Suara jeritan terdengar.
Harry tersentak bangun. Matanya bergerak liar di antara keremangan ruangan.
Secara naluriah tangannya meraih tongkat sihir yang dia letakkan diatas meja nakas dan segera turun dari tempat tidur.
Suara jeritan seperti barusan-menyiratkan panik dan ketakutan-tidak pernah membawa berita baik.
Suara jeritan-yang jauh lebih keras-sekali lagi terdengar.
Dia bergegas menyeberangi ruangan-ke arah suara jeritan itu berasal; mengutuk di bawah desah napasnya ketika hampir terjerembab oleh ujung karpet yang menutupi lantai.
Tangannya sudah menyentuh gagang pintu dan membukanya tatkala menangkap suara lolongan binatang menggema dari luar.
Harry segera mengetahui apa yang menyebabkan seorang wanita tua menjerit di dekat tiang lampu tidak jauh dari motel tempatnya menginap.
Di sana, di halaman depan motel, sosok serigala berbulu cokelat kemerahan berdiri sembari menggeram ke arah sesuatu-atau seseorang-di seberang jalan.
Bulu-bulu cokelat kemerahaan binatang itu berdiri tegak.
Dari tempatnya, Harry bisa melihat bagaimana binatang buas tersebut tengah memamerkan gigi-giginya yang tajam.
Sepasang mata kecokelatan serigala itu menatap awas dan tidak berkedip ke arah seseorang di seberang jalan.
Harry tidak bisa melihat dengan begitu jelas sosok yang tengah ditatap oleh sang serigala.
Hanya saja, dari pendapatnya, sosok itu tampak tidak bergeming atau merasa ketakutan.
Sosok itu-laki-laki tinggi, bertubuh berisi, dengan rambut pirang membingkai wajah pucatnya-tidak sekalipun mengalihkan perhatian; membuatnya berani bersumpah kalau sosok tersebut tengah menatap ke arah Harry dari balik rambut pirang yang menutupi kedua matanya.
Didengarnya sang serigala kembali menggeram. Laki-laki pirang di seberang jalan menundukkan tubuh dan menyeringai.
Hanya sedetik Harry melihat laki-laki itu berdiri di sana. Namun satu detik kemudian, sosok tersebut sudah tidak terlihat di manapun; bagai menghilang di antara udara tipis di sekitarnya.
Serigala berbulu cokelat kemerahan seperti tidak membuang waktunya di tempat itu. Harry melihat-dengan pikiran yang dipenuhi tanda tanya-makhluk buas itu berlari dari arah halaman parkir menuju ke dalam hutan.
Langkah kaki makhluk itu lebar dan sangat cepat sampai Harry sendiri hanya bisa melihat sekelebat bayangan sebelum dia bisa menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Merlin, apa itu tadi? Mengapa serigala yang pernah ditemuinya di hutan berada di sini dan seperti ingin menyerang manusia?
Sayangnya, tidak satu pun ada yang menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan tersebut terus dan terus terulang di benaknya sampai Harry tidak lagi bisa menahan keingintahuannya.
Tanpa sadar kakinya sudah melangkah mendahului perintah otaknya.
Dia berlari ke arah serigala itu menghilang; tidak memperdulikan ada suara di belakang kepalanya yang memerintahkan Harry untuk tidak bertindak lebih jauh.
Persetan dengan semua akal sehatnya. Harry hanya ingin tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.
Semua keanehan ini-serigala bertubuh sangat besar bahkan empat kali lipat dari serigala biasa, Billy Black, dan ayah baptisnya-seperti saling berkaitan satu sama lain; seolah-olah ada misteri aneh terjadi di Forks.
Harry kini berlari membelah hutan. Kakinya menjejak daun-daun pepohohan yang basah karena hujan.
Beberapa kali hampir terpeleset karena licin. Dia sepenuhnya menggunakan insting ke mana kakinya harus melangkah. Hanya lolongan melengking di udara yang membuat Harry tahu bahwa arahnya sudah benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/105044688-288-k542809.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Path We Will Take By synchromeshade✔
FanfictionFanfiction ini bukan hak milik saya melainkan milik Author Favorit saya synchromeshade di ffn.