Part 43

6.9K 328 3
                                    

"Nih tiket lo" ucap Raisa ketika baru sampai di kamar Ceil

"Lo berangkat tanggal 27 , dan lo harus pastiin lo udah nyelesain semua tugas di sekolah lo" ucap Raisa sembari ingin beranjak dari kamar gue

"Thanks Love" ucap Ceil sembari terkekeh dan di balas lambaian tangan dari Raisa sebelum dia benar benar meninggalkan Ceil

Ceil menatap tiket itu dengan seksama , ada rasa bahagia dan sedih yang menyelimuti hati Ceil . Di satu sisi keinginanya ingin menyaksikan kembang api di bawah menata Eiffel akan tercapai tetapi tidak dengan orang yang menemaninya .

Ceil tersenyum getir . Lusa dia akan berangkat ke Paris dan menghabiskan waktu hampir satu minggu disana untuk menjalankan semua rencana yang ada di otak nya . Ceil berdoa di dalam hati agar mood nya kembali membaik setelah dari Paris .

Papa dan mam Ceil telah kembali ke Indonesia kemarin siang . Setelah memberikan Ceil informasi kepada anak buah John tetang Ceil akan berkunjung . Ceil tersenyum mendengarkan bahwa di sana ia tak susah kebingungan mencari hotel ataupun seseorang yang menunjukan jalan di Paris . Karna sudah ada Bobby -anak buah John yang tinggal di sana.

"Lo udah siap?" Tanya Raisa pada Ceil . Dan segera Ceil meliha kembali koper dan Slingbag yang ia bawa

"Udah" ucap Ceil sembari mengembangkan senyum di bibir nya

Di perjalanan menuju bandara Ceil hanya merenung menatap jendela mobil . Senyum pilu yang menghiasi bibir Ceil terlihat oleh Raisa

"Ceil lo disana buat liburan bukan buat memikirkan masa lalu" ucap Raisa dan seketika Ceil lepas dari tatapan kosong nya

"Gue tau" ucap Ceil sembari menatap kedepan

"Lo tau , tapi hati lo nggak tau Ceil . Gue bisa ngelihat kesedihan yang tersirat di mata lo , gue lebih dewasa di atas lo , gue tau sifat seseorang yang tengah bahagia ataupun bersedih . Dan lo sekrang ? Lo tengah mengenang Lano . Gue tau itu" ucap Raisa membuat air mata Ceil mengalir

"Orang seceria lo itu nggak bakal ngehadapi liburan sebiasa ini , lo itu ekspresif tapi tidak dengan 2 bulan terakhir . Lo berubah menjadi seseoranh pendiam , merenung dan seseorang yang selalu terjebak kemasa lalu yang begitu menyakitkan" ucap Raisa kembali mengena di hati Ceil .

"Gue tau" ucap Ceil singkat dan segera menghapus bulir yang terjatuh di pipi nya .

Tak terasa sekarang mereka sudah sampai di depan bandara . Raisa turun dan mengantarkan Ceil

"Hati hati lo disana" ucap Raisa sembari memeluk adik kesayangan nya

"Yaelah gue bukan anak kecil kali" ucap Ceil sembari mengulum senyum di bibir nya

"Udah sana , kabari gue kalau udah sampai" ucap Raisa dan menatap Ceil

"Siap boss" ucap Ceil sembari mengacungkan jempol nya pada Raisa

Raisa melambaikan tangan nya dan mengisyaratkan 'bye' di bibir nya dan perlahan meninggalkan Ceil sudah berada di dalam bandara dan tinggal menunggu panggilan tetang penerbangan nya menuju Paris .

Di pesawat Ceil menghabiskan dengan menatap Miniatur Burunh Merpati dan Syal yang ia kenakan . Sampai tak terasa Ceil terlelap sembari memegang Miniatur itu .

Sampai pemberitahuan pramugari yang menyadarkan Ceil dari tidur lelap nya . Dan Ceil menatap keluar dan menampakan pemandangan kota Paris di malam hari

"Indah" hanya satu kata yang keluar dari mulut Ceil .

Lagi lagi pikiran nya terjatuh pada seorang Lano . Begitu banyak yang mengenang tentang dirinya di pikiran Ceil tetapi dengan sekuat hati nya ia berusaha mengalihkan pikiran itu dengan pemandangan yang ada di depan nya .

Michelano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang