Part 33

6.9K 357 4
                                    

Pikiran Lano melayang memikirikan keadaan Ceil . Lano dapat kabar dari Ganes kalau Ceil akan keluar 2 hari kedepan . Sekarng Lano tengah di kelas sembari menggunakan heandset di telinga nya . Lagu lagu milik Coldplay mengalun indah di pendengaran Lano .

"Lan" sapa Varis pada Lano

"Apa sih lo , ganggu aja" ucap Lano dengan nada bercanda

"Lo nggak niat buat nemuin Ceil?" Tanya Varis serius .

Lano yang mendengar kan pertanyaan Varis langsung memberhentikan lagu nya , dan menatap Varis

"Setiap kita kesana , dia selalu nyari lo dan nggak jarang juga dia nangis di depan Ganes karna dia kangen lo" ucap Varis

Lano tak berniat menjawab nya

"Lan , lo tau orang yang pertama Ceil cari saat dia bangun adalah elo" ucap Varis

"Dan lo lah orang yang belum ngeliat dia sampai hari ini" lanjut Varis

"Nanti malam gue temuin dia" ucap Lano dan langsung menundukan kepalanya di antara lipatan tangan nya .

Varis tau apa yang di rasakan Lano . Lano pasti begitu mencemaskan Ceil tapi rasa bersalah Lano mengalahkan semua nya .

Malam ini Lano ingin menemui Ceil . Lano sudah siap dengan kunci mobil di tangan nya . Sebenarnya Lano belum siap untuk menemui Ceil , tetapi mendengar penjelasan Varis . Hati Lano merasakan bahagia tapi juga sedih karna dia telah membuat Ceil menangis

Perlahan Lano membuka pintu kamar Ceil . Lano menatap Ceil . Tarian sedang keluar untuk membeli makan dan tadi Tarian telah mengabari Lano .

Wajah nya sangat cantik walaupun ia tertidur . Lano meraba wajah Ceil . Merasakan setiap sisi wajah Ceil dan

Cup

Bibir Lano mendarat di kening Ceil . Lano menarik dirinya kembali di dekat Ceil .

"Gue pulang ya , Good Night Princess" ucap Lano sembari menatap Ceil . Lano mengenggam tangan Ceil sekilas . Dan melepas nya perlahan beranjak menuju pintu kamar Ceil

"Lan" panggil Ceil yang ternyata tak tidur . Dia hanya ingin mendengar Lano berbicara , ia sangat merindukan Lano

Langkah Lano terhenti . Suara itu bagai sudah lama tak ia dengarkan

"Jangan pergi lagi" lirih Ceil sembari menatap langit langit kamar rawat itu . Mata Ceil sudah berkaca kaca .

Badan Lano membeku mendengar ucapan Ceil . Suara itu bergetar sembari menahan air mata nya . Lano tau Ceil , Ceil tengah menahan tangis nya .

"Sampai kapan lo nggak mau nemeuin gue?" Tanya Ceil dengan suara bergetar . Air mata sudah menetes di pipi Ceil tapi dengan segera Ceil mengusap air yang menetes dari mata nya .

"Sampai kapan lo ngejauhin gue?" Tanya Ceil lagi dengan sedikit menaiki nada suara nya dengan tetap menahan tangisnnya .

Sedangkan Lano masih tak bergeming mendengar ucapan Ceil .

"Gue tu pengen lo disini" ucap Ceil sembari terus menahan tangis nya .

Hati Lano tak ingin lagi mendengar ucapan Ceil yang membuat hati nya sakit . Perlahan ia membalikan badan nya . Berjalan menuju ranjang dan langsung memeluk tubuh Ceil .

Dan saat itu juga tangis Ceil tumpah di pundak Lano . Lano terus memeluk Ceil merasakan kehangatan tubuh Ceil .

"Gue nyari lo di hari pertama gue sadar Lan , tapi lo nggak ada" lirih Ceil sembari menangis di pelukan Lano

"Lo tu jahat" marah Ceil sembari memukul pundah Lano

Lano tak bergeming sama sekali dia tetap memeluk erat Ceil .

Tarian yang melihat itu mengurung kan niat nya untuk masuk . Dia memilih menunggu di depan sembari menanyai dimana John berada sekarang .

"Gue mintak maaf" ucap Lano setelah ia melepaskan pelukanya dari Ceil .

Mata mereka bertemu . Tatapan yang mereka rindukan selama ini . Perlahan Lano memajukan tubuh nya dan reflek Ceil menutup mata nya karna Ceil tau apa yang akan di lakukan Lano .

Tinggal sedikit lagi bibir mereka menyatu

"Belum muhrim" suara John membuat Lano memundurkan diri nya dan menjauh dari tubuh Ceil

"Maaf om , Lano nggak maksud" sesal Lano pada John

"Nggak papa kok , om tau gimana anak muda sekarang" ucap John sembari menepuk pundak Lano

Sedang kan Ceil blushing karna ia ketahuan oleh orang tua nya

"Sekali nya ketemu Lano langsung deh" ucap Tarian dengan nada menggoda

"Apaan sih ma" elah Ceil

"Tu orang nya yang kamu cariin , udah dateng . Jadi makan yang teratur , mood jangan buruk mulu , pusing mama" eluh Tarian

"Mama ngapain sih ngomong ngomong" kesal Ceil pada mama nya

"Lano bilang tu sama Ceil makan yang banyak . Badan udah kayak tiang listrik gitu" ucap Tarian sembari terkekeh

"Jadi lo makan nggak teratur . Mulai besok gue dateng dan sebelum gue dateng lo harus makan . Kalau nggak gue nggak kesini lagi" ancam Lano tapi sambil terkekeh

"Udah deh Lan , lo jangan bawel kayak mama" ucap Ceil

"Ya udah besok gue nggak kesini" ucap Lano acuh

"Iya iya gue makan , tapi pulang sekolah lo langsung kesini" ucap Ceil sembari memberi senyum nya

"Ya udah om tan , Lano pamit ya . Udah malam" ucap Lano sembari memberi senyum

"Dan lo , awas jangan ngerepotin om sama tante ya" ucap Lano sembari mengusap rambut Ceil

Dari Lano keluar dari ruangan Ceil . Senyum Lano tak pernah pudar .

"Seneng banget anak mama" goda Revi pada Lano

"Mama apaan sih" malu Lano pada Revi

"Lano kekamar ma , ngantuk" ucap Lano sembari berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar nya

"Mirip sama papa nya dulu" gumam Revi setelah Lano beranjak menuju kamar

Di dalam kamar , Lano sedang memandangi foto nya bersama Ceil . Senyum Lano tak pernah pudar menatap foto Ceil yang menjadi walpaper di handpone nya .

------------------------------------------------------------------

Akhirnya rasa ingin memeluk mu bisa ku sampai kan sekarang .

-Michelano Abirilian Mahendra

Michelano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang