chapter 19

749 108 1
                                    

"... Haruskah kau berada di sini?"

Kening berkerut dan tatapan menyipit adalah respons pertama yang diterimanya segera setelah pertanyaan tersebut terucap.

Jawaban tidak segera diberikan.

Pemilik mata emerald itu mendesah. Pandangan tertuju ke depan;menatap kerumunan di depan sana.

Jacob menunggu—seperti yang selama ini selalu dilakukannya—tanpa memperdulikan sekitar.

Fokusnya tidak tertuju pada sosok Sam, yang tengah memberikan instruksi. Matanya terpaku pada laki-laki di sampingnya.

Jacob masih merasa semuanya seperti mimpi walau dia sendiri tahu semua yang terjadi merupakan kenyataan.

Kenyataan kalau akhirnya Jacob bertemu dengan Harry.

Bukanlah sekadar bunga tidur mereka akhirnya berbicara; bukan sekadar saling menghindar dan melarikan diri.

Dapat diingatnya kata demi kata, percakapan-percakapan yang mereka lakukan tempo hari. Jacob tidak akan lupa dengan begitu mudah.

Bagaimanapun, inilah yang dia harapkan selama ini. Harry dan dirinya, dengan segala sesuatu mengenai imprint.

Mereka berbicara banyak, itu benar, dan memutuskan untuk menjalani semua ini dengan perlahan.

Harry tidak menginginkan apa yang terjadi di antara mereka hanya sekadar pelampiasan semata. Laki-laki itu ingin memastikan semuanya terlebih dulu.

Jacob tidak keberatan. Itu lebih baik daripada sebelumnya.

Tidak ada yang tahu betapa Jacob merasa sangat senang. Seolah-olah ada balon besar berisi penuh kebahagiaan yang baru saja meledak.

Dia bahkan bisa merasakan serigala di dalam dirinya menggeram senang.
Harry—imprint-nya—menerima Jacob. Untuk sekarang, hanya itu yang Jacob perlukan.

Dia tahu kalau pembicaraan mereka belumlah usai. Harry juga tahu hal itu. Mereka tahu masih ada satu hal penting yang cepat atau lambat harus dibicarakan.

Namun saat itu, baik Harry dan dirinya tidak berniat mengungkit hal tersebut. Mereka hanya akan menikmati apa yang sedang terjadi.

[]

"... Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang."

Tawa tertahan terdengar. Jacob tahu kalau ada kecanggungan yang dirasakan Harry sekarang hanya dengan melihat bagaimana Harry menolak menatapnya.

"Aku juga tidak punya bakat dalam hal semacam ini."

Jacob tahu apa arti di balik kalimat tersebut. bahkan dia sendiri merasakan yang sama. Jacob sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Imprint bukanlah sesuatu hal yang bisa di alami dua kali. Situasinya pun sangat berbeda dengan Sam.

"Saat kau mengatakan tidak bisa tinggal di sini," Jacob berkata, sangat berhati-hati sembari mengepalkan kedua tangannya yang berkeringat. Mendadak dia merasa gugup.

"Apa itu karena ada seseorang yang menunggumu di sana? Maksudku, seperti seorang kekasih atau... keluarga?"

Harry tidak segera menjawab, memilih memainkan jari jemari di atas permukaan batang kayu yang mulai melapuk dan berlumut.

Terdengar tarikan napas panjang.

"Tidak, tidak seperti itu, Jacob," Harry menjawab. "Aku tidak punya kekasih atau bahkan istri"—Ada senyum tersungging di wajah itu—"Hanya saja, ada orang-orang yang menungguku di sana dan mencemaskan keadaanku. Mereka adalah orang-orang yang selama ini sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Tidakkah terdengar sangat keterlaluan kalau aku bersikap tidak peduli sementara mereka mencemaskanku di sana? Menungguku untuk kembali?"

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang