Sooji tidak bisa lebih malu lagi ketika ia terbangun dari pingsan di dalam kamarnya sendiri. Mengingat raut penuh percaya diri Myungsoo saat terakhir kali sebelum ia kehilangan kesadaran diri membuatnya resah terlebih wajah khawatir disertai cemas Sehun saat ini membuatnya semakin merasa gundah.
"Kamu tidak apa-apa?"
Sooji bergeming, mendengar pertanyaan itu tapi ia mengabaikan. Dipikirannya masih bertanya-tanya, bagaimana pria itu adalah Myungsoo? Bagaimana mereka bisa bertemu kembali disaat ia dengan sangat yakin bahwa pertemuan kedua tidak akan pernah terjadi setelah malam natal yang lalu. Dan kabar buruknya, ia sudah akan menikah dalam hitungan hari. Apa yang akan Sehun lakukan jika Myungsoo membeberkan apa yang telah mereka lewati malam itu?
Oh astaga! Memikirkan bahwa Sehun akan terluka karena perbuatannya dan membatalkan pernikahan mereka membuat darah diwajah Sooji nenyurut, badannya menggigil dengan panik hingga sentuhan dipundak serta wajah membuatnya menatap nyalang pria didepannya.
"Sayang, apa yang terjadi? Kau sakit?" Sehun tidak menyembunyikan kekhawatirannya, terlebih saat melihat tunangannya hanya diam dengan wajah pias. Ia takut jika anemia Sooji kambuh.
Wanita itu mengerjap, ia mengamati wajah pria yang mencemaskannya saat ini. Oh betapa dia sangat mencintai pria itu dan pikiran tentang berpisah dengannya bukanlah sesuatu yang bisa ia tanggung. Hingga tanpa sadar wajahnya telah basah, ia menangis dalam diam membuat Sehun semakin panik.
"Oh sayang, apa yang sakit? Bicaralah, beritau aku apa yang sakit. Jangan diam seperti ini," Sehun merendahkan tubuhnya mengikuti arah kepala Sooji yang sudah tertunduk dalam tangisan, bukannya diam atau berbicara Sooji malah semakin terisak.
Sehun menghela nafas gusar, ia tidak tau apa yang terjadi pada tunangannya. Selama beberapa tahun saling mengenal ini pertama kalinya ia melihat Sooji menangis tanpa alasan, kalaupun wanita itu sakit dia pasti akan mengeluh padanya, bukan hanya diam seperti saat ini. Merasa jika tangisan wanitanya tidak akan berhenti, Sehun lantas menarik bahu Sooji lalu mendekapnya dalam pelukan hangat. Tubuh Sooji semakin bergetar kala membalas pelukan pria itu.
"Sayang jangan menangis, kumohon," Sehun berbisik pelan diantara helaian rambut Sooji yang menempel diwajahnya, "kau bisa bercerita padaku apapun itu."
Sooji menggelengkan kepala menolak untuk berbicara apapun, saat ini yang ia butuhkan hanya pelukan Sehun untuk membuatnya percaya jika pria itu masih berada disisinya dan tidak akan meninggalkannya.
***
Jiwon menyeringai meneliti penampilan wanita dihadapannya, kedua tangan bersedekap sembari menganggukan kepalanya beberapa kali membuat sang wanita yang ditatap merasa risih lalu mendengkus setelah menyeruput minumannya.
"Berhenti menatapku seolah aku ini makhluk luar angkasa Kim-ssi."
Jiwon menyipitkan mata, sejurus kemudian ia mencondongkan tubuhnya kedepan agar bisa menjangkau wanita diseberangnya, "behenti memanggilku seperti itu Bae Sooji. Aku lebih tua darimu!" Omelnya sembari memberi jitakan di kepala Sooji, wanita itu kembali mendengkus dengan satu tangan mengusap kepalanya.
"Lagipula aku cukup penasaran dengan apa yang terjadi padamu setelah pemotretan kalian."
Sooji memutar bola matanya kesal, "Sehun dan curhatan kolotnya!" Desisnya membuat Jiwon mau tak mau tertawa.
"Hei jangan salahkan kekasihmu. Dia hanya punya aku yang bisa digunakan untuk berkeluh kesah atas perilaku ajaib tunangannya," Jiwon berhenti untuk tertawa lalu ia melanjutkan, "lagipula Sehun terlihat sangat khawatir saat itu. Jadi apa yang terjadi sebenarnya?"
Sooji terpekur, menatap Jiwon yang sudah melipat tangannya di atas meja seraya menanti jawaban. Ia menarik nafas sejenak sebelum bertanya, "dia menyuruhmu untuk menginterogasiku ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Dilectio #1 [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== ET DILECTIO [Bittersweet Stories #1] °SaveCEO Award 2017 Winner [Category : Fanfiction]° Bae Sooji memiliki seorang tunangan y...