Keesokan harinya
"Asalamualaikum" ucap Ali, semua yang ada di depan ruang Prilly menatap ke arah Ali."Ali?, kamu kemana aja 3 hari ini, Bunda khawatir sama kamu, Bunda takut kamu pergi dan ninggalin Prilly" ucap Fira
"Bunda ngomong apasih, Ali gak mungkin tinggalin Prilly, Ali udah janji sama diri Ali sendiri, kalau Ali akan selalu ada untuk Prilly, jadi bunda gak perlu khawatir" ucap Ali
"Makasi Li, Bunda beruntung anak bunda dicintai sama pria sebaik kamu"
"Bunda bilang apa sih, justru ali yang beruntung bisa dapetin wanita setegar prilly. O ya bun, ayah mana kok gak kelihatan?"
"Ayah lagi kekantor, ada meeting penting katanya, udah seminggu gak kerja, klien banyak yang komplen Li" ali menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Nanti siang mama mau kesini sama Kaia, dia minta maaf baru sempert dateng sekarang, soalnya mama juga harus nemenin papa kerja, dan Kaia juga lagi sibuk sibuknya gara gara Ali sama Leo cuti kerja" ucap Ali
"Gapapa juga Li, Bunda paham kok" ucap Fira
"Bun, Ali jenguk Prilly ya" Fira menganggukan kepalanya.
..
Ali membuka perlahan pintu ruangan Prilly, dilihatnya gadis itu tengah menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.
Prilly bergeming, dia seperti mengenal bau parfum ini."Ali?" suara Prilly bukannya menghentikan langkah Ali, justru membuat Ali semakin mendekat pada gadis ini.
"Sayang?" panggil Ali, Prilly memejamkan matanya mendengar panggilan Ali, Ia bisa merasakan hatinya menghangat.
"Ali? Kamu dimana?" ucap Prilly meraba raba sekitarnya mencari sosok Ali, Ali yang melihat Prilly kesulitan segera mengambil tangan Prilly dan meletakannya dipipi dia, sesekali Ali mencium tangan Prilly.
"Aku disini sayang, maaf ya aku baru dateng lagi, kemarin masih ada urusan soalnya" Prily menganggukan kepalanya. Tiba tiba setetes air mata jatuh dari mata hazel milik Prilly.
"Loh? Kok malah nangis? Udah ya, kamu jangan sedih lagi. Ada aku! Aku akan menjaga kamu semampu yang aku bisa"
"Makasi untuk semuanya Li, kamu udah berbuat banyak untuk aku, terima kasih"
"Gak ada kata terima kasih didalam cinta. O ya aku punya kabar gembira untuk kamu, tadi aku ketemu dokter yang merawat kamu, dia bilang dia udah nemuin donor mata yang cocok untuk kamu, dan 3 hari lagi kamu bakal dioperasi, gimana kamu seneng kan?" tanya Ali
Senyum Prilly mengembang, sungguh Ia sangat bahagia, akhirnya Ia bisa melihat dunia ini kembali.
"Kamu serius Li, kamu gak bohong kan?" tanya Prilly memastikan.
"Nggak, aku gak bohong" Prilly memeluk Ali saking senangnya, sementara Ali dia berusaha untuk tersenyum, sekarang dipikiran Ali adalah, apakah Prilly akan bahagia jika dia tau yang mendonorkan mata itu adalah orang yang sangat dia sayangi.
..
Hari ini Prilly akan di operasi.
"Dok, apa kami bisa melihat siapa pendonor itu?" tanya Rey, namun dokter itu menggeleng. "Maaf sekali tuan, kami tidak bisa memberitahukannya, lagi pula di pendonor meminta kami untuk merahasiakan ini dari kalian, Rey mengangguk sebagai jawaban. Entah kenapa Ia merasa tidak tenang hari ini. Semua berkumpul disini untuk mendoakan keselamatan dan kesuksesan operasi yang Prilly sedang jalani.
Namun tidak dengan Ali dan Rey, keduanya gelisah, Ali sudah pasti Ia sangat gelisah, karena didalam ruang operasi itu ada 2 orang yang berarti dihidupnya. Sedangkan Rey, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak."Ya Tuhan, lindungilah keluargaku, jangan ambil mereka dariku Tuhan" batin Rey berdoa
.
Setelah kurang lebih 2 jam, operasi itu pun selesai. Prilly dipindahkan ke ruang rawat. Kondisinya saat ini baik baik saja, mungkin sekitar 1 jam lagi dia akan siuman."Setelah 3 atau 4 hari kami baru bisa membuka perban pasien, jadi saya harap kalian mau sabar" dokter itu berllau meninggalkan ruangan Prilly.
"Mah, pah, Ayah Bunda, Ali mau membicarakan hal yang penting dengan kalian"
"Kamu mau bicara apa bang?" tanya Risma
"Kita bicara di luar mah, Ali gak mau sampai Prilly dengar"
Mereka akhirnya keluar dari ruangan Prilly.
"Ali minta, setelah kalian mendengar semuanya kalian tidak marah dan tidak sedih, karena dia yang meminta untuk kalian tetap kuat"
"Maksud kamu apa Li?" tanya Rey, perasaannnya semakin tidak enak.
"Jadi.. yang mendonorkan matanya untuk Prilly adalah...." Ali memberi jeda dalam ucapannya.
"Siapa Li?" tanya Rizal
"Leo" Deg!! Semua diam setelah mendengar ucapan Ali.
"Jadi Leo yang mendonorkan matanya untuk Prilly?" tanya Fira
"Iya bun, Ali udah larang, tapi dia keras kepala dan tetep kekeh untuk mendonorkan matanya untuk Prilly"
"Lalu sekarang dimana Leo Ali!!, jawab papa! Dimana Leo!" tanya Rey, Ali diam Ia tidak berani menatap Rey.
"Leo meninggal pah" bagaikan ditimpa ribuan beton, dada Rey terasa sesak, Ia kehilangan anaknya Leo, secepat ini? Hatinya hancur berkeping keeping.

KAMU SEDANG MEMBACA
Together with you✅
Fiksi Remajahappy reading cerita pertama pengalaman pertama semoga suka yak ****** Aku tidak tahu apa itu cinta, tapi setelah mengenalmu aku belajar, jika cinta tidak selamanya menyakitkan -Ali- Aku pernah merasakan kehilangan, dan kini aku merasakannya kembali...