Bagian 34

1.7K 43 0
                                    

Erinna sudah sadar, itu artinya erlinda mulai kembali bersekolah. Ya, selama erinna koma erlinda memang memutuskan untuk tidak sekolah. Alasannya masih sama, ia ingin menjadi orang pertama yang melihat adiknya sadar.

Kemarin sore, erlinda pulang ke rumah. Untuk mengambil beberapa keperluan sekolahnya. Erinna memang sudah sadar lagi sejak pukul 04.00 pagi.

"Ma, erlinda berangkat dulu ya. Mama kalo capek istirahat aja, biar nanti erlinda suruh alex buat jagain erinna."ucap erlinda.

"Gak usah kak, mama istirahat aja. Aku gak perlu dijaga lagi, aku udah sehat kok. Sebentar lagi juga aku bisa pulang kan?"ucap erinna.

Erlinda dan mama saling berpandangan. Memberikan tatapan miris bagi erinna. Erinna memang belum mengetahui bahwa penyakit yang dulu menggerogoti tubuhnya, kini datang lagi.

Flashback On

"Silahkan duduk bu Dewi."ucap dokter wati, dokter yang menangani erinna.

Dewi hanya membalas dengan senyuman tipis, jujur ia sangat khawatir dengan kondisi anak gadisnya itu.

"Baik, sebelumnya saya minta maaf karena saya akan memberikan kabar buruk bagi bu dewi."ucap dokter wati.

Hati dewi semakin resah mendengar perkataan dokter, sebenarnya ada apa dengan erinna? Pertanyaan itu yang terus berada di dalam otaknya.

"Apakah erinna memiliki riwayat penyakit leukimia?"ucap dokter.

"I.. Iya dok. Me.. Memangnya kenapa?"ucap Dewi semakin tak karuan.

"Kalau saya boleh tau, saat usia berapa tahun erinna mengidap penyakit leukimia?"tanya dokter wati.

"Sejak kelas 1 SMP dok. Tapi syukur, erinna hanya melakukan pengobatan selama 1 tahun. Dan dokter yang menangani penyakit erinna juga mengatakan bahwa erinna sudah dinyatakan sembuh. Artinya penyakit itu tidak mungkin kan menyerang erinna lagi?"tanya dewi panik.

"Sayangnya penyakit itu kini kembali dan menyerang tubuh erinna lagi."ucap dokter wati.

Dewi tak bisa berkata-kata air mata mulai terlihat di kelopak matanya yang siap terjun di pipinya.

"Apa dok ? Ngga mungkin penyakit itu datang lagi. Dokter bohong kan? Penyakit itu gak akan datang lagi. Karena erinna sudah dinyatakan sembuh total."ucap Dewi histeris.

"Maaf bu, tapi daya tahan tubuh erinna sangat turun drastis sehingga memudahkan virus-virus masuk ke dalam tubuh erinna. Ibu tidak usah khawatir, karena saya yang akan menangani erinna. Saya akan berusaha semaksimal saya supaya erinna bisa sembuh lagi dari penyakit itu."ucap dokter berhijab itu.

Dewi tidak menjawab, ia hanya bisa menangis. Mengapa keadaan memperparah semuanya? Tidak bisakah ia hidup tenang bersama kedua putrinya?

Flashback Off

SMA Kenanga

Erlinda melangkahkan kakinya sedikit ragu menuju ruang kelasnya. Pasalnya ia sudah satu minggu tidak masuk sekolah. Saat kakinya melangkah masuk ke dalam kelasnya. Sebuah teriakan heboh terdengar di pendengarannya.

"Erlindaaa... Oh my god, akhirnya lo masuk sekolah juga. Lo tau gak sih selama lo gak ada gue tuh serasa jomblo."ucap adena heboh.

Erlinda hanya menaikkan alisnya. "Serasa jomblo? Emang gue pacar lo!! Lagian lo emang jomblo."ucap erlinda sinis seraya melangkahkan kakinya menuju bangkunya.

Adena diam di tempat. "Iya juga ya, gue kan emang jomblo dari dulu."ucap adena polos. Ia pun memilih menyusul erlinda ke bangkunya.

"Lin, maaf ya gue gak sempet tengokin kembaran lo. Lo tau kan, gue tuh paling takut sama yang namanya rumah sakit. Gue tengokinnya nanti aja deh,kalo kembaran lo udah pulang ke rumah."ucap adena.

Seketika hati erlinda terasa sakit mendengar perkataan adena. "Pulang ke rumah? Apakah erinna akan pulang ke rumah dalam waktu dekat ini? Erlinda jadi teringat beberapa tahun silam saat kembarannya itu mengidap penyakit leukimia. Erinna harus bulak balik pergi ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan. Karena erinna tidak mau menetap di rumah sakit.

"Lin, lo kenapa? Lo sakit? Lo kebanyakan diem di rumah sakit sih, makanya ketularan gini."ucap adena.

"Ga gue gak papa. Nanti gue pinjem semua catatan lo selama gue gak masuk."ucap erlinda.

"Oke."balas adena.

Sepulang sekolah, erlinda langsung menuju rumah sakit tempat erinna dirawat. Sesampainya erlinda di kamar rawat erinna, ia melihat adiknya sedang menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Erlinda mendekat ke ranjang yang ditempati erinna, "lo kenapa?"tanya erlinda bingung. Erinna yang mendengar suara kakaknya segera mengangkat wajahnya yang sembab karena menangis.

Tanpa pikir panjang, erinna langsung memeluk erat tubuh kakaknya. Berbagi kepedihan disana. "Penyakit itu datang lagi."ucap erinna.

Erlinda diam di tempat, tubuhnya membeku. Darimana erinna mengetahui jika ia mengidap penyakit leukimia lagi?

"Lo.. Udah tau?"tanya erlinda.

"Ya, aku udah tau semuanya. Ka erlinda kenapa gak kasih tau aku?"jawab erinna sambil terus menangis.

"Kenapa sih penyakit itu datang lagi? Apa aku gak bisa hidup bebas? Apa aku gak bisa bahagia?"ucap erinna.

Erlinda merasakan apa yang dirasakan kembarannya itu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menguatkan gadis itu.

"Gue akan selalu ada di samping lo. Lo pasti sembuh. Demi gue sama mama."ucap erlinda menyemangati erinna.

Erlinda terlalu banyak pikiran sampai ia tidak memikirkan bagaimana kelanjutan kasus penculikan erinna dan menghilangnya dhefin hingga saat ini.

Tiba-tiba pintu kamar rawat erinna terbuka dan muncul seorang cowok yang tidak asing bagi erinna dan erlinda.

"Hai, apa kabar rin? Gue bawa makanan. Ayo kita makan bareng-bareng."ucap alex.

Erinna tersenyum samar, "makasih ka alex."jawab erinna. Mereka pun makan bersama. Sebenarnya erinna sedang tidak ingin makan, tapi demi menghargai usaha alex, erinna makan meskipun hanya sedikit.

Erlinda melihat ke ranjang, erinna sudah tertidur dengan pulas. Kini hanya ada erlinda dan alex.

"Lin hari ini lo ikut gue ya."ucap alex.
"Kemana? Gue gak mau kemana-mana. Gue mau di sini aja jagain erinna."jawab erlinda.

"Ini penting banget lin, please kali ini aja. Erinna biar mama dulu yang jaga. Abis itu gue janji, bakal ikut jaga erinna."ucap alex.

Erlinda tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa mengangguk lemah. Tak lama mama datang, dengan membawa barang-barang yang diambilnya di rumah.

"Ma, erlinda mau pergi bentar sama alex."ucap erlinda.

"Iya tante, boleh kan? Cuma sebentar kok, janji."ucap alex.

Dewi tersenyum, "gapapa kalo mau pergi, pergi aja. Erinna, biar mama yang jaga."ucap Dewi.

Erlinda segera mengganti seragam sekolahnya, sementara itu alex menunggu di bawah.

Mereka segera meninggalkan halaman rumah sakit, begitu erlinda masuk ke dalam mobil.

Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa Vote dan comment

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang