10

5.5K 283 1
                                    

Rae POV

Setelah mandi dan ganti baju, kulihat Steve yang sedari-tadi asik memainkan handphonenya di atas tempat tidur. "Kau sudah selesai?" Katanya tanpa memalingkan pandangannya dari layar handphonenya.

"Ya." Kataku datar.

"Oh." Balasnya.

Dia memang tidak di anugerahi indra perasa, dia bahkan tidak menolehku sedikit pun.

Tubuhku terasa lelah dan ingin kurebahkan tubuhku ke atas tempat tidur. Ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur dan berada di samping Steve. Kulelapkan mataku yang sudah lelah dan CUP...

Steve mengecup bibirku sekilas dan membuat wajahku memerah karenanya. "Apa yang kau lakukan?" Kataku sambil menahan rasa malu.

"Apa? Kau mateku dan aku matemu. Jadi, bebas." Katanya. Sekarang tidak ada lagi jarak di antara kita. Matanya menatap mataku dalam, lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajahku dan...

"Alpha." Kata seseorang.

"Pengganggu." Gumamnya dan aku hanya terkekeh geli.

"Ada apa?" Jawabnya jengkel.

"Seseorang ingin menemuimu." Katanya.

Siapa? Ini sudah malam.

"Ya, aku akan kesana." Katanya bergegas keluar.

"Aku ikut." Kataku menyusul dan ia pun mengangguk.

"Ganti bajumu terlebih dahulu." Katanya.

"Ada apa?" Kataku heran.

"Apa kau akan keluar dengan mengenakan hot pants dan kaos tipis seperti itu." Katanya dengan sedikit jengkel.

"Memangnya salah?" Kataku jengkel.

"Ingat Rae, aku akan mencongkel mata seseorang yang berani melihat tubuhmu selain aku." Katanya dengan Alpha tone miliknya.

"Baiklah." Gumamku dan bergegas berganti baju.

Setelah kuturuni anak tangga dengan menggandeng tangan Steve, terlihat gadis cantik sedang menangis duduk di sofa panjang milik Steve.

Gadis itu berlari memeluk Steve dan Steve membalas pelukan gadis itu. Secara otomatis tangan Steve melepas genggamannya dari tanganku.

Apa yang mereka lakukan? Bahkan mereka seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu dan aku hanya orang asing.

"Ekhem..." Gumamku yang membuat mereka melepas pelukan masing-masing.

"Maaf." Kata gadis itu lirih.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Steve sambil mengusap air mata gadis itu dan menuntunnya duduk kembali.

Ku ikuti langkah mereka dan duduk di sofa yang berbeda posisi dengan mereka berdua, posisiku saat ini berada di depan mereka berdua.

"Steve, mateku sudah tiada. Mereka tidak menerimaku menjadi Luna kembali. Mereka mengusirku." Katanya sambil menangis tersedu-sedu dan Steve memeluknya erat.

Kulihat ekspresi John yang mulai tidak nyaman terhadap situasi ini. "John." Panggilku.

"Iya Luna." Jawabnya.

"Kau bisa pergi, biarkan kami bernostalgia bersama teman lama." Kataku kembali membuat pelukan mereka terlepas.

John pergi dan menyuruh warior lain untuk pergi meninggalkan kami bertiga.

"Rae, ini Evelyn dia dipanggil Eve. Dia teman lamaku." Kata Steve memperkenalkan gadis itu.

"Eve." Kata gadis itu sambil menyodorkan tangannya.

MY MATE IS A WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang