chapter 7

1K 159 0
                                    

Harry sedang bermimpi. Dia mengetahui itu; seolah-olah secara otomatis berpikir demikian.Pandangannya diedarkan ke sekeliling.

Dia tidak tahu ada di mana atau mengapa alam bawah sadarnya menyajikan pemandangan seperti ini.
Disekelilingnya hanya ada warna putih—tanpa pangkal dan ujung. Bahkan di bawah kaki tempatnya berpijak hanya terdapat warna putih menyilaukan mata.

Harry merasa familier dengan tempat ini. Dia sudah pernah berada di sini dan kejadian itu sudah bertahun-tahun lalu.

Saat itu adalah saat dimana Harry pernah 'mati' dan bertemu dengan Dumbledore serta Voldemort dalam wujud bayi mengerikan.

Limbo, pikirnya.

Sekali lagi diedarkannya pandangan ke sekeliling. Matanya tidak lagi merasa silau seperti saat pertama kali dia menyadari di mana dirinya. Tidak ada apa pun di sana; hanya warna putih terbentang luas sejauh matanya memandang.

Dia juga tidak melihat wujud mengerikan Voldemort atau sosok mantan kepala sekolahnya. Harry hanya sendirian di sana.

Coba dilangkahkannya kakinya. Dia tidak mengenakan alas kaki. Namun anehnya, permukaan tempatnya berpijak tidak terasa dingin atau hangat. Harry tidak merasakan sensasi apa pun.

Kakinya melangkah tanpa suara. Dia berjalan dan terus berjalan. Ada dorongan di dalam dirinya yang menghendaki Harry untuk terus melangkah.

Dan dia mengikuti intuisi itu dalam diam.

Langkah demi langkah diambilnya tanpa mengatakan sesuatu—tanpa menyuarakan apa yang dilakukannya di sini.

Dan ketika mata emerald-nya melihat sesuatu yang berjalan mendekat dari kejauhan, Harry tahu kalau dia akhirnya menemukan apa yang dicarinya.

Dari kejauhan, 'sesuatu' itu hanya berbentuk titik hitam. Namun semakin lama, Harry sudah mulai bisa melihat 'sesuatu' tersebut.

Dia menghentikan langkah kakinya, berdiri bergeming, dan membiarkan tangan terkulai di kedua sisi tubuhnya. Dalam diam dia mengamati titik hitam itu mendekat dan semakin jelas.

Siluet hitam mulai terbentuk; menyerupai siluet seekor hewan berukuran sangat besar. Sepasang mata kecokelatan menatapnya dari kejauhan.

Harry segera mengenali apa yang dilihatnya. Kedua manik cokelat itu sangat familier baginya. Dia bahkan yakin kalau sosok hewan tersebut adalah serigala yang sama yang selama ini pernah dilihatnya.

Hanya saja dia tidak sedikit pun membayangkan ketika siluet serigala besar tersebut perlahan-lahan mengabur sebelum akhirnya membentuk siluet lain menyerupai manusia; berdiri tegak dengan kedua kakinya dan menatap Harry dengan kedua mata kecokelatan yang sama.

Siluet itu tanpa wajah sehingga Harry tidak bisa menduga ekspresi apa yang kini diperlihatkan sosok itu.

Harry ingin mengucapkan sesuatu namun disadarinya tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya.

Dia mengamati dalam diam saat siluet hitam tersebut berjalan mendekat dan kemudian berdiri tepat di hadapannya.

Dia mendongakkan kepala, menatap mata kecokelatan itu dalam diam; menerka apa yang akan terjadi.

Siluet hitam itu mendekatkan diri. Kehangatan seperti memancar dari tubuh siluet tanpa wajah itu. Harry juga tidak tahu mengapa tubuhnya sedikit bergetar karena kedekatan tersebut.

Tapi bukannya memilih menjauh, Harry bergeming dan menunggu apa yang akan dilakukan sosok itu.

Sebuah mulut terbentuk di mana seharusnya berada. Tangan berwarna hitam terulur ke arahnya, menyentuh sisi kanan wajahnya.

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang