chapter 10

966 147 0
                                    

Harry tengah duduk di depan televisi—mendengarkan berita mengenai kejadian aneh di Seattle—saat mendengar ketukan cepat di pintu kamarnya.

Dengan refleks dia meraih tongkat sihir di atas meja di sampingnya dan berjalan ke arah pintu.

Dia tidak punya acara bertemu dengan siapa pun hari ini. Harry pun tidak begitu mengenal orang-orang di sekitar sini.

Pengurus kamar sudah datang pagi tadi untuk memeriksa apa ada yang diperlukannya.

Dengan perlahan—dan tongkat sihir disiagakan—Harry memutar kenop pintu.

Sepasang matanya mengintip dari celah yang sedikit terbuka; menemukan wajah yang familier baginya muncul di balik pintu.

"... Uh."

"Jacob?" Suaranya terdengar jelas menyiratkan keterkejutan.

Kedua matanya melebar menatap sosok di hadapannya; sama sekali tidak menyangka ketika membuka pintu akan menemukan Jacob berdiri di sana.

Terlihat truk milik Jacob terparkir di halaman motel tempatnya menginap.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Harry bertanya lagi, membuka pintu lebih lebar, dan menyembunyikan tongkat sihirnya di balik punggung.

Harry tidak segera mendengar reaksi dari sosok di hadapannya. Jacob berdiri dengan sikap canggung. Berkali-kali Jacob menggaruk bagian belakang kepalanya dan menunduk menatap lantai.

Ada kegelisahan tersirat di wajah kecokelatan itu.

"Kau baik-baik saja?"

Jacob mendongakkan kepala, mempertemukan pandangan mereka. Sepasang mata cokelat di hadapannya menatapnya intens. Namun tidak ada sedikit pun kata terucap.

Jacob terdiam, begitu juga dengan dirinya; seperti tidak ada kata-kata yang harus diucapkan di antara mereka.

Harry merasakan ketidaknyamanan dari perhatian yang diberikan Jacob sekarang. Mendadak seperti ada dinding tercipta di sekelilingnya; mencoba memerangkap dirinya dan tidak membiarkannya pergi begitu saja.

"Aku ... aku hanya ingin bertemu denganmu?" Jacob akhirnya menjawab walau terdengar sangat tidak yakin.

Kedua manik kecokelatan itu tertuju pada sesuatu di belakangnya; menolak menatapnya secara langsung.

"Maksudku ... erm, aku hanya ingin melihat keadaanmu."

"Uh.Sungguh?"

Jacob mengangguk ragu. Laki-laki itu menyunggingkan senyum canggung. Jacob membuka mulut namun tidak mengucapkan apa pun dan membiarkan kesunyian kembali menggantung di udara.

Harry sungguh tidak tahu apa yang diinginkan Jacob dengan muncul di depan pintunya di saat seperti ini.

Bukankah beberapa hari lalu Jacob pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa pun pada Harry dan meninggalkan dirinya dalam tanda tanya?

Tanpa sadar, Harry menarik napas dan menghembuskannya dengan cepat. Saat ini dia sama sekali tidak ingin membuat dirinya memikirkan sesuatu yang tidak penting.

Tangannya bergerak menyisir helaian rambut hitamnya yang sudah berantakan. Ditatapnya lagi Jacob. Tubuhnya disandarkan pada kusen pintu. Laki-laki itu menatapnya dengan hati-hati.

"Kau mau pergi berjalan-jalan sebentar di sekitar sini?" Harry bertanya. Dia tidak luput melihat bagaimana Jacob kini memperlihatkan ekspresi penuh keterkejutan karena tidak menduga apa yang dikatakannya.

Ditariknya sudut bibirnya membentuk senyum canggung. "Kau sudah di sini dan entah mengapa aku menduga bukan hanya itu saja tujuanmu."

"Bagaimana kau tahu?"

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang