Bagian 42

1.6K 47 1
                                    

Kondisi dhefin masih belum stabil, dia masih koma. Tetapi sekarang ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Erinna juga sudah selesai menjalani kemoterapi sejak 1 jam yang lalu. Dan sekarang gadis itu tengah tertidur dengan pulas.

Erlinda menggunakan kesempatan ini untuk berkunjung ke kamar rawat dhefin, ia sudah mengetahui dhefin dipindahkan ke kamar rawat karena suster diah yang mengirim pesan ke ponselnya.

Setibanya di depan pintu putih yang bertuliskan angka 213, erlinda segera memutar knop pintu dan terbukalah pintu itu menampakkan seseorang yang tengah terbujur kaku dengan perban yang menutupi luka-lukanya. Erlinda juga melihat seorang wanita paruh baya yang setia menunggu dhefin sambil terus menggengam tangan dhefin.

"Selamat siang tante, saya teman dhefin. Saya turut prihatin dengan musibah ini, tante yang sabar ya. Dhefin kuat kok, dia pasti sembuh."ucap erlinda sambil mencium punggung tangan erna.

"Terima kasih nak. Tante sangat terpukul melihat dhefin seperti ini karena dia anak tante satu-satunya."ucap erna, cairan bening itu kembali menetes di kedua kelopak matanya.

Erlinda segera memeluk erna, berusaha memberikan kekuatan. Selanjutnya obrolan hangat mulai dilakukan oleh mama dhefin dan erlinda. Mereka hanya bercerita ringan, tapi banyak yang diketahui oleh erna. Mulai dari erlinda yang ternyata tidak satu sekolah dengan dhefin, erlinda yang ternyata memiliki kembaran yaitu erinna yang satu sekolah dengan dhefin, hingga erinna yang sedang dirawat di rumah sakit yang sama dengan dhefin karena penyakit leukimia.

"Tante maaf saya harus kembali ke kamar rawat erinna, mungkin dia sudah bangun. Karena saya belum memberitahu keadaan dhefin kepada dia, saya takut dia makin terpukul. Karena dia sangat mencintai dhefin."ucap erlinda.

"Iya tidak apa-apa. Tante sangat berterima kasih karena kamu mau menemani tante. Mungkin nanti tante akan menengok kembaran kamu."ucap tante erna sambil tersenyum ramah.

Erlinda pun segera menuju kamar rawat erinna setelah berpamitan dengan tante erna. Dan benar, erinna sudah terbangun dari tidurnya.

"Kak erlinda dari mana?"tanya erinna.

"Keluar bentar cari angin."alibi erlinda.

"Kok kak dhefin belum dateng ya kak?"tanya erinna cemas.

"Mungkin dia sibuk kali."erlinda berbohong lagi.

Setelah itu tak ada lagi percakapan antara mereka, erlinda yang sibuk memikirkan keadaan dhefin dan erinna yang sedang menanti kedatangan dhefin.

Hingga suara ketukan pintu memecah keheningan antara mereka. Dan yang datang adalah tante erna.

"Ini erinna ya?"tanya tante erna.

Erinna hanya mengangguk, sambil menampilkan senyum bingung. "Ini mamanya dhefin."erlinda menjawab kebingungan erinna.

Kali ini ia hanya menampilkan senyum tipis. Tidak tahu mengapa hatinya terasa sakit, mungkin kak dhefin sudah mengenalkan kak erlinda dengan orang tuanya.

Erinna mencium punggung tangan tante erna. "Kak dhefin kemana tante?"tanya erinna. Erna melirik erlinda, dan erlinda menggeleng pelan pertanda tante erna tak usah memberitahu keadaan dhefin sebenarnya kepada erinna. Tante erna hanya mengangguk sekilas.

"Dhefin lagi ada les tambahan, dia kan udah kelas 12 harus mempersiapkan buat ujian nanti. Nanti deh kalo dia ada waktu, tante bakal langsung suruh dia buat kesini."tante erna mencoba tersenyum meskipun matanya mulai berkaca-kaca.

"Tante kenapa nangis?"tanya erinna. "Aku ngerti kok kalo kak dhefin sibuk."tambahnya. Erna membalas dengan memeluk erinna dengan sangat erat, erinna pun membalasnya.

Tante erna pun melepas pelukannya. "Maaf tante gak bisa lama, ini ada cheesecake buat kamu. Dhefin bilang kamu suka cheesecake."ucap tante erna sambil meletakkan plastik di meja nakas samping ranjang erinna.

Erinna tersenyum ceria, ternyata dhefin bercerita tentang dirinya kepada ibunya. "Makasih tante."ucap erinna.

Tante erna pun segera meninggalkan kamar rawat erinna dan segera menuju kamar rawat anak semata wayangnya.

Keheningan kembali menyelimuti ruangan ini. Namun tak lama pintu itu kembali terbuka dan menampilkan sosok yang selama ini ditunggu-tunggu.

"Mamaaa."ucap erlinda dan erinna bersamaan. Dewi memeluk kedua putrinya dengan sangat erat.

"Kamu nurut kan sama kak erlinda selama mama gak ada?"tanya dewi kepada erinna.

"Iya, aku nurut kok ma. Ma, kemaren kak dhefin jenguk aku loh. Katanya sekarang juga dia mau jenguk aku."ucap erinna sambil tersenyum bahagia.

"Oh ya?"ucap mama nampak senang, sambil melirik erlinda kebingungan. Erlinda bisa melihat pancaran sinar kebahagiaan dari mata adik kembarnya, ia tak habis pikir jika sampai erinna mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Erinna terus bercerita perihal dhefin yang menemaninya kemarin. Gadis itu sama sekali tak terlihat lelah walaupun wajahnya nampak memucat.

"Oh iya, alex kemana lin?"tanya mama. "Gatau, masih ada kelas kayaknya."ucap erlinda. "Tapi dia selalu temenin kamu kan buat jagain erinna?"tanya mama khawatir. "Iya dia selalu tidur disini kok. Aku kasian liatnya tau mah, dia cape abis ngampus, abis ngerjain tugas banyak, malah disuruh tidur di sofa."ucap erlinda. "Ciee mulai perhatian lagi ya sama mantan."goda mama. Dan erinna hanya tertawa. "Ish mama apaan sih ah. Udah gausah suruh dia tidur lagi disini, nyusahin."ucap erlinda ketus. "Emang siapa yang mau nyuruh dia tidur disini ?"tanya mama polos. Lagi lagi erinna dan mama tertawa puas karena menggoda erlinda.

***

"Eh erinna udah tidur ma?"tanya erlinda setelah menutup pintu kamar rawat erinna. "Udah, dia abis minum obat barusan kayaknya efek obatnya jadi sekarang udah tidur. Kamu beli apa lin ?"tanya mama. "Padahal aku beliin dia pudding tadi di minimarket. Ini aku beli nasi padang juga ma, kita makan yuk."ajak erlinda.

"Dia dari tadi nanyain dhefin mulu. Oiya, kamu udah baikan sama dhefin?"tanya mama penasaran. Mereka menyantap makan malam sambil bercengkrama.

"Jadi dia tuh kemaren tiba tiba kesini mah. Erlinda udah usir dia, tapi erinna bangun dan keliatan seneng banget liat dhefin dateng. Jadi ya gitu, kemaren dhefin nemenin erinna jalan jalan di taman rumah sakit, dhefin suapin erinna dan temenin erinna sampe malem. Sekarang dhefin gak jenguk erinna karena dhefin kecelakaan ma."ucap erlinda.

Mama terlihat sangat kaget. "Terus sekarang keadaan nak dhefin dimana? Dia sekarang dirawat dimana?"tanya mama. "Dia masih belum sadar ma, dia dirawat disini juga di kamar no.213. Dia kecelakaan abis pulang jenguk erinna. Pantesan kemaren tuh sikap dhefin aneh banget, dia pengen liat wajah khawatir erlinda kalo dia kena musibah."ucap erlinda sambil menyeka air matanya.

Mama memeluk erlinda, karena ia juga ikut terpukul dengan berita ini. "Terus erinna tau?"tanya mama. "Ngga. Erinna jangan pernah tau ya ma. Aku takut kondisi dia makin drop."ucap erlinda. Mama hanya mengangguk sambil terus memeluk erat putrinya.

Tanpa mereka sadari ternyata erinna mendengar semua pembicaraan erlinda dan mama. Sebenarnya erinna sudah bangun sejak erlinda datang. Erinna ingin menangis, tapi ia harus berpura-pura tidak tahu dengan kejadian ini.

Terima kasih sudah membaca
Hargai penulisnya dengan vote sesudah membaca

My Twin Sister (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang