Bagian 13

4.8K 317 0
                                    


"Nih minum lo" ucap Prilly sembari memberikan air mineral pada Ali saat melihat pria itu selesai latihan basket dan menghampiri dia serta Mila yang lebih dulu berbincang dengan Kevin dibangku khusus pemain. Ali memang sengaja menyuruh Mila untuk duduk dibangku pemain jika dia ingin melihat Ali latihan ataupun tanding, Ali melakukan itu, karena Ia tidak ingin Mila ikut ikutan berhimpit himpitan bersama penonton lainnya Ia sangat tahu sepupunya itu cepat sesak nafas jika berdesak desakan dengan banyak orang, dan sekarang bukannya hanya Mila namun ada satu orang yang 2 bulan belakangan ini mendapatkan perlakuan yang sama bahkan lebih khusus dari yang didapatkan Mila, you know who she is, of course she is Prilly, because the girl is special in his heart after mom and his sister.

"Makasi ya, bosen ya nungguin gue latihan?" Tanya Ali

"Gak mungkin bosen lah Li, orang dari tadi dia yang paling semangat ngeliatin lo" celetuk Mila tiba tiba yang langsung disangkal Prilly.

"Apaan sih Mil, udah Li gak usah didengerin, gue gak bosen sih, Cuma telinga gue rada budek aja gara gara ngedengerin teriakan fans lo yang segudang itu" ucap Prilly mengerucutkan bibirnya kesal. Ali hanya terkekeh pelan melihat wajah Prilly saat sedang kesal seperti ini, bagi Ali saat saat seperti ini, ekspresi gadinya(?) sungguh menggemaskan.

"Ya udah lain kali duduknya jauhan,udah tahu berisik tapi tetep maksa duduk dibangku yang deket sama penonton" ledek Ali

"Ya kan gue pengen liat lo lebih deket, kalau yang dipojokan kan kejauhaan jadi gak bisa liatin lo dong nanti, eh Opss" Prilly segera menutup mulutnya, kenapa bisa bisanya Ia sampai keceplosan berbicara seperti itu pada Ali.

"Bilang apa tadi, kok gue gak denger ya?" Ali berusaha menjahili Prilly saat mendengar apa yang Prilly ucapkan.

"Ap.. apaan sih, gue.. gue gak bilang apa apa kok" ucap Prilly mengelak

"Eh iya Mil, lo bilang mau nyalin tugas gue, ya udah sekarang aja, Li Vin gue sama Mila permisi ya" tanpa menunggu jawaban dari Mila, Prilly segera menarik tangan Mila mengajaknya bergegas pergi dari lapangan basket.

"Gue bingung deh Li, lo sama Prilly kenapa?" Tanya Kevin

"Kenapa apanya?" kini justru Ali yang balik bertanya pada Kevin.

"Lo sama Prilly itu ya, dibilang pacaran enggak, dibilang temenan biasa juga enggak. Lo tu sama dia sebenarnya pacaran rasa sahabat? Atau sahabat rasa pacaran sih?" Ali bukannya menjawab pertanyaan Kevin, Ia justru hanya tersenyum sebagai tanda jawaban darinya.

"Ye ni anak ditanyain malah senyam senyum, gue sumpahin kesambet baru tahu lo!!" ucap Kevin kesal.

"Kepo banget sih lo, udah sana buruan ganti baju lo, kalo kelamaan gue tinggal!" ucap Ali lalu pergi mendahului Kevin tanpa memperdulikan wajah kesal Kevin.

...

Hari berganti hari, entah siapa yang memulai, tapi kedua insan ini semakin dekat, berawal dari Ali yang ingin mengubah semuanya hingga tanggapan Prilly yang tampaknya terbuka menerima perlakuan dari Ali.
Kini mereka berdua tengah makan disalah satu restoran dijakarta.

"Pelan pelan dong makannya, sampai belepotan gini" Ali mengusap ujung bibir Prilly yang terkena saos sambal.

"Habisnya gue laper banget sih" jawab Prilly kemudian melanjutkan makannya, dan Ali masih setia memperhatikan Prilly, Inilah yang disukainya dari Prilly, gadis periang cenderung manja, tidak jaim, namun mandiri.

"Udah makannya?"

"Udah, makasi traktirannya"

"Sama – sama, ya udah gue bayar dulu, lo tunggu dimobil aja" Prilly hanya mengangguk kemudian berdiri dan pergi menuju mobil Ali.
Tidak lama Ali datang menghampirinya.

Together with you✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang