part 7

1.8K 232 13
                                    

Seorang namja manis-Minghao-tengah duduk di sofa apartemen nya, ia memandang ke depan dengan tatapan kosong. Iya mengerakan sedikit kaki kirinya untuk diangkat ke atas sofa tersebut.

"Ahh astaga..Kenapa bawah lutut ku ini sakit yaa?" Gerangnya pelan saat merasakan sakit di bagian bawah lututnya. Ia melipat keatas celana jeans yg dikenakannya itu, lalu ia melihat ada lebam berwarna biru keunguan disana yg lumayan besar namun tidak terlalu besar (lah?)

"Sejak kapan ada lebam disini? Pantas saja kaki ku ini sakit saat digerakkan". Setelah itu ia tidak mempedulikan lebamnya, ia lebih fokus terhadap pikiran nya yg masih memikirkan kejadian disekolah tadi.

Minghao *pov

Rasanya terlalu sakit mengingat kejadian tadi disekolah, bukan masalah luka dihidung dan lebam dibawah lutut yg aku dapat itu, melainkan saat Jun ge menuduhku kalau aku mengancamnya. Ahh iya masalah lebam dibawah lutut ku itu aku baru ingat, itu aku dapat saat tubuhku terjatuh dan tak sengaja bawah lututku terbentur lantai kayu cukup keras, tapi bagiku ini tidak seberapa sakitnya dibandingkan dengan sakitnya hatiku. Baru seminggu aku di Korea tapi aku sudah mendapat masalah oh astaga eomma....Rasanya ingin pergi saja dari kota ini!
Tapi walau bagaimana pun juga aku tidak boleh lari dari kenyataan, aku harus bisa membuktikan pada Jun ge kalau bukan aku yg mengancamnya dan aku tidak boleh takut padanya toh aku tidak bersalah.

Minghao *pov end
.
.
.
.
.
.
.
Jun yg sedang duduk didekat balkon apartemen nya, menatap kota Seoul yg masih terlihat ramai.

Jun *pov

Aku memasang earphone ditelinga ku, mendengarkan alunan musik yg membuat ku sedikit tenang. Entah kenapa aku jadi ingat tentang ancaman itu, apa motif dari semua itu?? Kenapa dia mengancam ku?? Ahhh.. aku jadi semakin benci dengannya.

Jun *pov end

--SKIP--

Seperti biasa, Minghao datang pagi pagi, ia duduk di kursinya. Belum ada orang yg datang kecuali dirinya, ia memilih untuk membuka novel favoritnya dan membacanya. Jam sudah menunjukan pukul 7.00 sudah banyak yg mulai berdatangan, tak terkecuali Jun. Ia membanting tas Selempangnya kemeja, Minghao yg berada disebelahnya pun tersentak karena itu. Entah kenapa Minghao jadi takut melihat wajah Jun.

"Ya!!! Pindah lah kau kebelakang!!!! Aku tidak mau merusak mood ku sendiri karena melihat wajah mu yg menjijikkan itu!!!" Ucap Jun tiba tiba sambil menggebrak meja Minghao.

"Tidak, tempatku kan memang disini, jadi untuk apa aku pindah" entah keberanian darimana Minghao mengeluarkan kata kata itu.

"Ohh kau sudah berani menjawab ku?!! Dengarlah jangan membuat masalah dengan ku--" Jun menjeda kata katanya.

"Ahh astaga!! aku lupa kau kan memang sudah buat masalah denganku. Cih.Dasar tak tau malu!!" Kata kata pedas Jun berhasil membuat Minghao sedikit terkejut. Ia pun bangkit dari duduk nya, dan pindah kekursi pojok yg ada dibelakang. Bukan karena apa apa, ia hanya tidak mau membuat keributan dikelasnya itu. Jun yg melihat itu, ia langsung mengeluarkan smirk nya "cih.dasar pengecut!!" umpat nya pelan.

Hosh..hosh..hosh..hosh

Dua pemuda yg memasuki kelas dengan berlari, mereka berhenti tepat di depan kelas mencoba mengatur napas yg terengah-engah.

"Aigoo...Kupikir kita telat. Astaga! Aku perlu oksigen seperti nya" gumam pemuda yg memiliki kulit redup(?) itu.

"Ahh sudahlah hosh..hosh..Ayo kita langsung ma--masuk saja" ucap salah satunya yg memiliki mata sipit itu dengan napas yg masih belum beraturan. Mereka pun jalan beriringan kekursinya yg kebetulan mereka bersebelahan.

"Ehh? Tumben Minghao belum datang?" Pemuda berkulit redup itu--Mingyu-- memandang ke arah sekitar.

"Jun? Minghao belum datang??" Tanya pemuda bermata sipit--Soonyoung-- kepada sahabat nya itu yg sedang asik dengan ponselnya.

"Mana kutahu" jawab nya cuek.

"Ya ya ya!! Hyung lihat lah dia duduk di belakang rupanya" Mingyu mencolek bahu Soonyoung, mata nya menatap ke Minghao yg masih sibuk dengan novelnya. Mereka pun berniat untuk menghampiri Minghao.

"Haohao..."-Mingyu

"Ehh?? Mingyu? Soonyoung Hyung? Sejak kapan kalian datang? Kok aku tidak nyadar?"-Minghao

"Baru saja, kau terlalu fokus dengan novel mu itu"-Soonyoung

"Ah ngomong ngomong kenapa kau pindah dibelakang?"-Mingyu

"Tak apa, hanya ingin saja" jawab Minghao dengan nada malas.

"Pasti Jun yg menyuruh mu?"-Soonyoung

"Hmm..Sudah lah lagian disini cukup nyaman kok"-Mingha

"Bagaimana hidungmu?"-Mingyu

"Sudah tidak apa apa kok"-Minghao.

--pulang sekolah--

Minghao berjalan menyusuri jalanan kota untuk kembali ke apartemen nya, ia berjalan dengan santai nya dan hanya menunduk melihat langkah kakinya, namun langkah itu terhenti saat ia melihat dua pasang sepatu kulit hitam yg menghalangi jalannya. Ia pun sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pengguna sepatu tersebut yg sudah menghalangi jalannya, matanya pun menangkap dua orang lelaki berwajah sangar dan tubuhnya yg kekar sedang menyeringai kearah nya. Minghao melangkah mundur sedikit, ia terlihat ketakutan.

"Hay!! Mau kemana kau anak manis?!!" Tanya salah satu preman itu yang mendekat kearah Minghao, Minghao pun. Terus melangkah mundur karena ketakutan.

"Mau apa kalian!!" Minghao memberanikan diri untuk membuka suara.

"Hemm...Kau hartanya mau kami?? Eum ya ya ya baiklah akan ku jawab. Kami menginginkan semua yg kau punya!!!!"

Minghao *pov

Aku menutup mataku dan menggigit bibir bawahku saat tubuh ku sudah tidak dapat mundur lagi karena aku tubuhku sudah tersudut di tembok besar yg ada disana.Salah satu preman itu mengeluarkan pisau tajamnya dan mengarahkannya ke wajahku sedangkan yg lainnya hanya tersenyum iblis. Dan aku benar benar takut sekarang, karena pisau itu mulai menyentuh pipiku

BRUKK!!!

Preman yg mengacungkan pisau kearah ku itu tiba tiba saja tersungkur ketanah, pisau nya pun terpental karena tubuhnya ditarik oleh seorang namja yg ku kenal astaga! Aku tidak menyangka kalo dia yg akan menolong nyawa ku, tapi sekarang bukan waktu yg tepat untuk membahas itu.

Terjadi perkelahian 1 lawan 2, namja yg menolongku itu sudah berkali kali mendapat pukulan dan luka lebam di wajah nya tapi ia tetap berusaha bangkit. Namja itu berhasil menjatuhkan satu
Preman, preman yg baru saja dikalahkan namja itu pun ternyata ia belum menyerah, ia mengambil pisau yg terpental tadi yg sekarang berada didekat nya, ia bangkit dari jatuh nya dengan langkah yg sempoyongan ia berjalan menuju namja tadi dan..

"ASTAGA!!! JUN GE!!!!!"

Teriak ku histeris saat melihat pisau menancap di punggung Jun ge yg berusaha menolong ku. Preman preman itupun melari kan diri. Aku menghampiri Jun ge yg sudah terduduk lemas di tanah dengan darah yg terus mengalir dari punggungnya, aku melihat ia berusaha mencabut pisau itu dari punggungnya dengan tangannya yg gemetar. Tepat saat ia berhasil mencabut pisau itu, ia tidak sadarkan diri dan jatuh tepat dipangkuan ku. Air mataku terus mengalir antara khawatir, takut,dan merasa bersalah bercampur aduk menjadi satu, wajah nya yg pucat dan darah yg mengalir dari punggungnya membuat ku tambah cemas bahkan sekarang tanganku berwarna merah karena terkena darah Jun ge. Tanpa pikir panjang aku langsung menelpon ambulance.

Aku terus menggenggam tangan nya dengan air mataku yg tak henti hentinya mengalir saat sudah didalam ambulance. Entah kenapa aku benar benar takut sesuatu yg buruk yg pasti semua orang tidak ingin itu terjadi malah akan terjadi kepada Jun ge.

Bersambung.........


Annyeong......:v duh maap yaa baru sekarang bisa ngepost nya hehe...Selain sibuk sama tugas sekolah trus juga dua hari yg lalu kusakit:"
Makasih lho yg udah mau nunggu cerita ini di next hehe.. :)
.
.
.
.
.
Voment yaw...😉 Buat penyemangat ku😂
(Maap ya kalo ada yg typo:v)

All About You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang