Sudah berhari-hari lamanya aku menjadi arwah gentayangan. Setiap waktu, setiap hari aku datang melihat tubuh ku sendiri yang sedang terbaring koma.
Sering kali aku merasa putus harapan. Tapi, dia selalu saja datang dan memberikan ku semangat motivasi untuk ku kembali hidup.
Dia adalah pengisi hari-hari ku. Dokter Jung Il Woo.
Hanya dia satu-satunya yang saat ini bisa menemani ku, menghapus semua kesedihan dan kepedihan ku. Namun terkadang, aku merasa bahwa aku sudah benar-benar mati.
Aku berjalan menuju taman belakang rumah sakit dan duduk di kursi taman itu."Hai, apa yang sedang kau lakukan". Suara seseorang membuyarkan lamunan ku.
Huh. Ternyata dia adalah Dr. Il Woo."Aku hanya melamun saja".
"Apa yang sedang kau lamun kan?".
Dr. Il Woo berjalan mendekati ku."Tidak ada".
"Benarkah?". Sekarang dokter tampan itu duduk di samping ku.
"Hm...".
Air mata ku tiba-tiba saja menetes tanpa ku sadari.
"Hei, kenapa kau menangis shin ji?".
Tanya dr. Il woo."Tidak. Aku hanya sedih saja, meratapi nasib ku ini". Aku masih menangis dan menutup wajah ku dengan kedua telapak tangan ku.
"Woljima...woljima...aku akan selalu ada di samping mu. Untuk mu, dan akan membantu mu". Tangan lembut itu menarik tubuh ku dalam pelukannya.
Dr. Il Woo kini semakin erat memeluk ku. Aku pun semakin menangis dalam pelukannya. Aku merasa lega karena ada seseorang yang memperdulikan ku seperti dia.
#Orang Tua Shin Ji
"Shin Ji-na... Kapan kau sadar anak ku? Eomma appa sudah menunggu mu untuk sadar sayang... Kami sangat merindukan mu". Ucap ibu shin ji sambil mengelus kepala puteri semata wayangnya dan menangis.
"Ya!! Jangan menangis kim tae sung. Putri kita akan baik-baik saja. Dia akan cepat sadar, jangan menangis". Ayah shin ji berusaha menutupi kesedihannya dengan memarahi istrinya sendiri.
Tapi kesedihan sangat terlihat di mata ayah shin ji. Park Il Shik.
Dia hanya tidak ingin istrinya mengetahui luka dan kesedihan yang dia rasakan.▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Masih terlihat detak jantung shin ji yang berdetak di alat pengukur jantung itu. (EKG)
Tit tit tit tit tit
Suara itu lah yang selalu berbunyi dari alat itu. Entah sampai kapan alat itu terus mengetahui detak jantung ku. Terkadang aku takut, jika aku benar-benar pergi. Aku juga takut, jika suatu saat nanti alat itu, tidak lagi memberitahu tentang detak jantung ku.
Bagaimana nanti bila, aku sudah tidak dapat membuka mata ku.
Itu lah yang selalu aku fikirkan saat aku melihat tubuh ku sendiri terbaring koma dari luar kamar rawat ku.Air mata menetes ke pipi ku. Aku tau, bila aku menangis tidak akan mengubah apapun. Aku kini tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin menyentuh tubuh ku sendiri saja tidak bisa.
Apalagi memeluk kedua orang tua ku yang sangat aku sayangi, itu sangatlah tidak mungkin."AKU MENCINTAI MU".
Tiba-tiba kata-kata itu terucap dari bibir ku tanpa ku sadari.
"Aku masih ingin hidup. Tolong beri aku kesempatan untuk hidup bersamanya". Semua kata itu aku ucapkan sambil menangis. Bayangan wajah dr. Jung il woo pun muncul di fikiran ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days For You My Last Love [ Complete ]
FanfictionUntuk Cinta Apapun Dapat Di Lakukan. Untuk Cinta Pula Aku Bertahan Hidup, Dan Karena Cinta Aku Merasa Hampa. hanya Untuk Dia. Dia yang Hilang Begitu Saja Meninggalkan Ku.