ED 22 | Start Over

3.2K 492 419
                                    

Hampir 4000 words (hmpir 2x lipat dri biasanya) 😥
Berbahagialah kalian 🙌
.
.
.

Sooji meluruskan kaki ketika tubuhnya duduk di atas ayunan, ia mendekap sebuah novel yang akhir-akhir ini menjadi hobinya untuk membunuh waktu luang. Matanya memandang lurus ke arah halaman luas yang dipenuhi rumput-rumput lebat, di atasnya beberapa anak sedang bermain sembari tertawa lepas, sama sekali tidak terlihat kerapuhan atau kekurangan dari mereka. Ia selalu menyukai anak-anak, dan ketika mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu perawat di rumah singgah ini, ia merasa antusias untuk menjalaninya.

Lalu tanpa sadar ia tersenyum ketika matanya menangkap sosok pria yang berdiri tak jauh dari anak-anak, pria itu begitu serius dan berkonsentrasi pada pose yang ia potret, lensa kameranya mengikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh anak-anak itu tanpa sedikitpun memberikan rasa risih pada objeknya. Sooji menunduk, ia menatap ujung sepatu putihnya dengan pandangan menerawang, dua jam yang lalu ia tidak pernah menyangka jika bisa bertemu dengan pria itu lagi. Setelah semua yang terjadi.

Butuh hampir dua tahun untuknya bisa melepaskan semuanya, melupakan patah hatinya, kesengsaraan serta rasa bersalahnya. Tahun pertama ia lewati dengan usaha keras untuk terus bangkit, mencari semangat hidup yang bisa mencegahnya agar tidak bertindak di luar nalar, dan semuanya ia lewati dengan susah payah atas bantuan orang-orang terdekatnya. Memasuki tahun kedua, Sooji telah merasa hidupnya sudah lebih baik, tapi kepingan itu jelas masih tersimpan di sudut hatinya.

Saat itu ia menemukan dirinya sudah tidak bisa lagi meneruskan hidup seperti dulu tanpa dibayang-bayangi oleh sosok Sehun, Myungsoo, ataupun bayinya. Jadi dengan keputusan yang telah ia pikirkan secara matang, Sooji memilih untuk pergi--menyembuhkan sisa luka yang masih berpendar di hatinya. Sembilan bulan ia habiskan untuk berkeliling dunia, mendatangi berbagai macam kota dengan budaya dan nilai mereka masing-masing, mencari ketenangan jiwa dan tujuan hidupnya yang baru. Hingga tiga bulan yang lalu ia tanpa sengaja membeli tiket menuju kota ini dan sesaat ia mendaratkan kaki di luar bandara, ia merasa pilihannya tepat dengan berada di sini.

Ia merasa Vatikan akan menyembuhkannya, memberikannya hidup yang baru dan lebih berwarna. Itu alasannya tetap menetap di sini sampai saat ini, terlebih ketika ia menemukan rumah singgah milik Silvia yang tidak sengaja di lewatinya saat mencoba untuk mencari penginapan di sekitar kaki gunung. Awalnya ia tidak yakin, tapi melihat anak-anak berada di sekitar bagunan sederahana itu, Sooji jadi menetapkan pilihannya.

Hingga saat ini ia merasa bebas, merasa semua lukanya telah disembuhkan. Melihat wajah ceria anak-anak itu setiap hari sangat membantunya untuk mengeringkan luka tersebut, sekarang ia bahkan bisa mengingat Sehun dengan senyum melengkung lebar di wajahnya--padahal dua tahun lalu jangankan untuk mengingat, mendengar namanya saja ia sudah menangis histeris. Adalah sebuah pencapaian terbaiknya selama ini.

Ia juga memiliki foto Sehun di dalam kopernya, untuk mengenang pria yang dulu menjadi sosok terpenting dalam hidupnya. Memiliki foto itu hanya membuatnya mengingat betapa dulu ia sangat mencintai pria itu, betapa mereka sungguh bahagia hidup bersama.

"Aku tidak pernah membayangkan kau dan novel romansa adalah padanan yang tepat."

Sooji tersentak mendengar suara berat yang menegurnya, ia mendongak ketika bayangan hitam menutupi tubuhnya dari pancaran sinar mentari. Matanya menangkap wajah ceria sekaligus bimbang dari pria itu sebelum akhirnya menunduk untuk melihat novel dalam tangannya.

"Oh ya, ini merupakan hobi baruku," tukasnya dengan suara lembut.

Myungsoo tersenyum kecil dan menyingkir dari hadapan Sooji, hanya selangkah. Tatapannya masih terkunci pada wanita itu, "keberatan jika aku duduk di sini?" tanyanya kemudian menunjuk ayunan kayu yang kosong di samping wanita itu, Sooji menoleh lalu kembali mendongak menatap Myungsoo, ia tersenyum dan menggeleng kecil.

Et Dilectio #1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang