chapter 2

1.5K 185 2
                                    

Telapak kakinya menapak lantai hutan yang dipenuhi daun serta rumput kering; membenamkan pula kuku-kukunya yang tajam di sana.

Moncong hidungnya terangkat tinggi di udara sembari berusaha membaui aroma manis-yang sangat memuakkan sekaligus dibenci-di antara aroma-aroma lain di sekitarnya.

Tapi aroma itu tidak tercium di mana pun. Dihentakkannya kakinya di atas tanah dan kembali berlari, melakukan patroli rutinnya. Sesekali sepasang mata cokelatnya teredar ke sekeliling.

Dia berusaha menemukan gerakan aneh di antara pepohonan di sekitarnya. Dengan segera dia mendengus keras menyadari kalau sebuah gerakan tidak jauh di sebelah kirinya bukanlah apa yang dicarinya.

"... Tidakkah kau bisa lebih pelan sedikit, Jake?"

Namun Jacob sama sekali tidak memedulikan suara yang terdengar di dalam kepalanya. Dia semakin mempercepat larinya dan meninggalkan serigala betina itu semakin jauh di belakang; tidak sekalipun menoleh ke belakang untuk sekadar memastikan sosok itu masih mengikutinya atau tidak.

Lagi pula, Leah tidak akan tersesat hanya karena tidak bisa mengejarnya.Jacob berlari dan terus berlari. Dia membiarkan udara yang berembus cepat di sekitar membelai bulu-bulunya sembari tetap memfokuskan semua inderanya jikalau ada lintah pengisap darah itu muncul seperti kemarin. Dia tidak akan membiarkan wanita itu lolos untuk kedua kalinya.

Sekali lagi Jacob mengedarkan pandangan ke penjuru hutan, memperlambat larinya setelah menyadari kalau dirinya hampir melewati perbatasan, dan berhenti hanya beberapa langkah dari sana.

Dia menggoyangkan tubuhnya; berusaha mengenyahkan ranting-ranting kecil dan dedaunan yang menempel di bulu-bulunya.

Sepasang mata kecokelatan itu mengeras menyadari ada salah satu vampir dari keluarga Cullen berdiri di sisi lain perbatasan, bergeming dengan kedua tangan disilangkan di depan dada. Dan postur angkuh bak seorang dewi itu sudah cukup membuatnya ingin segera pergi dari tempat itu.

"Jangan berharap kau bisa lewat lebih dari ini,mutt," sang vampir berkata, nyaris berbisik namun cukup jelas bagi Jacob untuk mendengar; menanggapi wanita itu dengan geraman keras sebelum membalikkan tubuh.

"Aku tidak ingin menyakitimu. Kau tidak ingin membuat Bella bersedih, bukan?"

Dia menahan dirinya untuk tidak melewati batas tak kasat mata di hadapannya dan menghujamkan gigi taring pada leher pucat Rosalie Cullen hanya karena wanita itu menyebut topik yang sangat sensitif baginya.Jacob mendengus atas pemikiran itu.

Sebesar apa pun keinginannya-terlebih karena mereka adalah musuh alami-untuk menyerang para vampir pengisap darah itu, dia tahu dirinya tidak bisa berbuat demikian.... karena Bella pasti tidak akan senang jika dia menyentuh satu helai rambut mereka.

Yeah, Bella dan pacar anehnya yang kini sedang pergi ke Florida.

Sekali lagi Jacob menggeram atas pemikiran mengenai Bella. Sampai saat ini pun amarah masih dirasakannya jika mengingat gadis itu; mengenai keputusan dan apa yang dilakukannya. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya ada di kepala Bella.

Jacob menggelengkan kepalanya dan mengenyahkan pemikiran mengenai Bella. Dia tidak ingin memikirkan gadis itu-tidak sekarang-di saat siapa pun bisa membaca pikirannya. Dia juga sama sekali tidak ingin mendengar cemooh dari Paul atau yang lain.

Langkah kakinya semakin dipercepat sehingga membuat pemandangan di sekitarnya mengabur. Dia hampir keluar dari Forks ketika hidungnya berhasil membaui sesuatu yang membuatnya seketika berhenti berlari.

Sesuatu yang juga membuatnya mampu melupakan keberadaan seorang Isabella Swan.

Aroma itu manis, menyerupai karamel dan gula, namun tidak seperti aroma manis para vampir yang membuat hidungnya seperti terbakar.

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang