Part 31

6.8K 356 6
                                    

Lano melajukan motornya dengan kencang untuk menuju alamat yang dikirimkan oleh Varis . Pikiran Lano sangat kacau mata nya memancarkan kekhawatiran .

Setelah sampai Lano langsung menelusuri koridor , mencari keberadaan Varis

"Ris ini kenapa ? Kok bisa" tanya Lano saat sampai di depan ruangan bernuansa putih tersebut

"Lan lo tenang dulu , kita doa aja dia baik baik" kata Varis

Mendengarkan bel pulanh berbunyi Ceil beranjak untuk keluar UKS dengan tenaga yang ia punya .

"Dean yuk pulang" ajak Revin

"Gue mau pulang sendiri Vin" kata Ceil sembari memberi senyumnya

"Dean tapi keadaan lo nggak memungkinkan Dean" ucap Revin khawatir

"Gue nggak apa apa Vin , percaya deh" ucap Ceil sambil meyakinkan Revin

"Tapi De--"

"Vin gue pengen sendiri" ucap tegas Ceil pada Revin

"Kalau ada apa apa kabarin gue ya" ucap Revin pada Ceil

Dan setelah itu Revin langsung meninggalkan Ceil , Ceil berjalan kaki menuju rumah nya rasanya ia tak ingin menaiki kendaraan apa pun .

Pikiran nya kosong dia membayang kan wajah dingin Lano yang mengacuhkan nya , wajah Lano yang membuat sakit hati nya . Lano sangat berubah dalam minggu ini . Di mulai daro Revin datang .

Ceil ingin menyebrang untuk menuju pengkolan rumah nya

Brakk

Tubuh Ceil terpental sampai di dekat trotoar , orang yang menabrak nya lari begitu saja . Darah mengalir keluar dari kepala Ceil . Perlahan pandangan Ceil kabur dia mendengarkan deru kaki orang berjalan menuju dirinya dan setelah itu pandangan nya gelap .

"Revin nemuin Ceil lagi di kerumunan orang orang , dan Revin kaget ketika melihat Ceil sudah tak sadarkan diri . Dia membawa kerumah sakit dan menghubungin om John dan tante Tari dan mereka sekarang sudah di jalan pulang" lanjut Varis "dia ngehubungin gue lewat handpone Ceil dan sesegera gue kesini dan ngeliat keadaan Ceil udah nggak sadar kan diri" ucap Varis dengan mengusap kasar wajah nya

Lano tak bisa berkata kata lagi , dia tau Ceil begini karna ulah nya .

"Coba aja gue nggak cuek in dia pasti dia nggak kek gini Ris" ucap Lano pada Varis

"Ini salah gue ini salah gue ris" ucap Lano yang langsung mendudukan dirinya di bangku

"Ini nggak salah siapa siapa Lan , ini takdir" kata Varis sembari menenagkan

"Woy gimana keadaan Ceil ?" Tanya Steven

"Sorry gue baru dateng , gimana dia ? Kok bisa kayak gini?" Ganes

"Ceil nya dimana sekarang?" Ferrel

"Keadaanya gimana?" Jelas Vernon dengan wajah yang tenang dari yang lainya

"Sekarang mending kita berdoa aja semoga Ceil baik baik aja dan bisa kembali gabung sama kita" ucap Varis menenangkan semua nya

Bugh

"Semua nya gara gara lo bajingan , gara gara lo Ceil kecelakaan" marah Revin pada Lano yang tersungkur di lantai .

"Udah udah" lerai Ferrel pada Lano dan Revin

"Ini bukan saat nya kalian berantem" marah Ganes pada Lano dan Revin

"Gimana keadaan Ceil Vin?" Tanya Tarian ketika ia melihat Revin dan yang lain ya

"Tante tenang dulu , Ceil pasti nggak papa" jawab Revin sembari menenagkan Tarian

Mati matian Tarian menahan tangis nya , agar tak pecah dan tiba tiba John datang dengan muka tak kalah cemas nya . Karna Tarian dan John berbeda tempat

"Kenapa Ceil bisa kayak gini" tanya John pada Revin

"Maafin Revin om , Revin nggak bisa jagain Ceil" jawab Revin menyesal

"Nggak papa Vin , gimana ceritanya"

Revin menceritkan di mulai dari Ceil masuk UKS di sekolah sampai dia menemukan Ceil tak sadarkan diri di pengkolan .

Terlihat dokter keluar dari ruangan Ceil

"Gimana dok keadaan anak saya?" Tanya John pada Dokter tersebut . Semua orang yang ada disitu menunggu penjelasan dokter

"Saya sudah menanganin pasien dengan baik , tapi maaf mungkin dalam waktu yang tak bisa di tentu kan pasien tidak akan bisa sadar dan dalam kesimpulan pasien koma . Saya harap keluarha bersabar menunggu pasien bangun" jawab dokter dan langsung meninggalkan Semua yang ada di depan pintu Ceil

"Pa Ceil pa" tangis Tarian pecah di depan John .

John meraih tubuh Tarian dan menarik nya kedalam dekapan

Sedangkan Lano yang tadi nya berdiri perlahan tubuh nya merosot kebawah sampai menyentuh lantai . Lano menarik narik rambut nya frustasi .

Setelah John dan Tarian keluar dari ruangan tempat Ceil berada . Lano berjalan diiringi dengan Varis di samping nya .

"Hai Ceil" sapa Lano pada Ceil sembari tersenyum melihat Ceil yang menutup mata nya dan di bantu oleh alat alat yang membantu nya bernapas .

"Maafin gue Ceil , gue yang udah buat lo gini , gue pengen lo bangun Ceil" sesal Lano "Ceil kalau memang kehadiran gue buat lo susah gue nggak papa pergi dari hidup lo , asal sekarang lo bangun dan lihat gue disini , gue nggak nyuekin lo lagi . Gue bakalan setiap hari sama lo . Gue nggak akan cemburu lagi samo Revin . Tapi lo harus bangun dulu Ceil" ucap Lano dan tanpa sadar satu tetes air mata jatuh dari mata Lano

"Ceil bangun , gue disini" lirih Lano

"Lan udah , sekarng mending kita keluar" ucap Varis pada Lano

"Gue mau disini nemenin Ceil , sampai dia sadar . Gue nggak mau keluar ataupun pulang" ucap Lano tapi mat nya tetap menatap perempuan yang terbaring lemah di depan nya .

"Lo gila , gue nggak percaya sama lo sumpah . Gue bodoh udah ngikutin rencana lo"

"Lo diam . Semua udah lo lakuin jadi lo nggak bisa ngapa ngapain lagi kalau lo ngaduin gue otomatis lo bakalan ikut keseret juga"

"Memang lo licik"

"Siapa suruh lo ikutin rencana gue dari awal . Dan prinsip gue kalau lo mulai lo yang harus nyeselainya"

"Terserah lo bangsat"

------------------------------------------------------------------

Kembali lah . Aku berjanji tidak akan membuat satu tetes airmata pun keluar dari mata mu

-Michelano Abrilian Mahendra

Michelano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang