Bagian 32

1.7K 39 0
                                    

*Erinna POV*

Aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Aku sudah tidak kuat lagi. Energi ku semakin terkuras. Dan kini, tubuhku terasa lemas sekali. Perjuanganku tak membuahkan hasil sedikitpun. Tubuhku masih saja disini. Di bangku tua dengan tali yang melilit tubuhku.

Namun, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahku. Saat pintu dibuka, tampak lah papa dan dua anak buahnya. Mereka menghampiriku. Aku sangat takut sekali. Yang hanya bisa kulakukan hanyalah berdoa agar mereka tidak berbuat macam-macam kepadaku.

Salah satu anak buahnya membuka tali yang melilit tubuhku. Aku tersenyum pada papa. "Papa mau bebasin arin ? Papa mau bawa arin pulang ke rumah kan ?"tanyaku penuh harap.

Tidak ada jawaban. Tidak ada yang menjawab pertanyaanku, baik itu papa maupun kedua anak buahnya. Setelah tali terlepas, kedua anak buah papa mulai menyeretku dan papa yang berjalan di depanku.

"Arin mau dibawa kemana pa ?"tanyaku. Lagi-lagi mereka tak menjawab pertanyaanku. Aku tak kuat lagi, aku menangis dalam diam. Kini aku hanya bisa pasrah, aku pasrah mereka membawa ku kemanapun.

Aku dimasukkan ke dalam mobil. Mobil pun mulai melaju, tanpa aku tahu kemana mobil ini menuju. Sekitar 15 menit, mobil ini berhenti di sebuah rumah yang tak kalah menyeramkan dengan tempat penyekapanku.

Mereka membawa aku masuk ke dalam rumah tersebut. Ternyata disana sudah ada seorang pria yang nampaknya seumuran dengan papa. Papa tampak menemui pria itu dan terlibat perbincangan serius.

Setelah selesai, papa memberi kode kepada anak buahnya. Kedua anak buah itu mulai menyeretku untuk menemui pria itu. Namun, saat pria itu hendak berjalan menghampiriku. Tiba-tiba...

"Jangan bergerak."

"Angkat tangan."

Sontak kami semua yang berada di ruangan tersebut, menoleh ke sumber suara. Dan betapa bersyukur nya aku, ternyata yang datang adalah pihak kepolisian. Aku sangat bersyukur ternyata tuhan mendengar doaku, tuhan mengirimkan pertolongan untukku. Tak lama setelah itu, aku kehilangan kesadaran ku. Kakiku terasa lemas dan kepalaku juga sangat pening. Aku tak sadarkan diri.

***

Benda persegi panjang yang selalu berada di genggaman erlinda, akhirnya berbunyi. Sontak erlinda segera mengangkat panggilan tersebut, tanpa melihat id caller si penelpon.

"Hallo."

"Selamat siang nyonya erlinda. Kami sedang berada di gudang yang diduga tempat penyekapan erinna. Dan kami telah menangkap pelaku. Sementara itu, nyonya erinna kehilangan kesadaran."

"Baik. Kirimkan alamat gudang tersebut. Saya akan kesana sekarang juga. Terima kasih."

Panggilan segera dimatikan secara sepihak oleh erlinda. Erlinda, mama, dhefin, alex dan gita segera menuju ke lokasi setelah diberitahu oleh pihak kepolisian.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit bagi mereka untuk sampai di tujuan. Mereka berjalan tergesa-gesa ke dalam gudang tersebut. Dan betapa terkejutnya mereka melihat pelaku penyekapan erinna dan erinna yang sudah terbaring lemah di sudut ruangan.

"Astaga, arin..."ucap mama menjerit. Mama, erlinda dan gita segera menghampiri erinna. Alex menghampiri polisi untuk mengamankan pelaku. Berbeda dengan dhefin, ia terlihat tegang. Matanya tak lepas dari seseorang yang sangat berarti baginya.

"Fin lo ngapain diem disitu ? Lebih baik kita cepet bawa erinna ke rumah sakit. Masalah pelaku, biar polisi aja yang tangani."ucap alex.

Namun, dhefin tak sepenuhnya mendengar perintah alex. Ia masih bingung mengapa 'orang itu' terlibat dalam penyekapan erinna ?

Dhefin sebenarnya ingin mencari tahu, tetapi karena ocehan alex yang sangat berisik akhirnya dhefin mengurungkan niatnya.

Rumah Sakit Citra Medika

Disinilah, gadis cantik sedang terbaring lemah selama 2 jam yang lalu. Semua orang yang mengantar erinna ke rumah sakit sangat cemas, melihat kondisi erinna. Mereka berharap erinna bisa sadar dan kembali sehat seperti semula.

Mereka tak henti hentinya berdoa agar erinna cepat segera sadar. Terutama dewi, ia sangat khawatir melihat putrinya yang sedari tadi tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit.

Disaat yang lain sibuk menghawatirkan keadaan erinna. Lain halnya dengan dhefin. Ia masih bingung mengapa orang itu terlibat dalam penculikan erinna ? Apa hubungan orang itu dengan papa erinna ?

Dhefin tersadar dari lamunan saat seseorang menepuk bahunya. "Fin, lo dimintai keterangan sama polisi."ucap erlinda. Tepat sekali, moment ini yang dinanti nanti oleh dhefin. Lebih tepatnya dhefin ingin memastikan apakah benar orang itu terlibat dalam penculikan erinna.

"Fin lo bisa kan? Gak cuma lo aja kok,  alex juga."lanjut erlinda. "Ha? Iya iya gue bisa banget. Oke kalo gitu lo disini aja jagain erinna. Nanti kalo dia udah sadar hubungi gue."jawab dhefin.

Tanpa membuang waktu, dhefin dan alex segera bergegas menuju kantor polisi. Tak butuh waktu lama bagi dhefin untuk sampai di kantor polisi. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Sesampainya di kantor polisi, dhefin dapat melihat jelas papa erlinda dan dua anak buahnya dan orang itu juga ada disana.

Untuk beberapa detik dhefin hanya memandang heran pria paruh baya yang sedang berdiri membelakanginya sambil menundukkan kepalanya.

"Baiklah saudara dhefin dan saudara alex, kami meminta penjelasan mengenai penculikan saudari erinna. Kalian bisa menjelaskannya secara rinci, dimulai dari saudara dhefin."ucap salah satu anggota polisi.

Dhefin pun mulai menjelaskan kronologis yang ia tahu, lalu disusul alex. Pria paruh baya itu masih belum menyadari keberadaan dhefin. Karena mereka masih harus menjawab beberapa pertanyaan dari polisi.

"Saya tidak terlibat dalam penculikan ini. Saya hanya ingin membantu rekan kerja saya. Saya sudah menolak permintaan saudara andi untuk memberikan gadis itu kepada saya sebagai jaminan. "Ucap pria paruh baya dengan suara tinggi.

Dhefin tersentak kaget dengan teriakan pria paruh baya itu. "Jadi, papa terlibat dalam penculikan ini?"ucap dhefin, membuat suasana menjadi semakin tegang.

Pria yang dipanggil "papa" oleh dhefin langsung menoleh dan mendapati ekspresi dhefin yang sedang menahan amarah.

"Papa tidak terlibat dalam kasus penculikan ini. Papa hanya ingin membantu rekan kerja papa. Percaya sama papa dhefin, papa tidak mungkin melakukan hal itu."ucap papa dhefin.

"Saudara dhefin apakah salah satu dari pelaku penculikan ini adalah papa anda?"ucap polisi. Dhefin hanya bisa menghela nafas pasrah, "Ya, salah satu dari pelaku penculikan ini adalah papa saya."ucap dhefin jujur.

Hal ini membuat alex geram, alex menyangka bahwa dhefin juga terlibat dalam penculikan ini. "Wah parah lo. Dasar muka dua, lo sok baik nyari erinna ternyata bokap lo sendiri yang mau nyulik. Jangan-jangan lo sebenernya udah tau. Jangan-jangan lo juga sekongkol."tuduh alex.

"Maaf saudara dhefin, anda terpaksa kami curigai terlibat dalam kasus penculikan ini."ucap polisi.

Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa Vote dan comment
Aku update karena lagi seneng, jojo bisa masuk final yeayyy
Semoga bisa menyumbangkan emasnya untuk Indonesia aamiin
Tadi ada yang nonton jojo juga?

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang