Part 32

6.7K 352 2
                                    

"Sore Ceil" sapa Lano yang terbaring lemah di atas tempat tidur

Ini sudah hampir 1 minggu Ceil belum bangun jugq . Setiap hari nya sepulang sekolah Lano langsung menginjungi Ceil untuk sekedar menyapa atau bercerita tentang apa yang dia lakukan selama Ceil tak ada .

"Kapan lo bangun ?" Lirih Lano

"Kapan kita bisa jalan bareng lagi Ceil , lo bangun cepetan" marah Lano

"Ceil gue kangen sama semua yang lo punya , gue kesiksa ngeliat lo kayak gini" lirih Lano yang sudah mengeluarkan air mata nya

"Ceil lo denger gue kan" ucap Lano

"Ceil buka mata lo . Lihat gue disini , Ceil" marah Lano pada Ceil

Air mata Lano keluar semakin tak terbendung .

"Lan lo harus sabar . Ceil pasti bangun" ucap Ferrel saat masuk ke ruangan Ceil

"Tapi gue kangen dia , gue rindu dia natap gue Rel" lirih Lano sembari mendudukan dirinya di sofa

"Tapi lo harus sabar , dengan cara lo seperti itu lo nggak akan membuat dia bangun Lan" ucap Ferrel

"Semua udah siap"

"Lo tunggu waktu nya . Ntar gue kabarin"

"Okee"

Hari ini Lano pergi kesekolah . Seperti kebiasaan dia setelah Ceil koma . Dia selalu datang pagi dan di dalam kelas sampai jam pelajran selesai . Atau dia akan duduk di atap sampai malam hari .

"Yan?" Ucap Esa padq Lano

"Hmm" gumam Lano

"Gue turut sedih sama keadaan Ceil" ucap Esa dengan wajah sedih nya

"Makasih" ucap Lano sembari memberi senyum nya

Drttt....drtt.....

"Gue kesana sekarang"

Dengan bergegas Lano menuju keluar kelas sembari menyandang tas nya . Ia melajukan mobil nya menuju rumah sakit . Tarian memberi kaba bahwa Ceil telah sadar .

"Om tan gimana keadaan Ceil?" Tanya Lano pada John dan Tarian saat sampai di depan ruangan Ceil

"Ceil lagi di periksa dokter kita yang sabar nunggu nya" ucap Tarian

"Sialahkan keluarga pasien bisa melihat dia sekarang" ucap dokter sembari tersenyum

Lano sangat ingin melihat keadaan Ceil , sangat ingin . Ingin rasanya dia memeluk tubuh itu . Ingin dia menggengam tangan mungil itu . Hanya tuhan yang mengerti perasaan Lano . Lano merasa bahwa dia lah yang menyebab kan Ceil seperti ini .

Lano senang melihat Ceil yang sadar dan tengah tersenyum menatap kedua orang tua nya . Lano perlahan beranjak meninggalkan ruangan Ceil .

"Ma?" Ucap Ceil setelah ia tersadar

"Apa sayang?" Jawab Tarian

"Lano mana ma?" Tanya Ceil .

Tarian sadar betapa besarnya Ceil mencintai Lano .

"Tadi Lano disini kok , tapi kayak nya dia pergi deh" ucap Tarian . Terpancar raut wajah kekecewaan di wajah Ceil tapi dengan sesegera dia menutup nya dengan senyuman yang ia berikan.

Sekarang Lano tengah berada di balkon kamar nya . Ia merenung menatap suasana malam yang di lihat dari rumah nya . Lano tersenyum mengingat beberapa kejadian yang terjadi disini saat ia bersama Lano .

"Gue kangen lo" gumam Lano sendiri sembari memberi senyum getir nya

Handpone nya sedari tadi bergetar , tapi tak ia pedulikan . Ia tau panggilan itu berasalah dari teman teman nya . Dia belum ingin menemui Ceil rasa bersalah nya begitu memuncak .

Tok...tokk...tokk

"Masuk" teriak Lano dan langsung beranjak kedalam

"Eh kenapa ma?" Tanya Lano padq Revi

"Mama mau ngelihat Ceil . Kamu mau ikut?" Tanya Revi

"Nggak ma , Lano ngantuk pengen tidur"'ucap Lano dengan senyum getir nya

"Apa kamu tidak merindukan Ceil?" Tanya Revi

"Iya ma Lano ikut" ucap Lano dengan senyum getir nya

Saat ini Lano bersama Emien dan Revi tengah berada di koridor dan menuju ruangan Ceil .

Revi dan Emien menuju ruangan sedangkan Lano hanya menunggu di depan . Ia masih tak bisa melihat Ceil .

Ceil mencari keberadaan Lano . Revi yang melihat gerak gerik Ceil seperti mencari

"Kamu cari Lano?" Tanya Revi

"Iya ma" ucap Ceil

"Dia ada di de--"

Drttt...drtt...

"Ma Lano ada urusan , Lano pulang duluan"

"Kamu nggak mau liat Ceil dulu , dia nanyain kamu"

"Besok aja ma"

"Iya udah hati hati"

"Lano mana ma?" Tanya Ceil lagi

"Lano pulang duluan Ceil , dia ada urusan tapi besok dia pasti kesini kok"

"Iya ma" jawab Ceil dengan kekecewaan nya lagi .

Lano menjauhi nya setelah ia sadar . Padahal orang yang pertama Ceil cari saat ia sadar adalah Lano . Tapi kenapa sampai saat ini Lano belum datang untuk melihat nya . Apakah Lano masih marah? Pertanyaan itu berputar di pikiran Ceil

"Maafin gue Ceil" lirih Lano di dalam taksi sampai memandang kejalanan

"Kenapa kamu pergi?" Tanya Revi saat memasuki kamar Lano dan melihat Lano yang tengah duduk di bibir ranjang nya

"Lano ada urusan tadi , dan udah selesai" jawab Lano

"Kamu nggak bisa bohong sama mama Lano" tebak Revi "apa yang membuat kamu menjauhi Ceil?" Tanya Revi pada Lano

"Lano nggak jauhin Ceil ma cuman belum ada waktu aja buat ngelihat Ceil" ucap Lano

"dan kenapa tadi kamu nggak masuk?" Tanya Revo yang langsunh membuat Lano terdiam

"Kamu nggak bisa bohong , mama orang yang ngelahirin kamu jadi mama tau kamu Lano"'ucap Revi sembari menatap anak nya tersebut

"Lano merasa bersalah" lirih Lano

"Lano merasa karna Lano lah Ceil menjadi seperti ini" lirih Lano

"Kamu sangat mencintainya" ucap Revi sembari mengelus rambut anak nya

"Kenapa mama berbicara seperti itu?" Tanya Lano bingung

"Kamu pikir sendiri ya , mama mau kamu mengerti dengan perasaan kamu sendiri" ucap Revi sembaro beranjak menuju pintu kamar Lano

------------------------------------------------------------------

Aku butuh kamu . Kamu orang pertama yang aku cari dan kamu pula orang yang belum menemui ku sampai saat ini

-Deandri Abiceil Thomas

Michelano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang