Part 27

7.1K 363 1
                                    

Hari ini Ceil kembali bersekolah , ia merasa canggung di kelas karna ada nya Esa dan di tambah lahi Esa duduk bersama Lano

"Yan?" Panggil Esa pada Lano

"Apa?" Jwab Lano ketus .

Sejak kejadian Ceil mengetahui bahwa Lano dan Esa pernah menjalin hubungan Lano lebih sedikit menjauhi Esa . Setiap Esa memulai percakapan ataupun apa pasti Lano hanya menganggap nya dengan gumaman atau hanya sebatas tersenyum pada Esa

"Lo masih marah sama gue" kata Esa sembari menatap Lano

"Nggak" jawab Lano

"Trus lo kenapa gini , sumpah gue nggak tau kalau ada Ceil pas di atap , gue disitu benar benar emosi" kata Esa sembari menatao menyesal pada Lano

"Udah jangan di bahas" kata Lano sembari terus menata kedepan dan tidak memperdulikan Esa di samping nya .

Esa memilih diam daripada nanti emosi Lano akan tersulut di karenakan dia

"Ceil yuk kekantin" kata Lano sesudah mendengar bel berbunyi

"Lo aja deh , gue pengen tidur" ucap Ceil

"Gue duluan ya" kata Lano pada Ceil

Setelah kepergian Lano , Ceil langsung memasangkan handset ke telinga nya dan menenggelamkan kepala nya di antara lipatan tangan nya .

Ceil sudah mulai terlelap dan mulai memasuki alam mimpi nya . Lagu yang menambah ketenangan Ceil dalam tidur nya . Tapi di sela sela tidur nya Ceil merasakan ada tangan yang mengusap kepala nya .

Pikir Ceil adalah Lano tetapi saat Ceil mulai melihat wajah nan tampan di depan nya dia membulatkan mata nya

"Revin?" Ucao Ceil sembari menatap mata Revin

"Hai Dean" kata Revin sembari tersenyum pada Ceil .

"Ih kok lo bisa disini ? Nggak ngabarin gue lagi" kata Ceil pada Revin dan melepas handset nya

"Mulai hari ini gue sekolah disini dan om John nyuruh gue tinggal di rumah lo" kata Revin sembari masih mengembang kan senyum nya

"dan gue adalah kakak kelas lo , lo harus patuh sama gue"kata Revin sembari dengan nada bercanda

"Iya deh Vin" kata Ceil sembari terkekeh

"Dean gue turut berduka cita ya atas kepergian bang Al" kata Revin dengan hati hati takut menyinggung perasaan Ceil

"Iya makasih ya Vin" kata Ceil sembari memberi senyum nya

"Gimana ntar pulang kita kerumah pohon ? Mau nggak?" Tanya Revin pada Ceil

"Beneran ? Gue udah lama juga nggak kesana" kata Ceil antusias .

"Ntar pulang sekolah gue tunggu lo di parkiran ya , selamat belajar Dean" kata Revin sembari beranjak

**
Revin Dirga Putra cowok ganteng yang memiliki postur tubub tinggi , mata biru , hidung mancung dan alis tebal .

Revin adalah teman masa kecil Ceil , mereka sangat dekat di karenakan keluarga Dirga dan Thomas bersahabat dalam bidang bisnis maupun keluarga .

Sedari kecil Ceil selalu menganggap Revin sebagai abang kedua nya selain Al . Revin selalu melindungi Ceil pada saat apa pun .

Ada suatu hari Ceil dan Revin pulang dari sekolah jarak SMP dari rumah mereka cukup jauh , walaupun mereka anak keluarga ternama mereka tidak ingin masa kecil nya di nikmati dengan kemewahan , merek lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan sepeda

Saat di perjalanan Ceil di hadang oleh abang abang yang kelihatan dari baju seragam nya adalah SMA . Dia menggoda Ceil , memegang wajah Ceil dan ingin mencium Ceil . Tetapi Revin langsung menendang kaki abang abang tersebut .

Dan menyuruh Ceil untuk pergi , Ceil ragu untuk meninggalkan Revin tetapi tatapan Revin yang cukup tajam membuat Ceil dengan berat hati harus meninggalkan Revin .

Revin disana harus tahan sakit di karenakan orang orang itu memukul nya dan balas dendam karna orang orang itu tidak bisa mendapat kan Ceil

Saat Revin sudah hampir menginjak kelas 2 SMP , keluarga dirga memilih membawa Revin keluar untuk menjalankan pendidikan yang lebih . Ceil sempat mengurung diri dikarenakan kepergian Revin dia menganggap Revin sebagai abang nya sendiri .

Semenjak kepergian Revin Ceil memutus kontak pada Revin , ntah lah rasanya Ceil terlalu merindukan Revin saat mereka berhubungan baik vid call maupun telpon .

Dean adalah panggilan sayang Revin kepada Ceil

**

"Ceil nanti pulang bareng yuk" kata Lano saat mendengar bel pulang berbunyi

"Sorry Lan , gue mau pulang samq Revin" jelas Cil

"Revin?" Tanyq Lano bingung karna Ceil tidak pernah bercerita tentang Revin padq Lano

"Oh iya , dia itu temen kecil gue udah gue anggap abang kedua selain bang Al , waktu kelas 2 SMP dia di pindahin sama keluraga nya dan gue harus pisah deh sama dia . Dan sekarang dia sekolah disini . Gue bahagia banget" jelas Ceil pada Lano sambil tersenyum bahagia

Lano tak pernah melihat Ceil sebahagia ini setelah kepergian Al . Sebenarnya Lano ingin sekali marah tapi Lano tak ingin merusak kebahagiaan Ceil hari ini

"Iya Ceil , gue pulang duluan ya" kata Lano pada Ceil dengan senyum getir nya

Lano beranjak meninggal kan Ceil , Lano belum berniat untuk pulang Lano lebih memilih menunggu di dalam mobil nya . Dan mata nya tertuju pada Ceil . Ia sengaja tak menutup kaca mobil milik nya agar dia bisa mendengarkan pembicaraan Ceil dan Revin atau siapa lah namanya

"Vin gue kangen" kata Ceil sembari memeluk Revin

"Sama Dean gue juga kangen" katq Revin sembari membalas pelukan Ceil

Dean? Ucap Lano dalam hati

"Lo udah gede ya , lo cantik Dean" kata Revin pada Cei

"Gue emang cantik dari kecil Vin" jawab Ceil dengan pede nya

"Iyain aja deh" kata Revin sembari beranjak masuk mobil bersama Ceil

Lano yang melihat kejadian itu di satu sisi dia senang melihat Ceil kembali bahagia dan kembali ceria seperti semula tapi di satu sisi dia cemburu melihat Ceil begitu manja dan manis terhadap Revin.

------------------------------------------------------------------

Selagi bisa membuat mu bahagia aku rela tersakiti untuk mu
-Michelano Abrilian Mahendra

Michelano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang