Bagian 8

2.7K 90 1
                                    

"Rin, gawat... rin, gawat."ucap gita heboh saat Erinna baru saja duduk di bangkunya. "Ada apa sih git heboh banget deh."ucap Erinna malas.

"Kemaren gue ketemu alin sama ka Dhefin di minimarket pas gue lagi belanja, kayaknya mereka juga lagi belanja deh."ucap gita. "Apa ? Mereka belanja bareng gitu ?"ucap Erinna sambil memutar kepalanya 90° menatap agit.

"Bukan.. Bukan gitu. Gue, alin sama Dhefin gak sengaja ketemu. Terus yang bikin gue shock banget adalah..DHEFIN NGANTER PULANG ERLINDA, KARENA DIA NYANGKA ERLINDA ADALAH LO."ucap gita serius.

"Kak Dhefin juga sering liat aku dengan penampilan berbeda dan aku selalu ngasih alasan kalo ka Dhefin salah liat. Tapi, kak Erlinda ga pernah ngomong apa-apa ke aku. Aku takut kalo ka Dhefin tahu aku punya kembaran, nanti kak Erlinda bisa marah sama aku."ucap Erinna bingung.

"Menurut gue sih, lo kasih tau aja ke Dhefin yang sebenernya. Daripada nanti Dhefin tahu sendiri dan benci sama lo."ucap gita serius. "Aku juga maunya sih gitu git, tapi aku takut ka Erlinda makin marah sama aku."ucap Erinna.

Pulang Sekolah

Gita sudah berniat untuk memberi tahu kepada Dhefin yang sebenarnya. Gita bertindak seperti ini karena ia kasihan kepada sahabatnya yang merasa dihantui ketakutan.

Hari ini Erinna memang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara yang memang diadakan tiap hari senin. Sehingga Dhefin tidak mungkin menjemput Erinna. Gita berlari menuju parkiran, hendak menemui Dhefin.

"Ka Dhefin."ucap gita sedikit berteriak karena jarak dirinya lumayan jauh dengan Dhefin. Dhefin pun menoleh dan menemukan sahabat Erinna, ia lupa namanya.

"Ka Dhefin ada waktu sebentar ga ? Gue mau ngomong."ucap gita yang sudah berada di hadapan Dhefin. "Lo sahabatnya Erinna kan?"tanya Dhefin.

"Iya gue sahabatnya Erinna. Nama gue gita."ucap gita seraya menjulurkan tangannya. Dhefin pun menjabat uluran tangan gita.

"Lo mau ngomongin apaan ? Kayaknya penting banget."ucap Dhefin bingung. "Emm, gimana kalo kita ngobrol di cafe yang deket sekolah."usul gita. "Oke."sahut Dhefin. Mereka pun menaiki mobil Dhefin, agar Dhefin tidak perlu lagi balik ke sekolah untuk mengambil mobilnya.

Cafe

Mereka pun memesan minuman terlebih dahulu. "Jadi gini, kak Dhefin sering liat Erinna dengan penampilan yang beda ?"tanya gita memastikan. "Iya malah gaya bicaranya aja beda banget sama Erinna kalo di sekolah. Bahkan gue pernah liat dia pake seragam sekolah lain."ucap Dhefin.

"Sebelumnya, baik gue maupun Erinna mau minta maaf sama kak Dhefin karena gue sama Erinna gak maksud bohongin kak dhefin."ucap gita. "Maksud lo ?"tanya Dhefin heran.

"Erinna itu punya kembaran. Jadi, gadis yang kakak kira itu Erinna sebenarnya dia itu Erlinda kakak kembarnya Erinna."ucap gita. "Hah ?"ucap Dhefin kaget, ia masih belum mencerna secara baik kata yang dilontarkan oleh gita.

"Walaupun mereka kembar, Mereka itu memang memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Dan kakak gak perlu marah sama Erinna karena kakak merasa dibohongi oleh Erinna. Ini semua permintaan Erlinda, dia gak mau siapa pun tau kalo ternyata mereka itu kembar."ucap gita panjang lebar.

"Terus kenapa lo tau kalo mereka kembar ?"tanya Dhefin. "Karena dulu gue sahabat Erinna dan erlinda."jawab gita jujur.

"Oke thanks."ucap Dhefin singkat sambil pergi meninggalkan gita. Gita merasa lega telah mengatakan ini semua kepada Dhefin.

Dhefin segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya tanpa tujuan. Apakah ia merasa dibohongi ? Apakah ia harus marah ? Dhefin harus marah kepada siapa ? Tidak ada yang harus disalahkan disini.

Tanpa ia duga dari kejauhan, ia melihat Erlinda sedang berjalan di trotoar. Ini waktu yang sangat tepat, untuk membicarakan hal ini. Dhefin segera menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan berlari untuk mengejar Erlinda.

"Tunggu."ucap Dhefin sambil menahan lengan Erlinda. Erlinda pun menoleh, dan sangat terkejut melihat seorang pria yang sering bertemu dengannya dan menganggap dirinya adalah Erinna. Erlinda mencoba kabur dari Dhefin. Namun, ucapan Dhefin mampu membuat Erlinda diam mematung.

"Gue tau lo kembarannya Erinna, lo Erlinda kan ?"ucap Dhefin. Erlinda diam mematung, mengapa pria itu bisa tau ? Siapa yang memberitahunya ?

Erlinda tak ingin menunjukkan kegugupannya, ia segera menatap Dhefin sinis. "Terus kalo gue kembarannya Erinna, lo mau apa ?"ucap Erlinda sinis.

Kini, Dhefin yang diam mematung. Benar juga, ucapan Erlinda. Mengapa ia membahas masalah ini dengan Erlinda ? Bukankah seharusnya ia membahasnya dengan Erinna ?

Erlinda pun segera meninggalkan Dhefin yang masih diam mematung dan melanjutkan kembali langkahnya menuju rumah.

Rumah Erlinda dan Erinna

Saat ia hendak menaiki tangga menuju kamarnya, ia melihat Erinna sedang memasak di dapur. Selain jago menyanyi, Erinna juga pandai memasak.

Erlinda pun memilih untuk menuruni tangga, untuk menghampiri Erinna. "Gue kan udah bilang jangan sampai ada yang tau kalo kita ini kembar."ucap Erlinda sinis.

"Maksud kakak ?"tanya Erinna yang memang tidak mengerti maksud ucapan kakaknya. "Cowok lo tau kalo lo itu punya kembaran, lo cinta banget sama cowok lo sampe lo ngasih tau rahasia ini ke cowok lo itu."ucap Erlinda tajam.

Erinna semakin tidak mengerti maksud ucapan kakaknya. "Maksud kakak pacar ? Aku gak punya pacar."ucap Erinna. Erlinda pun meninggalkan Erinna yang masih kebingungan di dapur.

***

"Halo git ?"ucap Erinna begitu sambungan teleponnya diangkat oleh gita. "Kak Erlinda tadi marah sama aku, katanya ada cowok yang tau kalo aku punya kembaran, kira-kira siapa ya git?"tanya Erinna.

"Oh, soal itu..mungkin cowok yang alin maksud, Dhefin kali. Kan gue yang kasih tau ke dia semuanya."ucap gita polos. "Hah ? Seriusan git ?"tanya Erinna kaget.

"Ya iya lah gue serius,tadi tuh waktu pulang sekolah gue ngomong semuanya tentang lo ke kak Dhefin biar lo gak merasa terbebani. Gue juga udah kasih tau kak Dhefin biar dia gak marah sama lo. Tenang aja rin."ucap gita.

"Aduh git.. kenapa kamu harus kasih tau kak Dhefin sih ? Tadi kak Erlinda marah banget sama aku, kayaknya dia tadi ketemu kak Dhefin deh. Itu namanya bukan bantuin aku git, itu namanya nambah beban aku."ucap Erinna gemas dengan tingkah sahabatnya yang memang jika bertindak tidak pernah dipikirkan akibatnya.

"Ya harusnya lo ngomong aja sama alin kalo selama ini lo udah ngejaga rahasia itu sebaik mungkin. Tapi kenyataannya kan, alin sama Dhefin sering ketemu. Lo gak sepenuhnya bersalah disini."ucap gita bijak.

Ucapan gita memang ada benarnya juga. Tapi, apakah kakaknya mau diajak untuk menyelesaikan masalah ini ? Kakaknya pasti menyangka bahwa Erinna yang telah memberitahukan rahasia ini kepada Dhefin. Ya, Erinna tahu sekarang cowok yang dimaksud Erlinda pasti Dhefin. Tapi mengapa erlinda menyangka bahwa Dhefin adalah pacarnya ?

"Rin lo masih disana kan ? Lo masih denger suara gue ?"ucap gita yang tidak mendengar suara Erinna di sebrang sana.

"I..iya git aku masih denger kok. Udah dulu ya git, aku mau selesaikan masalah aku dulu sama kak Erlinda. Gara-gara kamu juga sih git !"ucap Erinna sambil mematikan sambungan teleponnya.

Terima kasih sudah baca cerita ini...
Jangan lupa Vote dan comment.
Kritik dan saran,tulis di komentar.

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang