"Rey... aku mohon jangan pergi!, kita masih butuh kamu, ku mohon!, kembalilah bersama kita". Ucap Risma memohon pada Reynad Gio Arnoldi, Suaminya.
"Tidak, aku tidak akan kembali kesini, dan kau!!, jangan banyak bicara, aku muak mendengar suaramu itu". Ucapnya kemudian berlalu kekamar, dan mengemas barang barangnya kemudian memasukannya kekoper.
Setelah selesai dia pun bergegas untuk meninggalkan rumah, namun baru saja menuruni anak tangga terakhir, Mama Risma kembali mencegahnya."Ku mohon, apa kamu tidak mengasihani anak anakmu Rey, dia anak kamu, anak kita, setidaknya demi mereka, ku mohon tetap disini"
"Jangan pernah menggunakan mereka sebagai alasanmu untuk manahanku, kau mengerti, aku melalukan ini juga demi mereka". Nada suara Rey meninggi.
"Tapi apa yang kau lakukan tidak ada manfaatnya untuk kami" tiba tiba suara Ali terdengar dibelakang Rey, terdengar dingin namun mampu membut suasana mencekam.
"Setelah 3 tahun, kau tiba tiba kembali hanya untuk mengambil barang barangmu?, aku tidak yakin kau hanya bertujuan untuk itu, jangan pernah menginjakan kakimu lagi dirumah ini". Ucap Ali datar namun terkesan sinis
"Diam kau!!, tidak usah banyak bicara, berhentilah mencampuri urusanku". Ucapnya tidak kalah datar, benar benar seorang ayah dan anak, wataknya sama sama keras.
"Aku tidak akan pernah berhenti mencampuri urusanmu, jika hal itu masih menyangkut tentang kebahagian ibuku, karena aku tidak akan pernah membiarkannya terluka"
"Terserahmu, aku tidak perduli lagi dengan keluarga ini". Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan rumah. Sekilas dia sempat menengok kearah Risma yang menangis dipelukan Ali.
"Setidaknya dengan ini, aku akan lebih tenang meninggalkan kalian".batinnya berbicara, entahlah apa maksudnya, namun Risma seperti menyadari adanya beban dimata suaminya itu.
...
"Mama baik baik aja kan, mama gak diapa apain kan sama orang itu, kalau sampai dia menyakiti mama, Ali tidak akan segan segan menghabisinya".
"Sudahlah bang, maafkan papamu, jangan pernah membencinya"
"Aku tidak akan pernah melupakan semua perbuatannya" nada suara Ali tiba tiba berubah menjadi dingin
"Manusia tidak pernah luput dari kesalahan Bang, papamu juga manusia, mama yakin papa pasti akan berubah, kita hanya bisa sabar untuk menunggunya".
"Tapi kapan ma?, dia tidak akan pernah sadar akan perbuatannya, udah 3 tahun ma!!, apa 3 tahun itu gak cukup buat dia sadar kalau masih ada kita disini"
"Sabar nak, jangan pernah putus asa, mama yakin papamu akan berubah"
"Mama terlalu baik untuk dia, ya udah mama istirahat dulu aja ya, entar biar Ali suruh bik siti aja yang masak"
"Mama gak papa kok bang, gak enak juga kalo diem aja"
"Gak papa gimana mah?, udah pokoknya mama istirahat aja, Ali mau kekamar sebentar, entar Ali kesini lagi" Ali pun berlalu kekamarnya dan memutuskan untuk mandi sekedar hanya untuk menyegarkan pikirannya.
..
Jakarta
19.00 WIB"Asalamualaikum Ma, Li". Teriak Kaia
"Wa'alaikumsalam, Kok tumben pulang malem kak". Tanya Risma pada anaknya yang baru saja sampai.
"Iya ma, kerjaan dikantor lagi banyak banyaknya, apalagi perusahaan lagi menjalin kerja sama sama perusahaan dari Jepang". Jelas kaia.
Kaia bekerja diperusahaan milik Ayah dari Rey, kakeknya itu memang sengaja mewariskan perusahaan itu kepada kedua cucu kesayangannya itu sebelum dia meninggal, bukan perusahaan yang besar awalnya, bahkan jauh dari kata sukses, karena saat itu keadaan perusahaan yang diberi nama "Param Company" ini sedang dalam keadaan bangkrut. Namun, bukan Kaia dan Ali namanya jika tidak bisa membangun perusahaan itu kembali, kini perusahaan itu kembali berdiri atas usaha dari Ali dan Kaia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together with you✅
Novela Juvenilhappy reading cerita pertama pengalaman pertama semoga suka yak ****** Aku tidak tahu apa itu cinta, tapi setelah mengenalmu aku belajar, jika cinta tidak selamanya menyakitkan -Ali- Aku pernah merasakan kehilangan, dan kini aku merasakannya kembali...