Kapan sadar?

149 22 23
                                    

Salah publikasi bagian cerita! Yang bener ini dulu 'kapan sadar?' kalo ada bagian cerita yang 'tak terduga' itu salah yaaaa! Saran sih jangan dibaca nanti bingung.
Terimakasih

Selamat membaca!

****

Verra sedang sibuk mengerjakan proposal untuk acara terakhir angkatannya nanti, semacam acara pentas seni sekaligus farewell angkatan mereka, sebetulnya dia sudah lengser dari jabatannya di osis, tapi budaya di sekolahnya memang selalu seperti ini, untuk acara farewell angkatan memang akan dipersiapkan oleh angkatan yang bersangkutan, jadi benar-benar pure atas ide mereka semua.

Berhubung saat menjadi osis Verra menjabat sebagai sekretaris, jadi untuk memudahkan segala urusan administrasi jadilah Verra yang terpilih sebagai sekretaris untuk mengurus acara besar mereka ini, karena jika dipegang dengan orang yang masih awam akan sedikit menghambat, dan untuk menghindari hal tersebut memang baiknya Verra menerima dengan suka rela tanggung jawab yang sudah mereka percaya padanya.

"Ver, anggaran dananya tolong banget dikondisikan ya, biar sekolah gampang accept proposal kita nanti," ucap Irham mantan ketua osis angkatan Verra kemarin, sekarang dia juga dipercaya untuk menjadi ketua pelaksana acara ini.

Aku mengangguk sebelum menjawab ucapannya, "Siap, Ham! Semalem gue udah omongin itu sama Nabila kok," ucap Verra pada Irham, laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk.

"Kirim email gue, ya!" ujarnya, meminta Verra mengirimkan berkas proposal padanya.

"Oke! Nanti gue kirim email, lo cek apa yang kurang, ya?" ucap Verra dengan fokus yang masih tertuju pada layar laptop sepenuhnya. Irham lalu menggangguk merespon ucapan Verra, sebelum kembali sibuk dengan tugasnya.

Suara pintu terbuka membuat Verra dan Irham yang kebetulan berada tepat di dekat pintu, refleks menoleh untuk melihat siapa yang masuk, lalu terlihat Nabila memasuki ruangan osis dengan dua botol  air mineral di tangannya, "Ver? Kira-kira proposal udah berapa persen?" tanyanya pada Verra, lalu dia memberikan satu botol air mineral itu pada Verra.

Nabila memang sudah hampir dua tahun menjadi partner  Verra dalam mengerjakan proposal jika ada acara, meskipun dia hanya membantu Verra pada bagian anggaran dana karena dia memang bendahara osis saat periode angkatan Verra kemarin, karena hal itu mereka menjadi sangat dekat. Sebetulnya untuk pengurus inti acara ini memang diambil dari pengurus inti osis angkatan mereka, karena untuk mengantisipasi hambatan yang mungkin saja akan terjadi ke depannya.

"Udah 70% sih, kenapa?" jawab Verra, tangannya sibuk bergerak di atas papan ketik laptopnya.

"Serius 70%?" tanya Nabila dan Irham serentak, Verra sampai kaget karena respon mereka. Bahkan beberapa teman-teman Verra yang lain ikut beralih menatap mereka berdua bingung.

Verra lalu mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah dua temannya, "Iya, kenapa sih?" tanyanya heran.

"Cepet banget gila! Gue baru nyuruh lo kemarin kamis, pas rapat angkatan," sahut Irham, dia lalu menghampiri Verra untuk melihat sendiri progress proposal yang sudah Verra kerjakan, meninggalkan tugasnya yang sedang mendata kegiatan untuk acara nanti.

Verra bersikap biasa menanggapi kedua temannya yang heboh, dia lalu membuka botol minum yang Nabila berikan padanya tadi, dan langsung meminumnya setelah berhasil dibuka.

"Nah makanya itu! Gue aja baru semalem ngasih data kasar buat anggaran dana," ucap Nabila tidak kalah heboh, Verra sampai tersedak karenanya.

Verra berdehem untuk menetralkan suaranya karena tersedak tadi, lalu dia menjawab ucapan kedua temannya, "Gue udah plan ini dari pas angkatan kita rapat pertama, udah gue cicil juga," jawab Verra santai, Irham dan Nabila saling tatap lalu mengambil alih laptop Verra, lalu Irham sibuk mengulir cursor ke atas dan ke bawah untuk mengecek proposal yang sedari tadi Verra kerjakan, sementara Nabila juga ikut sibuk memperhatikan.

VerrarellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang