Bagian 29

1.6K 45 0
                                    

Erlinda, dhefin dan mama segera mencari erinna. Walaupun mereka tidak tahu tempat yang akan dituju.

"Lin, mama takut arin kenapa-napa. Mama takut papa kamu mencelakakan arin."ucap mama sambil menangis.

"Mama jangan panik, aku usahain buat nemuin erinna. Sekarang mama berdoa aja supaya erinna gapapa. Aku sekarang mau telfon gita. Yaelah, ponsel gue lowbatt lagi. Fin, lo punya nomer ponsel gita gak?"tanya erlinda.

"Ada, nih.. Pake hp gue aja. "Ucap dhefin sambil memberikan ponselnya pada erlinda.

Erlinda pun menerima ponsel dhefin dan ia sempat terkejut karena dhefin menggunakan fotonya sebagai wallpaper ponselnya. Meskipun itu hanya siluett dirinya saat sedang berada di taman beberapa waktu lalu. Erlinda sempat dibuat tersenyum. Apa itu berarti dhefin masih mencintainya ?

"Lin, kok bengong sih."ucap dhefin. "Ah, ya sorry. Gue telfon gita
sekarang." Ucap erlinda. Erlinda pun menelfon gita. Begitu telfonnya diangkat, erlinda langsung bertanya. "Git lo lagi sama erinna gak ?"tanya erlinda. "Maaf ini siapa ? Ini bukannya nomor dhefin ?"tanya gita bingung.

"Ah... Gue lupa, ini gue erlinda. Git, erinna hilang."ucap erlinda. "APA ???"teriak gita sehingga membuat erlinda menjauhkan ponsel dhefin dari telinganya. "Iya, lo kira-kira tau gak dia dimana ?"tanya erlinda.

"Aduh kok bisa hilang sih ? Segede  gitu bisa hilang ?"tanya gita. "Aduh, gak usah bercanda deh. Kalo lo gak tau, gue tutup nih. Percuma, buang-buang waktu aja."ucap erlinda kesal. "Iya... Iya sorry. Pokoknya gue mau bantu cari erinna juga."ucap gita. "Oke, gue jemput lo sekarang."ucap erlinda lalu menutup sambungan telfonnya dengan gita.

"Fin, sekarang kita ke rumah gita dulu. Dia mau bantu cari erinna."ucap erlinda. Dhefin pun melajukan mobilnya menuju daerah rumah gita. Tak lama, dhefin sampai di depan rumah gita dan tampak gita sudah menunggu di depan rumahnya.

Gita langsung menaiki mobil dhefin karena tak ingin membuang waktu."Sepulang sekolah tadi, gue gak pulang bareng erinna. Soalnya gue balik duluan, ada urusan mendadak."ucap gita.

"Terus gimana ? Kita harus cari kemana lagi ?"tanya erlinda. "Lo tau dimana rumah bokap lo ?"tanya dhefin. "Kalo gue tau, daritadi kita gak bakal muter muter."ucap erlinda.

"Mmm, kalo gitu coba kita cari ke kantor om andi. Kita minta alamat rumahnya dia."usul gita. "Ide bagus."ucap erlinda. Mereka pun bergegas menuju kantor papa erlinda.

Perjalanan hanya membutuhkan waktu 20 menit. Mereka sudah tiba di kantor Andi. Tanpa ba bi bu, erlinda keluar dari mobil dhefin dan berlari masuk ke dalam kantor.

"Mba saya mau bertemu dengan Pak Andi Santoso."ucap erlinda begitu ia bertemu dengan pegawai yang bertugas menerima tamu.

"Maaf, mba siapa ?"ucap pegawai tersebut ramah. "Saya... Saya... Saya client beliau dan harus bertemu beliau sekarang juga."ucap erlinda berbohong.

Resepsionis tersebut tampak heran melihat penampilan erlinda. "Apakah mba sudah membuat janji dengan Pak Andi ?"tanya pegawai tersebut. "Belum sih mba, tapi ini penting banget mba. Saya mohon."ucap erlinda. "Maaf mba saya tidak bisa membantu karena ini sudah prosedur perusahaan kami. Lagipula pak andi sudah meninggalkan kantor sejak tadi siang. Jika mba ada keperluan, mba bisa menghubungi pak andi."ucap pegawai tersebut. "Oh gitu ya mba. Boleh saya minta nomor ponsel pak andi."ucap erlinda. "Sebentar akan saya catat."ucap pegawai tersebut. Erlinda tersenyum setelah mendapat nomor ponsel tersebut dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Kita gak bisa ketemu papa. Karena katanya dia udah balik sejak tadi siang. Gue yakin, tadi siang dia pasti pergi ke sekolah erinna."ucap erlinda begitu ia sudah berada di dalam mobil dhefin."Terus sekarang kita harus gimana ?"tanya gita. "Gue dapet nomor papa."ucap erlinda sambil menunjukkan secarik kertas yang berisikan nomor telepon.

Tanpa berfikir panjang, erlinda langsung menelfon nomor yang tertera di kertas tersebut. Nomornya aktif, tapi tidak ada yang mengangkat panggilan erlinda.

Akhirnya mereka pun melanjutkan pencarian dengan mengunjungi rumah teman-teman erinna dengan bantuan gita. Tetapi hasilnya nihil, erinna masih belum ditemukan dan itu yang membuat mama semakin sedih.

"Lin, arin kemana ? Cari dia lin, mama takut dia kenapa-napa. Kasian dia, mama takut dia belum makan."ucap mama. "Iya ma, alin juga khawatir. Mama berdoa aja supaya arin gapapa. Sekarang kita pulang ya, besok kita cari lagi."ucap erlinda.

"Ngga mama gak mau. Mama khawatir sama arin. Cepet cari dia."ucap mama semakin histeris. Erlinda bingung lagi harus membujuk mama nya seperti apa lagi.

"Tante, ini udah malam. Lebih baik tante istirahat. Besok saya janji akan mencari erinna lagi. Saya akan meminta bantuan polisi agar erinna segera ditemukan."ucap dhefin. "Kamu janji sama tante ?"ucap mama. Dhefin pun mengangguk. Erlinda tersenyum dan membawa mamanya masuk ke dalam rumah.

"Thanks."ucap erlinda sambil tersenyum. Dhefin membalas senyuman itu, rasanya ia sudah lama tak melihat senyum itu terukir di wajah erlinda.

Selepas mengantarkan erlinda dan gita ke rumah mereka. Dhefin segera menuju ke kantor polisi, memang hilangnya erinna belum 1x24 jam. Tapi apa salahnya dhefin antipasi ? Ia juga hanya memberitahukan kepada omnya saja yang berprofesi sebagai polisi.

Setelah berbincang, akhirnya om ardi akan membantu dhefin untuk menemukan erinna. Dhefin pun berterima kasih dan segera pulang untuk mendinginkan otak dan tubuhnya yang sangat lelah hari ini.

Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa Vote dan comment

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang