I Need You

167 24 4
                                    

Sudah 15 hari tidak terasa, arwah ku bergentayangan di muka bumi ini.
Huh. Lelah rasanya, bila aku harus terus seperti ini. Aku lelah. Aku lelah.
Kemana lagi aku harus pergi. Kemana? Aku hanya ingin kembali ke raga ku. Aku ingin kembali melihat dunia ini dengan raga ku.

Fikiran ku terus melayang dan tidak menentu. Ya sudahlah, lebih baik aku menemui Dokter Il Woo saja.

Aku langsung melangkah kan kaki ku menuju ke ruangan dokter tampan yang aku rindukan.

Hehehe mungkin aku memang benar-benar menyukainya.

5 menit kemudian aku sudah sampai di depan ruangan il woo. Tapi aku tidak bisa membuka pintu ruangannya, karena aku tidak bisa menyentuh apapun.

"Bagaimana ini? Aku tidak bisa membuka pintunya. Il woo juga sedang sibuk dengan berkas-berkasnya. Bagaimana ini?".
Aku terus mencoba untuk membuka pintu ruangan il woo. Tapi semua usaha ku itu sia-sia saja.

"Il woo... Il woo... Jung Il woo...". Teriak ku dari luar ruangannya.
Aku terus berusaha membuat dia mendengar suara ku dan melihat ku.

Akhirnya usaha ku berhasil juga, il woo melihat ku dan membukakan pintu agar aku bisa masuk ke dalam ruangannya.

"Ada apa shin ji? Kenapa tiba-tiba kau datang kesini". Ucap il woo sambil merapihkan semua berkas-berkasnya yang berantakan.

"Hm... Aku hanya bosan saja. Jadi, aku putuskan untuk menemui". Aku duduk di sofa miliknya dan menggoyang-goyangkan kaki ku.

"Oh... Jadi kau bosan, rupanya". Il woo duduk di sampingku sambil mengangguk kan kepalanya.

"Iya, il woo. Aku sangat bosan. Dan...". Ucap ku terpotong.

"Dan... Apa shin ji?". Tanya.

"Dan aku lelah dengan semua ini. Aku lelah dengan yang telah terjadi pada ku. Aku lelah il woo". Ucap ku hampir ingin menangis.

"Apakah kau ingin menangis? Jika iya, menangis lah di pundak ku. Aku siap menjadi tempat untuk kau menangis". Il woo menatap mata ku dan mulai menaruh kepala ku di pundaknya.

Air mata ku pun sudah tidak bisa aku tahan. Aku menangis dengan sedihnya dan aku pun merasa tidak malu, karena orang yang berada di samping ku adalah seorang Jung Il Woo.

Il woo mengelus rambut ku dengan lembut dan memeluk ku.

Aku pun sekarang menangis di dalam pelukannya.
Rasanya sangat nyaman. Benar-benar nyaman sangat membuat ku merasa nyaman.

"Apakah kesedihan mu sudah kau tumpahkan?". Tanya il woo masih dalam kondisi memeluk ku.

"Hm...iya... Sudah". Aku mengangguk mengiyakan.

"Ya sudah baiklah, kalau kau sudah lebih baik". Ujarnya.

"Shin ji". Sambungnya.

"Iya, kenapa?". Jawab ku.

"Bagaimana, kalau sekarang untuk sementara waktu kau tinggal saja di apartemen bersama ku". Ucapnya sambil menatap ku.

Aku terdiam dan berfikir sejenak.

"Aku hanya ingin kamu tidak kenapa-napa". Jelasnya.

"Iya. Baiklah, aku mau tinggal bersama mu". Akhirnya aku menyutujui saran il woo.

"Baiklah, aku sudah selesai bekerja. Ayo kita pulang ke apartemen ku". Ajak il woo pada ku.

Aku dan il woo pun masuk ke dalam mobil mercedes hitam miliknya.

1 jam kemudian, aku sudah sampai di apartement milik dokter tampan yang aku sukai.

"Shin ji, apakah kau lapar?". Tanyanya.

49 Days For You My Last Love [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang