Bagian 13

2.3K 72 0
                                    

Dhefin berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya bersama andhika, sahabatnya. Banyak gadis yang makin terpana dengan ketampanan Dhefin.

Menurut mereka cowok seperti Dhefin adalah tipe yang sangat langka dan hampir punah. Baik, Ganteng, Murah senyum, Pintar. Memang perpaduan yang sangat pas.

Hari ini Dhefin memang tidak berangkat bersama Erinna karena gadis itu menolak untuk pergi bersamanya.

Dari kejauhan, Dhefin melihat seorang gadis yang melangkah terburu-buru dan tanpa sengaja menabrak dirinya.

Tubuh mungil gadis itu terjatuh di lantai karena menabrak tubuh besar Dhefin. "Maaf aku gak sengaja."ucap gadis itu masih menundukkan kepalanya.

Dhefin tersenyum melihat tingkah gemas gadis itu. Ia pun membantunya berdiri.

Erinna mendongak, melihat siapa yang telah ia tabrak. Dan ternyata adalah sosok yang sangat ingin ia hindari.

Erinna tersenyum canggung ke arah Dhefin. "Sekali lagi maaf. Aku duluan kak."ucap Erinna hendak pergi dari hadapan Dhefin namun langkahnya terhenti karena Dhefin menahannya.

Erinna hanya bisa menunduk, tak berani menatap mata tajam Dhefin. Andhika yang sejak tadi menyaksikan kejadian tersebut, memutuskan untuk meninggalkan kedua sejoli ini.

"Fin gue cabut duluan ya, bye.."ucap andhika langsung ngacir meninggalkan Erinna dan Dhefin.

Hingga beberapa detik, tidak ada yang membuka suara. Sampai suara Dhefin lah yang memecah keheningan diantara mereka.

"Lo kenapa sih ? Kayaknya lo ngehindar dari gue."ucap Dhefin. Erinna sudah menduga cepat atau lambat Dhefin akan menyadari bahwa dirinya mencoba menjauh dari Dhefin.

"Maaf kak, aku permisi ke kelas. Udah bel soalnya."ucap Erinna merasa bersyukur karena bel sudah berbunyi.

Mau tak mau, Dhefin melepaskan Erinna. Walaupun masih banyak pertanyaan untuk Erinna.

XI IPA 3

Erinna memasuki kelasnya dengan wajah tegang. Gita yang menangkap ekspresi Erinna segera menanyakan kondisi Erinna.

"Lo kenapa rin ?"tanya gita. Erinna hanya menggeleng lemah. Membuat tanda tanya besar di otak gita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu ?

Tak lama, Guru fisika pun datang. Sementara itu di tempat lain..

XII IPA 1

Dhefin mengusap wajahnya kasar. Ia sejak tadi tak tenang. Mencoba berfikir dengan sikap Erinna akhir-akhir ini kepadanya. Apakah ia pernah berbuat salah kepada gadis itu ? Apakah ia pernah menyakiti gadis itu ?

Andhika menatap wajah sahabatnya. Tak biasanya Dhefin gelisah seperti ini hanya karena seorang wanita. Hal ini membuat Andhika yakin bahwa Dhefin telah jatuh cinta kepada cewek itu.

"Lo kenapa sih fin ? Gelisah banget. Apa karena cewek tadi ?"tanya Andhika.

"Dik lo tau gak kenapa dia kayak gitu ke gue ?"Dhefin malah balik bertanya.

"Mana gue tau, kan lo yang akhir-akhir ini deket sama dia. Mungkin lo punya salah kali sama dia."jawab Andhika.

Dhefin berfikir sekali lagi. Tetapi ia tetap tak menemukan jawabannya. "Gue gak tau kenapa dia kaya gitu sama gue."pasrah Dhefin.

"Lagian lo kok sampe segitunya sih mikirin tuh cewek. Biasanya juga lo gak kaya gini sama cewek. Gue yakin lo udah suka sama dia, atau kalian udah jadian?"tebak Andhika.

"Mending lo diem deh gue lagi pusing. Kalo lo mau ngasih saran, gue dengerin."balas Dhefin.

Dhefin sempat memikirkan perkataan sahabatnya tadi. Ia memang tidak pernah bersikap se-cemas ini memikirkan seseorang apalagi cewek. Tapi Dhefin yakin, rasa khawatirnya ini hanya sebatas rasa khawatir kakak kepada adiknya. Tidak lebih.

Pelajaran pun dimulai saat guru Bahasa Indonesia memasuki kelas mereka.

Saat pelajaran pertama tadi, baik Erinna maupun Dhefin tidak bisa berkonsentrasi. Mereka sama-sama sibuk dengan fikiran masing masing.

Istirahat

"Lo kenapa ? Cerita dong sama gue."tanya gita yang sudah sangat penasaran dengan sikap sahabatnya.

"Lo nyesel ya sama pilihan lo ?"tanya gita. "Aku gak nyesel dan gak akan pernah nyesel. Aku seneng kalo kak Erlinda bahagia."ucap Erinna sambil tersenyum.

"Tapi aku bingung harus jawab apa kalo kak Dhefin nanya kenapa aku jauhin dia ?"tanya Erinna. "Ya udah kalo kaya gitu. Lo gak usah ngejauhin Dhefin, lo harus belajar anggap Dhefin sebagai kakak lo."jawab gita.

Ucapan gita memang benar, mulai saat ini ia harus menganggap Dhefin sebagai kakak. Tidak lebih.

Erinna tersenyum tulus pada gita. "Makasih git. Kamu selalu ada di sisi aku. Kamu selalu bantu aku kalo aku lagi ada masalah."

Gita membalas senyuman Erinna. "Bukannya itu gunanya sahabat ? Gue akan selalu ada di samping lo."

"Udah ah kenapa jadi mellow gini sih. Kita ke kantin,yuk..gue laper nih."ajak gita. Erinna pun menganggukan kepalanya.

2.00 p.m

Alex sudah menunggu selama 30 menit demi untuk menjemput erlinda. Waktu yang ditunggu alex akhirnya tiba.

Alex menajamkan penglihatannya mengamati satu per satu siswi yang hendak pulang. Matanya menemukan sosok yang ia cari.

Alex segera mencegah Erlinda. "Lo pulang bareng gue."ucap alex dengan nada memaksa.

Erlinda yang kaget dengan kedatangan alex, segera menepis tangan alex.

"Mau lo tuh apa sih ?"tanya Erlinda. "Lo pulang bareng gue."ulang alex.

"Gue gak mau."tegas Erlinda. "Gue mohon, kali ini aja lo pulang bareng gue."ucap alex memohon.

"Gue gak mau, Gue udah punya pacar."balas Erlinda. "Pacar ? Lo udah punya pacar ? Emang lo udah move on dari gue ?"tanya alex.

Erlinda tampak berfikir, sejujurnya ia belum bisa melupakan pria di hadapannya saat ini. "Ya udah lah. Emang lo siapa ? Minggir, gue mau pulang." balas Erlinda tajam.

"Coba telfon pacar lo sekarang." pinta alex. "Lo mau pdkt sama pacar gue ?"balas Erlinda tajam.

"Gue mau pastiin lo beneran punya pacar."ucap alex. "Sial, dari dulu emang gak pernah berubah. Keras kepala."batin Erlinda.

Tetapi Erlinda tak kehabisan akal. "Hari ini gue emang gak dijemput pacar gue, dia sibuk. Jadi..."Ucapan Erlinda terpotong oleh alex.

"Jadi, lo pulang bareng gue hari ini."potong alex. "Ogah! Udah minggir gue mau pulang."jawab Erlinda.

"Kalo lo gak mau, gue bakalan mohon-mohon di kaki lo sekarang."ucap alex. Erlinda tidak menyadari bahwa sekarang ia masih berada di lingkungan sekolah, sehingga banyak sekali siswa/i yang melihat ia berdebat dengan alex tadi.

Terpaksa, Erlinda setuju dengan permintaan alex. Daripada ia malu. "Oke, tapi hari ini doang." ucap Erlinda ketus.

"Oke sayang."balas alex sambil terkekeh geli. Erlinda membulatkan matanya tak percaya, ia memberikan tatapan tajam pada alex.

Di dalam mobil, suasana sangat awkward. Tiba tiba ide jahil terlintas dalam pikiran alex.

"Lo laper gak ?"tanya alex. "Gak. Langsung balik aja ke rumah." jawab erlinda. "Emang mau kemana ? Kan tadi gue mau anter lo pulang ke rumah."jawab alex, sambil menahan tawanya.

Sial, alex tadi hanya mengerjainya saja. Erlinda memilih tak membalas ucapan alex. Hanya perlu waktu 20 menit untuk sampai di rumah Erlinda.

Sebelum membuka pintu mobil, Erlinda sempat mengucapkan terima kasih dengan nada yang sangat ketus. Alex hanya bisa tersenyum miris mendapat perlakuan seperti itu dari Erlinda.

Saat punggung gadis itu tak terlihat lagi oleh penglihatannya, alex bergumam dalam hati. "Gue yakin suatu saat lo pasti akan kembali lagi ke gue. Gue akan perjuangan lo lagi lin. Gue tahu lo tadi bohong sama gue, lo belum punya pacar. Karena gue yakin, belum ada yang bisa gantiin gue di hati lo."batin alex.

Alex pun segera melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Erlinda.

Terima kasih sudah baca cerita ini...
Jangan lupa vote dan comment
Cover by: sitisofia0403
Thanks..

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang