chapter 16

794 115 0
                                    

Jacob tahu ada yang aneh dengan Harry. Ada sesuatu yang berbeda dari laki-laki itu ketika Jacob menatap sepasang iris emerald tersebut.

Harry—walau sepertinya berusaha terlihat biasa—tidak pernah mau menatap matanya; menghindari sebisa mungkin dengan mengalihkan perhatian ke arah lain.

Bahkan saat para vampir mengakhiri pertemuan kali ini, Harry hanya berbicara sebentar dengan Carlisle sebelum memutuskan meninggalkan tempat itu.

Harry melangkah dengan lebar dan cepat, mengikuti jalan setapak menuju pinggir hutan. Jacob mempunyai kesan kalau laki-laki itu ingin segera kembali ke motel.

Harry bahkan tidak sekalipun menoleh ke belakang walau kini Jacob mengikuti seperti seekor anak anjing yang patuh.

Awalnya, Jacob berniat membiarkan Harry. Dia tidak mengatakan apa pun dan hanya mengikuti setiap langkah yang diambil Harry.

Jacob berniat menunggu sampai laki-laki itulah yang mengatakan apa yang tengah terjadi; apa alasan di balik sikap tersebut.

Dia hanya tidak ingin Harry merasa berkewajiban untuk memberitahu semuanya. Bagaimanapun juga, Harry pasti mempunyai privasi. Pasti ada sesuatu yang tengah dipikirkannya saat ini.

Jacob mengamati punggung Harry yang berjalan cepat beberapa meter di depan. Tidak juga ingin memelankan langkahnya.... seakan-akan Harry ingin cepat pergi dari hadapannya.

Ada telapak tangan tak kasat mata yang seolah-olah meremas dada Jacob dan membuatnya merasa sesak. Jacob mendadak berhenti.

Kedua tangannya dikepalkan dengan begitu erat. Dia hanya bisa menatap punggung Harry yang semakin lama semakin menjauh; menciptakan jarak besar dan sulit untuk dihilangkan.

Jacob tidak suka ini. Dia tidak suka sikap diam Harry. Jacob sangat ingin tahu apa alasan mengapa Harry bersikap demikian.

Apakah itu karena dirinya?

Jacob bisa menduga. Dia hanya bisa menerka-nerka karena Harry tidak mengatakan apa pun.

Lalu apakah dia akan membiarkannya begitu saja?

Jacob sendiri mempunyai hak untuk tahu, bukan?

Jika di balik sikap itu adalah kesalahannya, Jacob tidak akan segan meminta maaf.

Seperti mendapat tambahan keberanian dari dua pertanyaan itu, Jacob memaksa kakinya melangkah.  Dia setengah berlari dan berusaha menyusul Harry.

Begitu laki-laki tersebut berada dalam jangkauannya, Jacob meraih lengan Harry. Jari jemarinya melingkar di pergelangan kurus laki-laki itu; menahan kepergiannya.

Harry terkejut, tentu saja, tidak menduga tindakan yang Jacob lakukan. Sepasang pupil itu melebar. Harry berniat menghentakkan lengan yang menahannya sebelum sadar kalau itu adalah tangan Jacob.

"Jacob—" Harry berkata, setengah berbisik dan terkejut. Jacob menyadari Harry tidak menatap matanya melainkan pada sesuatu di belakangnya.

Dadanya mencelos. Ada keyakinan kalau Jacob sendirinya di balik semua ini. "Hei," sapa Jacob.

Dengan perlahan dilepaskannya pergelangan Harry; mencoba mengabaikan betapa inginnya dia tetap seperti itu.

Jacob mencoba untuk tersenyum.
"Kau pergi dengan terburu-buru. Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Tentu saja, Harry tidak segera memberikan respons. Jacob juga tidak terlalu berharap.

Laki-laki itu membuka mulut namun tidak menemukan ada suara yang keluar. Harry membiarkan tangannya terkulai di kedua sisi tubuh. Pandangannya diturunkan.

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang