung saja angkutan umun yang dia tumpangi langsung tancap gas karena sudah penuh penumpang. Verra bersyukur karena hal itu, meski sebenarnya dia jadi penasaran sendiri dengan alasan Verrel memanggilnya hari itu.

Sejak kejadian Verra bertemu dengan Verrel di parkiran gedung IPS beberapa hari lalu, saat Verra hendak pulang bersama dengan Hema. Verra sudah menduga dan dia yakin betul saat itu Verrel sengaja memanggil Hema dan menyempatkan diri untuk mengobrol sebentar, karena seharusnya bisa saja laki-laki itu menghubungi Hema lewat chat tanpa perlu memanggil dan berlama-lama. Meski kenyataannya memang benar, Verrel sengaja karena dari jauh dia sudah melihat Hema dan Verra sedang berjalan menuju parkiran motor, ingin memastikan itu benar Verra atau bukan, dia lalu berlari dan menghampiri keduanya.

Dugaan Verra yang lain diperkuat karena Verrel sering sekali muncul secara tiba-tiba, yang memberi kesan dia memang sengaja berlalu lalang di hadapan perempuan itu. Apalagi soal yang dia memanggil Verra saat perempuan itu hendak naik angkutan umum. Sudah pasti memang ada unsur kesengajaan.

Verra terus menimbang-nimbang maksud dari Verrel melakukan hal itu, apa dia masih tidak terima dengan pengakuannya beberapa hari yang lalu itu, ya? Memikirkan hal itu Verra jadi makin malas bertemu dengan Verrel.

Omong-omong sampai saat ini Verra masih belum bercerita pada Amanda tentang apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Verrel. Sejauh ini Verra masih berhasil menutupi itu semua. Dan Verra cukup beruntung karena ada yang membantunya untuk mengalihkan fokus Amanda, dia sudah tidak lagi menanyakan Verra tentang Verrel karena baru-baru ini Amanda sudah jadian dengan Genta, jadi anak itu terus menceritakan tentang Genta pada Verra.

Verra ikut senang akhirnya perasaan mereka saling berbalas, tidak tahu dengan nasib dirinya sendiri akan seperti apa, bisa saja hanya Verra yang memiliki perasaan itu, sedangkan Verrel tidak.

"Verra ada yang nyariin," ujar Velly tiba-tiba, seperti biasa jika berbicara dengannya atau Amanda dia akan menggunakan nada yang sengaja dia buat jadi ketus.

Verra mengerutkan keningnya bingung, "Siapa?" tanya Verra pada Velly, meski tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban yang benar-benar jawaban dari perempuan itu.

"Anak IPS, nggak tau siapa," sesuai dugaan Velly akan menjawab seadanya.

Tanpa pikir panjang, Verra langsung bangun dari duduknya berniat untuk menghampiri Nabila, pikirnya. 

"Gue ke depan dulu." 

Amanda mengangguk mengiyakan.

Saat Verra sudah berada tepat di depan kelasnya, dia berusaha mencari keberadaan Nabila yang dia kira memang perempuan itu yang menghampirinya ingin membahas soal proposal. Bukannya Nabila yang dia dapatkan, dia justru malah melihat Hema dengan Verrel yang sedang mengobrol cukup serius, iya Verrel.

Verra yang sadar situasi langsung buru-buru ingin masuk kembali ke dalam kelas, namun langkahnya terhenti saat satu suara memanggilnya, yang membuat Verra mau tidak mau harus menghentikan langkahnya dan mengurungkan niatnya untuk kembali masuk ke dalam kelas.

VerrarellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang