Bagian 40

1.8K 47 2
                                    

Cowok itu mengendarai motor sport nya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ia harus meluruskan semuanya saat ini juga. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di tempat tujuannya.

Dengan terburu-buru cowok itu berlari masuk ke dalam gedung tersebut. Setelah mendapatkan informasi dari petugas gedung tersebut ia semakin mempercepat larinya. Tak peduli banyaknya orang yang berada di tempat ini. Sesampainya di depan sebuah pintu putih, ia tak langsung membukanya. Tubuhnya terasa kaku tak bisa digerakkan, jantungnya berdegup kencang, nyalinya seolah menciut.

Saat tangannya hendak membuka pintu, namun pintu itu telah dibuka dari dalam dan menampilkan sosok gadis cantik yang selama ini ia rindukan. Dhefin dapat melihat jelas keterkejutan dari wajah erlinda.

"Ngapain lo kesini? Mau nyakitin siapa lagi lo?"ucap erlinda tajam. Mungkin dhefin terkejut dengan perkataannya, erlinda tak menghiraukan itu. Bahkan dirinya sendiri pun terkejut mengapa ia bisa berbicara seperti itu kepada dhefin? Padahal kan ia sudah berjanji kepada erinna untuk memaafkan dhefin.

"Gue mau jenguk erinna."ucap dhefin santai. "Siapa yang izinin lo jenguk erina? Gaada kan? Udah daripada lo nambah beban buat dia, mendingan lo pergi sekarang."ucap erlinda tajam.

Dhefin tak peduli dengan kemarahan erlinda, mata dhefin melihat seorang gadis yang berwajah mirip dengan sosok dihadapannya. Gadis itu sepertinya terusik dengan keributan dhefin dan erlinda. Hingga matanya membuka sempurna dan mata cantik itu melihat ke arahnya.

"Ka dhefin?"ucap erinna lemah. Dhefin tersenyum, ia melangkahkan kakinya mendekati ranjang erinna. "Ka dhefin datang? Mau jenguk aku?"ucap erinna, terlihat dari raut wajahnya erinna sangat senang dhefin menjenguknya.

Erinna melihat perubahan raut wajah dhefin. "Kak dhefin kaget ya liat kondisi aku?"tanya erinna lemah. Dhefin membalas dengan senyuman hangat. "Gue gak kaget liat kondisi lo, gue seneng bisa jenguk lo disini. Gue pengen lo cepet sembuh."ucap dhefin sambil memeluk erinna.

Dhefin bukan kaget melihat kondisi erinna. Tapi dhefin kaget mengapa kejadian ini seperti mimpi yang ia alami semalam. Memang tidak sama persis tapi keadaan erinna sama persis dengan mimpinya semalam. Dhefin takut bila mimpi buruk itu akan terjadi.

Sementara itu, erlinda yang melihat kaeakraban dhefin dengan erinna menyunggingkan senyum tulus. "Maafin gue rin, gue egois banget. Gue kira dengan menjauhkan dhefin dari lo, lo akan semakin membaik tapi ternyata gue salah. Justru, dengan adanya dhefin di sisi lo, lo malah lupa dengan penyakit lo."ucap erlinda.

Dhefin masih setia menemani erinna hingga larut malam. Banyak hal yang dilakukan dhefin mulai dari menyuapi erinna makan, membantu erinna meminum obatnya dan mengajak erinna jalan jalan di taman rumah sakit. Dapat dilihat jelas wajah erinna tampak sangat ceria, ia dapat melupakan penyakit yang dideritanya meski sejenak.

Hingga tiba saatnya dhefin harus pulang, ia tak bisa menemani erinna disini karena pasti erlinda akan merasa keberatan ditambah alex sudah datang. "Rin, gue pulang ya. Sorry, ga bisa temenin lo. Tapi gue janji, sepulang sekolah besok gue bakal langsung kesini. Lo mau gue bawain apa besok?"tanya dhefin.

Erinna tersenyum lemah, tapi senyum itu memancarkan kebahagiaan. "Iya gapapa kok kak. Aku ga minta apa-apa sama kak dhefin, dengan kak dhefin jenguk aku itu udah cukup."ucap erinna. "Yaudah kalo gitu gue pamit. "Ucap dhefin lalu memeluk erinna sekilas. "Hati-hati kak."ucap erinna.

Melihat dhefin yang hendak keluar entah mengapa, erlinda ingin mengantar dhefin sampai depan. "Mau kemana?"tanya alex. "Gue mau anter dhefin dulu ke depan. Lo jaga erinna dulu yaa."ucap erlinda.

Alex sebenarnya tak rela erlinda melakukan itu. Tapi apa boleh buat? Ia memilih menganggukan kepalanya saja. "Gue anter lo ke depan."ucap erlinda. Dhefin terkejut dengan ucapan erlinda, ia senang luar biasa.

Mereka berjalan menelusuri lorong rumah sakit dengan keheningan. Hingga tiba mereka di depan motor dhefin. "Hati-hati ya, jangan kebut kebut."ucap erlinda spontan. Ia tak tau mengapa ia sangat ingin mengatakan hal ini.

Alis dhefin berkerut, tapi hatinya sangat senang dengan perkataan erlinda. "Lo khawatir sama gue?"tanya dhefin dengan senyum jahilnya. "Ih gue serius, gatau kenapa gue pengen bilang itu sama lo. Yaudah gue balik lagi."ucap erlinda.

Dhefin menahan tangan erlinda. "Tunggu lin, gue kangen banget sama lo."ucap dhefin. Erlinda diam, hatinya terasa sangat senang dhefin berkata seperti itu.

"Gue mau ajak lo pergi sebentar yaa, lo mau?"tanya dhefin. "Kemana? Ini tuh udah malem fin, lagian gue harus jagain erinna kasian alex."ucap erlinda.

"Sebentar aja lin."ucap dhefin. Erlinda juga sebenarnya ingin menerima tawaran dhefin tapi ia tak ingin menyakiti hati erinna.

"Gimana ya fin?"ucap erlinda bingung. "Pokonya gue ga terima penolakan, cepet naik."ucap dhefin. Mau tak mau erlinda segera naik ke atas motor dhefin.

Dhefin membawa erlinda ke taman yang tak jauh dari rumah sakit. Taman ini sangat ramai dihiasi dengan lampu warna warni. Banyak pasangan kekasih yang datang kesini, ada juga anak anak yang ditemani orang tuanya dan pastinya banyak juga pedagang kaki lima disini.

"Ayo."ucap dhefin sambil mengenggam tangan erlinda. Mereka berjalan ditengah keramaian dan duduk di sebuah bangku yang disediakan disana. Mereka menghabiskan waktu disana dengan penuh keceriaan.

"Gue pengen deh dikhawatirin sama lo."ucap dhefin tiba-tiba. Erlinda menautkan alisnya, bingung. "Sakit lo ya?"tanya erlinda. "Gue serius, gue pengen liat ekspresi lo kalo lagi khawatir sama gue. Apa ya? Yang bisa gue lakuin biar lo khawatir sama gue?"tanya dhefin tampak berfikir serius.

Erlinda semakin tidak mengerti arah pembicaraan ini. "Maksud lo apa sih? Abis dari rumah sakit, otak lo juga sakit."ucap erlinda. "Kalo gue kecelakaan atau kalo gue punya penyakit kaya erinna lo bakal khawatir ga sama gue?"tanya dhefin. "Fin, apa sih maksud lo?"ucap erlinda tampak frustasi dengan topik pembicaraan dhefin. "Gue serius lin, gatau kenapa gue pengen nanya itu sama lo. Seengaknya kalo gue alami hal seperti itu, gue tau lo khawatirin gue apa engga. Kalo lo khawatirin gue, berarti gue berarti di hidup lo."ucap dhefin.

"Lo mau cari perhatian gue? Gausah gitu caranya. Ga lucu tau ga?"ucap erlinda. Dhefin tersenyum manis. "Walaupun lo gak jawab secara gamblang, dari ekspresi lo gue tau kalo lo gamau gue mengalami hal seperti itu."ucap dhefin. "Ih udah ah ga penting banget, gue mau balik ke rumah sakit sekarang."ucap erlinda.

Mereka pun menuju ke rumah sakit. Setelah sampai, erlinda turun dari motor dhefin. "Hati-hati ya, jangan ngebut."ucap erlinda memperingati lagi. "Siap tuan putri."ucap dhefin sambil tersenyum manis. Entah mengapa menurut erlinda senyuman itu sangat manis, tak pernah ia lihat sebelumnya senyum itu terukir di wajah dhefin. Dhefin pun segera melajukan motornya. Semenjak kepergian dhefin, erlinda masih tetap bergeming di tempatnya. "Kok perasaan gue gak enak yaa."ucap erlinda. Ia pun segera menepis pikiran buruknya dan masuk ke dalam gedung rumah sakit.

***

Dhefin masih berada di jalan menuju rumahnya, namun hujan turun dengan lebatnya. Padahal ia tak membawa jas hujan. Terpaksa ia tetap mengendarai motor dengan keadaan basah kuyup. Hujan yang semakin deras, membuat penglihatan dhefin kabur. Ia tak bisa melihat jelas jalan di depannya. Hingga suara klakson yang terdengar oleh telinga dhefin dan setelah itu sebuah benda menghantam bagian depan motornya hingga tubuh dhefin terpental dan saat itu juga dhefin tak sadarkan diri.

Kira-kira dhefin kenapa yaa?
Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa Vote dan comment
Saya double update hari ini, ada yang minta double update.
Saya seneng karena cerita absurd ini ada yang baca wkwk, sekali lagi terima kasih buat yang udah baca, like dan komen cerita saya...

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang