19

4.7K 229 3
                                    

Sarah POV

Pagi ini, Katrina mengajakku untuk pergi membeli pakaian dan keperluanku. Setelah mandi dan bersiap-siap, aku segera keluar dari kamar dan menemui Katrina di ruang tengah. Katrina juga meminjamkan bajunya, bagiku baju Katrina sangatlah ketat dan terlalu memperlihatkan lekuk tubuh.

"Wow, baby...baby...baby, kau terlihat sangat Sexy pagi ini." Kata Katrina menggodaku dan kucubit lengannya pelan. Terlihat West yang sedang terpaku menatapku.

"Babe." Kata Katrina membuyarkan tatapannya dengan bibir yang dirucutkan. West menarik bibirnya hingga Katrina hampir jatuh.

"Babe!" Rengeknya dengan jengkel. Jade dan aku hanya bisa tertawa melihat tingkahnya.

"Aku tidak bisa menemani kalian, hari ini aku harus mengurus beberapa masalah. Jadi Luna, dia akan menjagamu?" Kata West sambil mencubit pipi Katrina gemas.

"Iya, aku akan menjagamu dari gigitan semut sekalipun." Kata Katrina.

"Baiklah, aku pergi dulu." Kata West sambil mencium kening Katrina.

Entah mengapa jika aku melihat mereka berdua, aku teringat padanya. Aku sadar saat ini aku sedang merindukannya, aku sudah memiliki mate tetapi dia mengkhianatiku lalu sekarang aku jatuh cinta pada seseorang yang sama sekali bukanlah mateku.

"Luna saya pamit." Katanya sambil menunduk membuyarkan lamunanku.

"Baiklah." Kataku sambil tersenyum.

"Hati-hati." Kata Katrina sambil mengantarnya sampai ke pintu sambil melambaikan tangannya.

"Saatnya pergi." Kata Katrina.

Katrina membawaku ke sebuah hotel megah dengan nuansa eropa di sekitarnya. Semua mata tertuju padaku dan Katrina, tatapan pria yang terlihat menjijikkan dan tatapan wanita terlihat menjengkelkan seolah-olah mereka iri melihat kami.

"Nona Katrina, ada yang bisa saya bantu?" Kata resepsionis itu.

"Iosef Malankof." Kata Katrina kepada resepsionis hotel itu. Resepsionis itu mengangguk dan mulai menekan beberapa nomor dan menghubungi seseorang.

"Kamar 677." Kata resepsionis itu dan Katrina hanya mengangguk mengerti.

"Kau bisa menungguku disini, bukan?" Tanya Katrina dan aku hanya mengangguk.

"Aku hanya pergi 10 menit." Katanya dan berlalu meninggalkanku.

Disini terdapat sofa untuk para tamu, kududuki sofa itu dan mulai membaca majalah yang disediakan disitu.

Seorang pria dengan paras menawan duduk di sofa tepat di depanku, kulihatnya sekilas dengan tatapan malas lalu kulanjutkan membaca majalah lagi.

"Siapa namamu Nona?" Katanya.

"..."

"Aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya." Katanya. Jelas saja kita tidak pernah bertemu, aku saja baru melihatmu dasar beruang alaska.

"Kau jual mahal sekali." Katanya. Kututup majalah itu dan menatapnya datar.

"Berapa nilaimu?" Katanya yang membuatku geram dan mataku terbelalak.

"Maksudmu?" Kataku menahan amarahku.

"Semua ada harganya." Katanya sambil tersenyum sinis.

"TIDAK DENGAN HARGA DIRI." Kataku dengan menekan setiap kalimatku

Plak...

Dia menamparku dengan keras. Hanya pria brengsek yang bisa menampar seorang wanita.

Segera kuhantamkan kepalaku ke arah hidungnya. Dia meringis kesakitan dan terlihat hidungnya patah dan berdarah. Para pelayan membantunya dan menanyakan apa dia baik-baik saja.

MY MATE IS A WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang